3. Penguntit!

365 25 12
                                    

Pukul 14.45 pm.

Bel sekolah berdering panjang menandakan waktu pelajaran terakhir usai---semua kelas dibubarkan.

"Hi sinikel." begitu Ika menyapa zizi sambil nyengir. Sedang yang disapa terus berjalan tanpa perduli dengan keberadaan Ika disisi kanannya "buruburu amat Neng" ujar Ika lagi sembari mempercepat langkah hendak menyeimbangkan langkah zizi.

Melihat adegan kejar-kejaran Ika dan Zizi. Buru-buru si helen merangkul tangan kiri Ika. Ia juga tak mau kalah ikut dalam permainan keduanya.

"Eh si cewek sinikel mau pulang bareng aja ?" Ika bertanya kembali pada zizi. Lalu dijawab tegas oleh zizi dengan jawaban yang masih sama "Nggak!"

"Dijemput yah, emang?" Kini Helen yang gantian menanyakan hal itu namun Zizi hanya diam tak merespon apapun, Zizi terus berjalan.

"Kalo gak, yaudah sama-sama aja yuk! aku anterin sampe rumah." Ika memperjelas maksudnya dan terus membuntuti zizi.

"Bisa sendiri. Thanks" jawab zizi yang akhirnya menghentikan langkah dengan mimik wajah yang mulai kesal dan Ika yang Melihat perubahan rona wajah zizi, akhirnya memutuskan berhenti dan berbalik arah.

"Hadeh sinis banget sih mba, Haha"sindir  Ika kemudian melanjutkan langkah, dan jelas helen mengikuti. Namun sekarang keduanya sudah berlawanan arah dengan zizi.

"Sudah biasa anak-anak menyebutku seperti itu. Bukan pertama kalinya. Bahkan sudah tidak terhitung berapa kali aku dikucilkan karena sifat sinisku." Bisik zhy dalam hati.

****

Sekarang zizi tiba dirumah lebih cepat dari biasanya. Sebab ada beberapa hal yang dulu ia lakukan sebagai daily rutine di Sekolah, sekarang sudah tidak lagi.

"Assalamualaikum Mam.." zizi yang baru tiba dirumah hanya memberi salam, lalu menerobos masuk begitu saja.

"Wallaikumsalam sayang. Loh kok pulangnya cepet, gak bimbingan dluh?" Deby yang berada di ruang tivi menyambut salam dari zhy, namun Ia tidak mendapat salim seperti biasanya. Sebab, setelah memberi salam zhy langsung menerobos menuju lantai atas.

"Udah gak bimbingan lagi Mami.. Kan udah kelas sebelas. Udah gak ikut olimpiade biologi lagi" terang Zizi sembari melenggang naik ke lantai atas..

"Eh Lupa salim ke Mama kamu sayang" Protes Deby.

"Ups" Zizi tertawa kecil. Kemudian dengan suara manja zhy yang kini berada di anak tangga teratas beratraksi seolah meraih tangan kanan Deby dan menciumminya.

Deby yang melihat tingkah Jail Zhy hanya bisa merana dari lantai bawah.

"Nah tuhkan kenapa sih gak ikut saran mami aja, kenapa gak ambil ipa, coba! Alasannya apa?" Tanya Deby.

"Kan gak mau jadi dokter maam. Jadi gak musti masuk Ipa jugakann.." Ujar Zhy dengan terus berjalan di koridor lantai atas menuju kamar.

Setelah sudah berada didepan pintu kamar, Zhy berhenti sejenak sembari memegang kenop pintu hendak membukanya, namun niatnya terurung, Ia mundur perlahan dan menengok kembali kelantai bawah sekedar melihat Deby.

"Mam" panggilnya. Dan Deby mendongak menatap zizi dari lantai bawah (ruang tivi)

"ada hobby baru yang pengen Zizi geluti" terangnya, tak ingin membuat Deby kecewa.

Dan dari bawah Deby hanya bisa menatap sekaligus terdiam mendengar alasan Zizi itu. 

"Percaya aku Mam" lanjutnya tersenyum.

Let Me Know! (END)  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang