"Mah, kok pada make sarung semua sih Mah?"
~Talya..
..
..
Cowok Br*ngsek
Dengan badan menggigil kedinginan aku berjalan kembali ke dalam rumah. Untungnya udara di dalam rumah terasa lebih hangat meskipun tidak menenangkan badan menggigilku. Jika tidak pastilah aku sudah mati kedinginan sekarang.
Kepalaku menyembul di ambang pintu rumah seraya menengok ke kanan kiri, memastikan keadaan rumah sekarang sedang sepi. Dan memang benar, tidak ada satupun pergerakan yang mencuri perhatianku baik dari dapur maupun ruang keluarga.
Fyuh, aman.
"WOI!" teriakan suara tidak dari belakangku membuatku tersentak.
"LOOO..." kalimatku melayang di udara ketika berhasil melihat sosok itu.
"Ngapain?" tanya Kak Uga dengan salah satu alisnya yang naik.
Tanpa mengucapkan satu patah kata pun aku segera pergi ke dalam rumah dengan berlari kecil, dengan kedua telapak kakiku yang kembali kotor karena pasir yang aku injak selama perjalanan dari luar kamar mandi hingga ke dalam rumah, mengingat usahaku mandi sambil melawan segala hal menyeramkan di gubuk tadi menjadi mubazir.
Lain kali aku bakal pake sendal sambil mandi. Hold my words.
***
"Gimana? Segar kan habis mandi?" tanya Mamah sambil memakai rias wajah dengan teliti.
Badanku yang masih sedikit menggigil sehabis mandi 15 menit lalu tentu tidak setuju dengan pertanyaan dari Mamah.
Mamah melihat ke arahku melalui pantulan kaca sembari terlihat menarik sebuah garis pada alisnya. "Kalau kedinginan, Kakak boleh nggak mandi kok besok. Tapi seharusnya mandi terus supaya terbiasa, kan jadi nggak dingin tuh kalau udah terbiasa mandi air dingin," kini Mamah berganti menarik garis di alis kirinya.
Lagi-lagi aku hanya bisa membisu, meskipun begitu aku mengiyakan pernyataan Mamah. Lagipula, kalimat Mamah tidak perlu aku ragukan lagi kebenarannya.
Selang beberapa menit, Mamah keluar dari kamar ditemani pakaian formal dan riasan wajah sederhana--yang pastinya tetap membuat Mamah terlihat lebih bersinar--ketika Ello memberi tahu bahwa sudah ada beberapa tamu yang duduk di ruang tamu.
Kini giliranku yang merias wajah. Salah besar kalau kalian berpikir rias wajah yang akan kupakai nanti adalah rias wajah pengantin, maksudku disini rias wajah yang membuat pemakainya tampak seperti ondel-ondel.
Rias wajahku itu, tidak lain dan tidak bukan hanyalah bedak dan lipstik. Yap, that's all. Sederhana bukan? Kelewat sederhana tepatnya.
Pakaiannya! Hem, untuk celana kayaknya ngikutin Mamah aja deh, pake jeans.
"Tada!" pantulan diriku dari kaca menampilkan tubuhku yang berbalut pakaian formal namun sederhana dan make up yang super simple.
Setelah beberapa kali menyemprotkan parfum ke tubuh dan menyiapkan kitab suci untuk ibadah, aku segera melangkah keluar kamar tanpa mematikan lampu terlebih dahulu karena memang belum waktunya lampu menyala--sekarang baru pukul 18:00, sedangkan listrik baru menyala pukul 19:00.
KAMU SEDANG MEMBACA
CO(US)IN [Selesai]
Romance"Dear U... I have something for U. It's about U." »💌 CO(US)IN book 1 Hei! Apa di dunia ini ada jasa menitip salam? Jika ada, aku ingin menitip salam untuk semesta sekarang juga. Bilang padanya, "Persetan dengan hubungan darah." ~✿~ Semua ini bermul...