Part 14. "Teman Baru Ello"

80 12 0
                                    

"Kakak nggak mau nyoba gabung sama mereka?"
~ibunya Talya

..

..

..

Teman Baru Ello


Kedua mataku tidak berhenti menatap sinisi cowok yang telah menertawaiku beberapa jam lalu. Bahkan jika kalian bisa melihatku, ekspresiku saat ini persis seperti singa yang telah menargetkan mangsanya.

Harus aku kasih pelajaran tuh anak!

Tiba-tiba aku teringat akan sesuatu.

Ello! dia dimana ya?

Mataku memelotot saat menangkap pemandangan ganjil di depan sana. Ello berada di tengah-tengah geng-nya Kak Uga.

Ello?
NGAPAIN DIA MAIN SAMA ANAK ITU?!!!!!

"Mah. Adek ngapain di sana, Mah?" bisikku ke Mamah.

"Mamah suruh dia nyari teman. Lagian Mamah bosen tau Kak, ngeliat adek main hape terus. Kakak emangnya enggak bosen?" mata Mamah menatap Ello tajam.

Oo.. jadi itu teman-teman baru Ello. NGGAK! Ini nggak boleh dibiarin!

"Bosen sih. Tapi apa harus, sama mereka?" Tanyaku sedikit berbisik entah yang entah kenapa malah membuat Mamah menatapku tajam.

"Enggak boleh gitu, Kak. Kita, orang dari kota, harus nyontohin yang baik ke orang-orang disini, salah satunya mau berteman tanpa pandang bulu." tutur Mamah. "Apalagi nih Kak, biasanya orang disini tuh malu kalau mau ngajak main atau kenalan sama orang kota kayak kita." tambahnya.

"Oo. Jadi intinya?"

"Ya.. kita lah yang harus duluan kenalan sama mereka."

Aku mengangguk paham. "Mah. Tapi kok Kak Uga_"

"Kak Uga? Mamah nggak pernah dengar_ Oh! Yang waktu itu kenalan sama Mamah di truk?" Seru Mamah dengan semangat.

~Flashback on~

"Kalau kamu siapa namanya?" tanya Mamah lagi setelah beberapa menit.

"Saya Uga. Kalau ini Gerson," tunjuk cowok seumuranku itu.

"Ooo..." Mamah ber-O. Tiba-tiba kepala Mamah menengok ke arahku, "Kak, kenalan dong!" tatapan Mamah beralih menatapku.

~Flashback off~

Aku hanya bisa tersenyum dan menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

"Lah? Kok kamu bisa tiba-tiba kenal sama Uga?" Mamah melemparkan tatapan curiga sembari tersenyum ganjil, lalu menaik-turunkan alisnya ingin menggodaku.

"E-eh itu Mah, kan dia yang selalu ngebantu aku naik-turun truk,"

"Ooo. Jadi ceritanya Kakak udah kenal dekat nih sama si Uga-Uga itu?" Mamah tersenyum lebar, lagi-lagi menggodaku.

"Enggak gitu juga Mah.." Aku berusaha menghindari cekikikan Mamah.

"Kalo dipikir-pikir, Uga ganteng banget ya? Jarang lho ada yang seganteng itu di sini," Mamah melihat ke arah Kak Uga yang sedang tersenyum lebar sambil menampakkan giginya di depan sana, membuat pipiku bersemu merah saat melihatnya. Tapi kenapa ya? Aku nggak biasanya kayak gini.

"Ih apaan sih Mah. Biasa aja tuh." padahal dalam hati..

"Biasa biasa.. tapi pipinya jadi merah." lagi-lagi Mamah tersenyum genit ke arahku.

CO(US)IN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang