Disebuah halaman sebuah banglo mewah, seorang kanak-kanak perempuan sedang berlari-lari mengejar seekor kucing jiran yang terlepas masuk ke dalam kawasan banglo mewah.
Sambil tertawa dia mengejar, membuatkan si ayah dan ibu turut tertawa melihat anak mereka itu. Sungguh ceria dan kecomelan yang di buat geram." Auch— huwaaaaa! "
" Jihyo— yeobo anak kita jatuh "
Keduanya kekalutan ingin pergi kearah anaknya itu. Tetapi berhenti apabila seorang remaja lelaki keluar dari rumah dan hampiri anak mereka." Aigo— Jihyo-ya gwenchana? "
Remaja lelaki itu menanyakan dengan nada prihatin. Dia duduk mencangkung di hadapan Jihyo yang sedang memegang lutut dan masih menangis.Jihyo angguk dengan mata merah dan wajahnya di basahi airmata. " Thakit.. " jawab kanak-kanak itu dengan teresak-esak.
" Itulah, waeyo Jihyo pergi kejar kucing tu? Kan dah jatuh "
Ibubapa nya itu mendekati. Anaknya itu di dukung dan di peluk erat. Belakang di tepuk-tepuk perlahan tujuan meredakan tangisan anaknya itu." Jihyo nak main dengan kucing tu. Waeyo dia lari? "
Dalam pelukan dia bersuara. Masih teresak-esak seperti tadi." Dah Jihyo kejar mestilah dia lari. Dia takut lah tu " si ayah bersuara sambil tertawa kecil. Anaknya itu begitu comel. Si ibu tersenyum dan berlalu dari situ untuk masuk ke dalam rumah.
Si ayah mengikut dengan pandangan mata dan dia berpaling kesebelah. Berbalas senyum dengan remaja di sebelahnya itu.
" Saya gagal jaga Jihyo uncle, "
Ujarnya dan tunduk ke bawah.Bahunya di sentuh. " Usia kamu sekarang tak sesuai lagi untuk jaga Jihyo sepenuhnya 100% . Dia jatuh biasa saja. Jangan kamu risau Jungkook "
Jungkook angkat kepala.
" Saya janji dengan uncle. Nanti saya besar saya akan jaga Jihyo sepenuh hati saya. Tak akan saya benarkan dia terluka sedikit pun. Saya janji uncle "
Ujar Jungkook penuh tekad.
Dia rasa bertanggungjawab menjaga Jihyo yang masih kecil itu, walau besar nanti sekalipun." Uncle percaya dengan kamu "
" Sebab itu cita-cita saya nak jadi polis uncle, "
Dengan menjadi polis dia rasa menjadi senjata kuat untuk dia melindungi Jihyo.Kerna dalam usia yang begitu muda dia sudah tahu tentang apa itu tanggungjawab. Dan sudah tahu masalah-masalah yang menimpa keluarga itu.
Ibubapa nya membenarkan dan dia sudah sedia maklum sanggup.——
" Ehem, "
Kim Jae Wook tersedar dari lamunan. Di paling ke sebelah apabila bahunya di tepuk perlahan oleh seorang lagi penghuni penjara bersamanya.
" Waeyo,? "
Dia menyoal singkat." Apa yang kau fikirkan? sedari tadi aku tengok kau termenung saja. Tengah fikirkan tentang apa? " teman yang bernama Philip itu merapatkan lutut dan bersandar di dinding seperti Kim Jae Wook.
Kim Jae Wook gelengkan kepala.
" Tiada apa. Aku cuma teringatkan anak aku "" Dia tidak datang jenguk kau? bukankah sebelum ini dia selalu datang "
Philip juga perasan akan kedatangan Jihyo sebelum ini. Lagipula Kim Jae Wook yang menceritakan akan kedatangan anak perempuannya itu." Dia budak sekolah. Jadi tidak banyak masa terluang "
Ujarnya, walau sebenarnya dia tidak mengharapkan kedatangan Jihyo kerana dia tidak sanggup melihat Jihyo sedih setiap kali datang melawatnya.