" Lepaskan aku! "" Jihyo— "
BAM!
Jungkook dengan pantas menyorok di tepi keretanya apabila Shi Hoo mulai angkat pistol dan menembak. Mujur sahaja dia cepat. Sebagai anggota polis dia perlu cepat.
Balik sahaja kerumah dia melihat Jihyo ingin di bawa pergi oleh Park Shi Hoo.Pistol di belakangnya dia keluarkan dan terus bangun. Dia halakan kepada Park Shi Hoo.
" Shi Hoo— lepaskan Jihyo sekarang "
Ujarnya memberi amaran keras. Di pandang cinta hatinya yang sudah menangis.Shi Hoo senyum sinis.
" Kau nak tembak aku? jom, kita tengok siapa yang tembak siapa! "
Dia tarik picu pistol dan di halakan tepi kepala Jihyo.Jihyo pejam mata dan dia benar-benar ketakutan sekarang ini.
" Yah— kau jangan jadi gila Shi Hoo. Jihyo tak ada kaitan langsung dalam hal kau dengan omma, appa dia. Kau tak payah heret dia sekali!! "
Jungkook sudah menengking marah. Jihyo buka mata, dia tidak terkejut apabila omma dan appa nya di sebut kerana sudah lama tahu semuanya." Oh— tak payah heret dia sekali. Tapi aku rasa sayang lah pula dekat dia. Apa orang kata, cinta pandang pertama "
Shi Hoo merapatkan pipinya ke pipi Jihyo membuatkan gadis itu menangis ketakutan." Jangan sentuh dia! Kau bedebah "
BAM!
" Arghh— "
Shi Hoo terduduk apabila pehanya di tembusi peluru dari pistol Jungkook. Dia mengerang kesakitan. Pistol sudah terlepas dari tangan membuatkan Jungkook cepat-cepat hampiri dan ambil pistol itu.Jihyo pula dia tarik ke dalam pelukannya dan sedikit menjauh. Pistol masih di halakan kepada Park Shi Hoo.
" Aku memang pantang kalau sesiapa sentuh hak aku. Kau memang cari nahas! "
Dia berkata dengan nada marah. Terasa mahu meletop kemarahannya sekarang ini.Shi Hoo tertawa.
" Apa salahnya hak kau kongsi dengan aku! "BAM!
Sekali lagi Shi Hoo di tembak.
Lelaki itu terbaring kaku di situ. Dada Jungkook turut naik menahan marah. Dalam masa sama sebelah tangannya memeluk Jihyo. Dia tahu Jihyo dalam ketakutan sekarang ini.Bunyi telefon mengalihkan perhatiannya. Pistol dia selitkan kembali ke belakang manakala pistol Shi Hoo di baling kembali kearah Shi Hoo. Lelaki itu sudah tidak bernyawa.
" Nae— dekat mana? "
" Okay, aku ke sana sekarang "
Talian di matikan.Dia meleraikan pelukan.
" Jihyo— oppa kena pergi ni. Jihyo tunggu dekat rumah ye " ujarnya, tetapi gadis itu gelengkan kepala." Wae? "
Tanyanya." Jihyo nak ikut oppa "
Dia menjawab bersama tangisan.Jungkook memegang kedua pipi Jihyo. " Tak payah lah. Jihyo tunggu oppa dekat rumah " tetapi tetap di geleng oleh Jihyo.
" Hiks— oppa. Auntie Jeon dengan Auntie Yoon Joo kena ikat dalam rumah "
balasan dari Jihyo benar-benar mengejutkan Jihyo. Lengan Jihyo di tarik, keduanya meluru masuk ke dalam rumah." Omma, ahjumma— "
Jungkook meluru kearah Puan Jeon dan Yoon Joo yang diikat diruangtamu. Tali yang mengikat keduanya di buka. Jihyo pula berdiri di belakang Jungkook." Omma okay? "
Tanya Jungkook, anggukkan dari omma nya itu membuatkan dia merasa lega. Tiada cedera apa-apa. " Ahjumma okay? " dia beralih kepada Yoon Joo pula. Pembantu rumahnya itu mengangguk laju." Jihyo— kamu okay tak? " Puan Jeon melihat Jihyo di belakang Jungkook.
Jihyo angguk.
" Saya okay, ahjumma "" Omma, Jungkook kena pergi ni. Kejap lagi anggota lain akan datang sini "
Ujarnya. Puan Jeon angguk faham. Anaknya itu seorang polis dan punya tanggungjawab besar.Tubuh orang yang melahirkannya itu di peluk erat dan dia berdiri. Dia dan Jihyo saling berhadapan.
" Jihyo tak boleh ikut oppa ke? "
Jihyo menyoal membuatkan Jungkook senyum nipis. Dia geleng perlahan." Bahaya. Oppa tak nak Jihyo dalam bahaya. Jihyo tunggu je oppa dekat sini. Oppa janji oppa akan kembali " Jungkook membalas. Pipi putih Jihyo di sentuh.
Jihyo menitiskan airmata. Dia tidak mahu apa pun perkara buruk terjadi kepada Jungkook. Dia sedar yang dia menyukai, menyayangi lelaki ini.
Jungkook tersenyum. Airmata yang mengalir di pipi Jihyo dia seka dengan jari.
" Oppa janji tak akan ada apa-apa pun berlaku. Habis je tugas oppa datang jumpa Jihyo "" Arrassoe "
...
BERSAMBUNG.