Part 29. "Kak Uga & Kak Putri"

47 12 0
                                    

"Sial, aku gagal mengartikan arti pandangan Kak Uga yang tertuju ke Kak Putri. Tajam? Dalam? Sinis? Tatapan suka?"

..

..

..


Kak Uga & Kak Putri


Kini para rombongan telah berada di atas truk, bersiap menempuh sisa perjalanan ke tujuan akhir kami.

Toraja.

Setelah memikirkan dengan matang, aku rasa inilah saatnya tongsisku berganti kepemilikan.

Aku segera berjalan ke arah Kak Putri yang sementara berbincang dengan Aldo.

Tiba-tiba perasaan gugup menjalar di tubuhku. Jantungku berdegup lebih cepat dari biasanya. Sepercik rasa ragu mulai muncul, membuat sebuah pertanyaan timbul di benakku.

Gimana kalau nanti Kak Angel nolak dan malah gak suka?

Aku berjalan lebih dekat ke arah Kak Angel alih-alih memutar badan dan pergi menjauh. Lagipula tinggal beberapa langkah lagi hingga aku sampai di depannya, jika tidak sia-sialah usahaku kalau aku mengurungkan niat.

"Kak Angel..." Interupsiku sambil menahan rasa gugupku.

"Eh iya kenapa Dek?"

Dek itukan panggilannya Kak Uga.

Aku menengok kanan-kiri, berniat mencari sosok yang baru saja muncul di pikiran ku.

WAIT! KENAPA AKU NYARI DIA?

"Ekhem_ Kak, ini ada sesuatu buat Kakak. Anggap aja sebagai oleh-oleh dari aku ya Kak." Ujarku ramah setelah kembali menghadap Kak Putri, sambil memberikan tongsis yang terus bertengger di tanganku sejak beberapa saat lalu.

"Dek, kamu yakin? Ini... Kakak gak salah denger kan?" Kata Kak Putri ragu hingga membuatku terkekeh.

"Enggak salah kok Kak. Aku kasihnya ikhlas lho ini." Ujarku yang masih menjulurkan tongsis tepat di depan Kak Putri. Tongsis hadiah ultahku yang akan segera menjadi milik Kak Putri. Tak apa. Lagipula barang masih bisa dibeli dan diganti, kan?

"Emmm... Kakak gak bisa Dek, maaf ya. Kakak tau diri ini punya kamu, dan pasti berharga buat kamu." Tolak Kak Putri halus sembari mendorong tongsis di tanganku kembali ke arahku.

Aku menghembuskan napas lalu memutar bola mataku. Tanpa berpikir panjang aku menarik paksa pergelangan tangan kanan Kak Putri dan meletakkan tongsisku di atas telapak tangannya. "Gak boleh nolak pemberian orang." Tegasku sedikit keras, membuat kami berdua menjadi pusat perhatian para rombongan. Tak hanya itu, ekor mataku menyadari seseorang di sampingku memberikan tatapan yang susah diartikan ke arah kami berdua.

Itu ke arah kamu geblek!

"Makasih ya Dek, kamu baiknya kelewatan. Pantesan aja Nukra fans berat sama kamu." Kalimat Kak Putri membuatku mengerutkan kening.

Nukra?

"EKHEM!" Dehaman seseorang membuat kami berdua tersentak. Terlebih dehaman itu berasal tepat dari sampingku.

Aku mengusap-usap telingaku dan berniat memarahi orang tadi sebelum menyadari kalau itu...

"Cempreng banget suara lo!" Cibirku kesal melihat tatapannya yang malah mengarah ke Kak Putri, menghiraukanku

Kak Uga menatapku sebentar, kemudian kembali fokus pada Kak Putri. Sial, aku gagal mengartikan arti pandangan Kak Uga yang tertuju ke Kak Putri. Tajam? Dalam? Sinis?

CO(US)IN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang