Special Part || *Nukra

74 11 5
                                    

Jangan lupa votenya manteman!

Btw, Nukra itu panggilannya Kak Putri;)

_____________________

Suara mesin truk yang tiba-tiba mati mengalihkan tatapan gue--jangan tanya dari siapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara mesin truk yang tiba-tiba mati mengalihkan tatapan gue--jangan tanya dari siapa. Mata gue kembali ke Talya, yang sekarang rautnya berubah jadi kayak kertas abis diremas-remas.

Gue terkekeh pelan melihat bibirnya yang dimanyunkan. Rasanya gue jadi pengen ngacak-acak rambutnya.

Gue beranjak menuju ujung truk bertepatan dengan munculnya sebuah ide di otak bobrok gue.

Semoga bantuan gue diterima.

"Tal_" Gue menggantungkan kalimat sendiri bersamaan dengan langkah gue yang berhenti.

Entah bagaimana caranya, gadis dengan tinggi jauh di bawah gue tersebut berhasil membuat rasa kehilangan, sedih, marah, dan kecewa menyerang gue di saat yang bersamaan sekarang.

Anjing. Gue kalah cepet dari Gerson.

Alih-alih meluapkan kekesalannya, gue memaksakan senyum tipis terbit di bibir gue waktu ngeliat cewek mungil itu juga tersenyum. Ke arah sahabat gue, Gerson. Satu-satunya cowok yang mau jadi teman gue yang super egois dari masa gue ingusan dan kencing celana. Orang yang udah gue anggap sahabat bahkan keluarga sendiri.

***

Gue kenal seseorang yang selalu menanamkan keempat anaknya kerja keras agar bisa mendapatkan apa yang mereka mau.

Orang itu ayah gue. Waktu kecil, gue udah diajarin nyari kayu hutan buat bikin perapian di rumah. Masak, bangun rumah pake kayu, bikin api unggun, ngasi makan kuda--peliharaan ayah, dan beberapa hal lain yang seharusnya gak wajar dipelari anak-anak seusia gue kala itu, udah gue kuasi berkat bantuan ayah.

Gue pernah ngeluh, dan berakhir dengan mendaratnya sebatang kayu di paha gue. Dari situ gue malah nyadar kalau selama ini ayah gue ngajarin semua itu buat membentuk kepribadian gue supaya tahan banting.

Sayangnya kepribadian yang udah dibentuk susah payah sama ayah sedikit runtuh hanya karena hal sepele.

Hm, cewek itu.

Gue malah sedikit menjaga jarak sama dia dan sahabat gue setelah tragedi beberapa jam lalu.

Kemana gue yang tahan banting? Kemana semua kerja keras ayah gue selama bertahun-tahun? Kemana gue yang langsung jijik bahkan pengen muntah cuma karena seorang cewek berdiri di dekat gue? Kemana gue yang nggak pernah jatuh cinta?

CO(US)IN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang