Part 10. "Lepidopterophobia"

122 15 6
                                    

Dia itu nggak bisa diprediksi, persis kayak cuaca. Tapi, cuaca yang nggak bisa diprediksikan itu, bermanfaat. Selalu bermanfaat bagi semua makhluk hidup, teristimewa buatku.
~Talya

..

..

..

Lepidopterophobia

"Ke_kenapa?" Aku bergerak gelisah, berusaha mengingat ada hal lucu apa dariku yang berhasil membuat Kak Uga terbahak. Sampai tiba-tiba aku mendapati hidung dan bibirku telah basah karena suatu cairan.

YAAMPUN!
AKU INGUSAN?!

Secepar kikat aku langsung mengelap cairan di bawah hidungku menggunakan sapuan tanganku sendiri. "Eh, hehehe..." Kekehku yang terdengar dipaksakan.

"Gue kira orang kota itu pada umumnya jijik-an." celetuk Kak Uga yang berhasil menyinggung perasaanku.

"Ekhem, nyinggung nih?" Aku berdeham, lalu berjalan ke tempat duduk di sepanjang pinggiran balkon.

"Bukan gitu," Kak Uga berjalan ke arahku, lalu menumpukan tangannya di pinggir balkon. "Kan gue bilang 'pada umumnya'," terdengar tarikan napas berat dari Kak Uga.

Jujur saja, Aku bingung mau bicara apa. Ternyata mencari topik pembicaraan itu tidaklah segampang yang kita kira.

Lama tidak ada suara hingga tersisa keheningan yang menyelubungi balkon. Ralat, suara para homo sapiens dari dalam rumah yang terdengar hingga balkon dan suara jangkrik yang saling bersahutan.

Aku kembali menutup mataku, melanjutkan kegiatanku yang tadi tertunda. Menyesap udara langka yang mumpung gratisan.

"Puas?"

Aku membuka mata dan menyadari Kak Uga telah duduk tepat di sampingku.

"Sejak kapan lo disitu?" Aku menggeser pantatku sedikit menjauh.

"Maksud lo? Owh, sejak lo nutup mata."

"HAH?! U-udah akh, masuk yuk. Dinginnn..." Ajakku berusaha menyembunyikan kedua pipiku yang mungkin sudah semerah tomat sekarang.

"Tunggu." suara berat di belakangku menginterupsi, walaupun tidak menghentikan niatku untuk masuk ke dalam rumah. "Gue bilang tunggu." ada ketegasan dari nada bicara Kak Uga.

Karena takut, aku langsung menghentikan langkahku, mengurungkan niat untuk masuk ke dalam rumah.

Arghhh! Kak Uga ngapain lagi sih? Orang udah menggigil di luar kek gini masih aja ditahan.

"Lo belum jawab pertanyaan gue." cetus Kak Uga setelah aku berdiri di depannya.

"Hah? Yang mana?" kalimat ambigu Kak Uga membuatku mau tak mau kembali berpikir.

"Yang tadi, yang pas lo buka mata."

"Owh, yang 'puas' itu?" Sahutku seadanya.

Kak Uga mengangguk pelan.

"Gue nggak ngerti maksud pertayaan l_"

CO(US)IN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang