39 .

762 84 8
                                    


Perlahan-lahan Jungkook membuka pintu wad yang menempatkan Jihyo.
Dia tengok kearah sofa, Lish sedang tidur.
Mungkin terlampau mengantuk.
Jam pun sudah menginjak pukul 1:00 pagi.
Di suruh balik tidak mahu.
Katanya ingin tunggu Jihyo sampai esok pagi.

Jungkook hampiri katil.
Sang isteri masih belum tidur, di toleh memandangnya dengan mata sayu.
Tampak lemah terbaring atas katil.
Duduk Jungkook labuhkan atas kerusi tepi katil.

" Waeyo tak tidur lagi, sayang? "
Jungkook bertanya lembut.
Tangan si isteri di pegang.
Kekura tangan Jihyo dielus perlahan.

" Tak ngantuk lagi.
Oppa pula kenapa tak balik lagi?
kesian ahjumma tidur macam tu "
Jihyo kembali menyoal.
Kasihan melihat Lish tidur dalam keadaan duduk di sofa.

Rambut Jihyo yang menutup dahi, Jungkook betulkan.
" Oppa nak hantar ahjumma balik, tapi dia tak nak.
Katanya nak tunggu sayang sampai esok "
Jawab Jungkook.
Di pandang wajah pucat Jihyo dengan rasa menyesal.
Menyesal marah akan isterinya itu.

" Oppa, "

" Erm, kenapa sayang? "

Jihyo menahan rasa.
" Mianhe,
Sebab saya, kita kehilangan anak kita.
Saya.. "

Jungkook memotong percakapan Jihyo.
Bibir pucat itu dikucup sekilas.
" Berhenti cakap pasal ni sayang.
Oppa, tak salahkan sayang.
Sayang dah sedaya upaya jaga anak kita.
Apa yang berlaku semuanya sudah tertulis.
Sayang tak salah sama sekali "
Bagi dia, Jihyo sudah terlalu banyak berkorban.
Walau usia Jihyo terlalu muda, tetapi dirinya terlalu kuat.

Bibir Jihyo membentuk senyum nipis.
" Eunseo unnie macam mana oppa?
saya dengar nurse cakap seorang anggota polis selamat melahirkan "
Walau soalan itu menjentik hatinya, sedikit mengusik perasaannya.
Tetap dia ingin mengetahuinya.

" Nae, Eunseo lahirkan bayi perempuan "
Singkat jawapan Jungkook.
Dia tidak mahu Jihyo terasa.

" Mesti comel kan.
Teringin Jihyo nak tengok baby unnie "
Senyuman Jihyo merekah.
Nampak yang dia teruja dengan berita itu.
" Nanti sayang dah okay kita pergi tengok.
Buat masa ni sayang rehat dulu, okay "

" okay, oppa "

" Okay lah.
Oppa keluar kejap.
Nanti oppa datang balik "
Jihyo angguk.
Kedua belah pipinya di cium lembut oleh sang suami.

Jungkook berdiri.

" Oppa,
apa pun keputusan oppa saya terima "
Jihyo bersuara.
Jungkook merendahkan dirinya.
" Ingat sayang.
Apa pun keputusan oppa, sayang tetap yang teratas dalam hati oppa "

cup!

Dahi Jihyo dicium penuh sayang.
" Tak ada siapa boleh gantikan tempat sayang dalam hati oppa "
Luah Jungkook.

.

Eunseo menutup kembali pintu wad Jihyo dengan perlahan.
Mata di pejamkan sambil tangan masih memegang tombol pintu.
Perlahan airmata mengalir di pipi.
Niat untuk melawat Jihyo di batalkan.
Tidak mahu menganggu mereka berdua.

Eunseo menapak perlahan-lahan untuk kembali ke wad nya.
Sakit bersalin masih terasa.

" Eunseo, "

Apabila dengar seseorang memanggil, Eunseo toleh dan kembali pandang depan.
Airmata di kesat pantas.
Jungkook menghampiri dan berdiri di depannya.

" You buat apa dekat sini?
you kan sepatutnya berehat "
Jungkook menyoal.
Dia yang kebetulan keluar ternampak Eunseo.

" I cuma nak melawat Jihyo "

" Kenapa tak masuk?
Jihyo tanya tentang you "

" I baru teringat yang nurse nak bawa anak I masuk wad I.
Nanti lah I datang melawat Jihyo "
Jawab Eunseo.
Menipu, walau sebenarnya dia mendengar percakapan keduanya.
Disebabkan itulah niatnya untuk melawat Jihyo di batalkan.

" Jom, I teman kan you "

Eunseo terdiam.
Wajah Jungkook di pandang dengan mata berkaca.
" I terlampau kejamkan "
Ujar Eunseo tiba-tiba.
Setitis demi setitis airmata mengalir di pipi tanpa diseka.

" Apa you cakapkan ni, Eunseo? "
Terkejut Jungkook melihat Eunseo yang tiba-tiba sebegini.

" I minta maaf.
I terlampau takut dengan kenyataan sampai sanggup nak rosak kan rumah tangga you dengan Jihyo.. "
Eunseo tunduk memandang lantai.
Esakkan tangis kedengaran.
" I anggota polis.
Tapi lemah, tak mampu nak terima takdir yang dah tertulis dalam hidup I.
Sampai ganggu kehidupan orang lain "
Sambung Eunseo dengan nada yang tersekat-sekat.

" I dengan Jihyo faham apa yang you rasa "
Balas Jungkook.
Eunseo di bawa kedalam pelukannya.
Wanita itu menangis semahunya.
" Kalau I dekat tempat you, I pun tak tahu macam mana nak hadap semua ni.
Kita berdepan dengan takdir yang sama.
Terus terang I cakap yang I tak pernah terfikir untuk menduakan Jihyo bahkan melukakan hati dia sedikitpun.
Dia bagaikan nyawa I, Eunseo.. "
Jungkook jeda seketika.

" Bila marah dia I rasa I lah lelaki paling tak guna dekat dunia ni.
Tengok dia menangis adalah perkara yang paling I tak nak tengok.
Menduakan dia benda yang paling kejam kalau I betul-betul buat "

Eunseo semakin teresak-esak.
" Hiks— kalau Brian masih ada.
Dia pun pasti macam you juga "

" Memiliki dua wanita bukan cinta.
Tapi penderaan hati.
Macam mana seorang manusia yang mempunyai satu hati boleh mencintai dua wanita sekaligus "
Balas Jungkook dan memejamkan mata seketika.
Setitis airmata lelakinya menitis jua.
Mengambarkan dia benar-benar maksudkan tiap butir bicaranya.

Eunseo meleraikan pelukan.
Airmata dikesat.
" I tengah dera hati I sendiri "

Jungkook geleng.
" You tak dera hati you.
Tapi you keliru dengan hidup you sendiri.
You kuat sebenarnya,
Tapi you tak sedar.
You sebenarnya tak buat pun semua ni.
Tapi you terlampau takut untuk terima kenyataan.. "

" Tanpa you sedar kehidupan you lebih indah dari apa yang you fikirkan.
Lebih lagi dengan kehadiran anak you "

Eunseo ukir senyum.
Dia lebih bertuah dengan kehadiran si kecil.
Tuhan tarik sang suami dan di gantikan dengan seorang anak perempuan.
Sedangkan Jihyo kehilangan anak yang di kandung, tetapi Tuhan masih pinjamkan sang suami di sisi.

___

BERSAMBUNG .

ada satu lagi chapter.
nantikan...

[ C ] my strange hero • jjkWhere stories live. Discover now