Medium or Well Done ?

32.3K 799 4
                                    

Annelise Rosalie Winathan, hampir 5 jam penuh menghabiskan waktu berkutat dengan kesibukan di pantry favoritnya. Tidak terlalu peduli dengan jam makan siang yang terlewatkan dan peluh serta bau asap yang keluar dari hasil masakannya, gadis itu tetap bekerja dengan ritme yang sangat cepat. Cepat atau bahkan terlampau cepat. Nyaris memacu adrenalin untuk mengalihkan sebagian emosi yang datang pagi ini lewat dering telefon berulang kali sejak 2 hari belakangan.

Anne, jika orang lain mengenalnya sebagai seorang chef cantik profesional. Bakat memasak serta keluwesannya dalam memahami keinginan para penikmat kuliner, bagi kedua orang tuanya tetaplah seorang Anne. Gadis berusia 28 tahun yang mulai memancing kekhawatiran kedua orang tuanya perihal pernikahan. Anthony Winathan, sang ayah yang memiliki watak cukup keras tersebut akhirnya terpaksa angkat bicara melihat tidak ada sedikitpun wacana dari puterinya terkait pernikahan atau pria impiannya. Merasa khawatir dengan usia Anne yang semakin dewasa serta terlampau santainya kelakuan sang gadis perihal ocehan kedua orang tuanya, Anthony sepakat dengan sang istri melakukan tindakan cepat dan sepihak. Perjodohan.

Anne lelah jika melulu berurusan dengan jodoh dan pernikahan. Gaya hidup ketimuran yang mengharuskan wanita umumnya cepat menikah agaknya kurang sepaham dengan dirinya. Terbiasa mandiri dan cukup idealis dengan apa yang menjadi pemikirannya, membuat Anne cenderung menghindari konflik dengan kedua orang tuanya dan memilih stay di Singapore dalam beberapa tahun terakhir. Mengisi kesibukan di restoran warisan keluarga dan menghindari perdebatan soal pernikahan. Tapi menginjak usianya yang kini hampir berkepala tiga, Anne tidak bisa lagi menghindari tuntutan orang tuanya. Hal itu jelas terlihat sejak 6 bulan belakangan saat ia diminta pulang mendadak dan mengurusi cabang restorannya di Jakarta yang ternyata hanya sebuah alasan klise dari Ayahnya yang justru mulai gencar menjodohkannya sana sini.

"Dad gak mau lagi dengar penolakan dengan alasan restoran belum tutup atau kamu lagi sibuk melayani pelanggan. Kalau Dad pemaksa, sudah jelas kamu akan langsung Dad paksa nikah ketimbang harus ikut proses pengenalan semacam ini. Atau kamu lebih suka kalau Dad asal pilih menantu yang lebih suka kamu diam di rumah ketimbang menjalani profesi favoritmu sekarang ?"

Oh my God ! Rasanya kepala Anne mau pecah jika membayangkan kembali suara Ayahnya di telefon pagi ini. Setelah beberapa kali miscall yang muncul karena dalih melarikan diri, Anne tidak lagi kuasa menolak keinginan sang Ayah yang terdengar mulai menyeramkan. Ancaman meninggalkan profesi favoritnya itu sudah menjadi harga mati untuk Anne. Tidak dan nyaris seujung kuku untuk memisahkan Anne dari kegilaannya soal memasak. Dan menghabiskan separuh hidup bersama dengan pria yang menolak kebiasaannya tersebut jelas adalah sebuah petaka untuknya.

Okay, jadi malam ini tepat jam 8 nanti, pria yang katanya akan mengikuti proses pengenalan ala perjodohan ini akan datang ke restonya sebagai bentuk penghargaan tertinggi atas profesi kebanggaan Anne. Cara jitu menarik simpati. Sayang, Anne menganggap ini sebagai strategi perang. Dan parahnya gadis itu berniat tidak akan mempersiapkan diri menghadapi situasi ini. Terlebih saat membaca pesan singkat sang Ayah yang mengatakan bahwa para orang tua tidak akan ikut mendampingi pertemuan tersebut dengan dalih menghindari kecanggungan. Ckck

"Dad and mom gak akan datang mendampingimu seperti parents muda yang berniat nganter gadis kecilnya masuk taman kanak-kanak. So.. kamu sudah lebih dari dewasa untuk menghadapi ini sendiri. Be nice and be good okay ? Tunjukkan bahwa kami mendidikmu dengan benar !"

Ya Tuhan.. pria tua ini benar-benar menguras emosinya. Untung saja pantry di hadapannya bisa menjadi alternatif paling mujarab untuk menuangkan emosi. Hari ini Anne mungkin sudah memasak lebih dari 50 potong daging steak untuk restonya. Dan justru ia sama sekali belum lelah. Belum, energi dan emosinya belum terkuras hari ini. Suara desisan daging ketika digrill seolah menjadi pelipur lara yang tidak ada habisnya. Hingga tanpa Anne sadari, Jenny asistennya memanggil dengan wajah pias pucat pasi.

Gift Love (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang