"Janji dulu."
"Janji apa?"
"Jaga diri lo baik-baik."
..
..
..
Filosofi Remi
Kami berlima--Mamah, Ello, aku, Kak Putri, dan Aldo--menatap kartu yang tengah dikocok oleh Kak Uga. Ralat, aku beberapa kali mencuri pandang agar bisa menatap wajah serius Kak Uga yang menggemaskan waktu menatap kartu di tangannya.
"Oke." Suara Kak Uga menyadarkanku. Secepat kilat aku mengalihkan tatapan ke beberapa kartu yang telah tergeletak secara asal di depanku.
Bagiin kartunya ikhlas sekali kamu mas eh bang maksudnya.
Sesuai siapa yang menang hompimpa di awal tadi, Mamah menurunkan kartunya sebagai pembuka. Diikuti aku yang duduk di samping kiri Mamah. Kami menyetujui saran Mamah bahwa putaran permainan akan dilakukan layaknya arah jarum jam. Itu berarti putarannya adalah Mamah-aku-Kak Putri-Kak Uga-Aldo-Ello.
Sebenarnya permainan ini akan berjalan layaknya permainan di tempat perjudian, yang diikuti oleh raut-raut serius dan orang-orang berambisi tinggi. Tapi bukan permainan seperti itu yang kami harapkan. Apalagi aku dan Aldo, yang sangat tidak menyukai kesunyian dan keseriusan. Berbanding terbalik dengan pribadi Kak Uga, yang sedari tadi tidak menampilkan ekspresi berbeda di saat yang lain tertawa karena gurauan semata Aldo.
Aku menggeleng menatap Kak Uga. Tidak, bukan karena ekspresinya yang selalu datar. Tapi_
"Pft! HAHAHAHA!"
Krik... Krik...
Kami menatap Kak Uga bingung dengan alis bertaut. Di saat kami berlima sedang serius menatap kartu di genggaman tangan masing-masing, kini justru Kak Uga yang tertawa terbahak-bahak seorang diri.
Tawanya yang tidak berhenti dan memecah keheningan tentu saja membuat tawa kami ikut terpancing.
"Hah? Hahahaha!" Kami berenam tertawa lepas sambil menatap satu sama lain, tidak peduli dengan kumpulan bapak-bapak dan kakek-kakek yang kegiatan 'gosapi'--gosip sambil ngopi--nya terganggu karena sibuk memerhatikan kami di depan tv.
"Kak, lu ngetawain siapa dah?" Tanya Ello dengan wajah polosnya sambil menatap Kak Uga.
"Lu! Hahaha!" tawa Kak Uga kembali pecah.
"Gua kira lu jadi gila Kra." Kak Putri menggeleng kepalanya.
Kra? Jangan-jangan...
"Nama gua Uga." Tekan Kak Uga di kata terakhir. "Bukan Nukra." Kak Uga mengatur kartu di tangannya.
HAHHHHHHH?!!!!!!
"J-jadi Nukra itu lo, Kak?" Aku menatap Kak Uga tak percaya.
BERARTI SELAMA INI AKU EMANG GAK ASING SAMA NAMA NUKRA! Itukan waktu, waktu,
"Makasih ya Dek, kamu baiknya kelewatan. Pantesan aja Nukra fans berat sama kamu." Kalimat Kak Putri membuatku mengerutkan kening.
Nukra?
"EKHEM!" dehaman cempreng seseorang membuat kami berdua tersentak. Terlebih dehaman itu berasal tepat dari samping gue.
Dan tatapan Kak Uga ke Kak Putri...
KAMU SEDANG MEMBACA
CO(US)IN [Selesai]
Romansa"Dear U... I have something for U. It's about U." »💌 CO(US)IN book 1 Hei! Apa di dunia ini ada jasa menitip salam? Jika ada, aku ingin menitip salam untuk semesta sekarang juga. Bilang padanya, "Persetan dengan hubungan darah." ~✿~ Semua ini bermul...