Meeting pagi berlalu dengan cepat. Hari ini seperti kumpul dengan keluarga, meeting perusahaan dihadiri oleh para dewan direksi yang merupakan bagian dari keluarga. Anthony dan Wirawan seperti duo ayah yang sengaja datang di hari yang sama untuk membicarakan pesan yang dikirimkan James kemarin malam, soal Anne dan kepergiannya.
James yang tersadar bahwa kedua ayah bahkan masih bisa bersikap santai setelah meeting mereka, hanya bisa menambah kepeningan dalam kepalanya.
Bertempat di ruangannya, James sedang mengajak kedua ayahnya duduk membicarakan perihal masalahnya sambil menikmati segelas kopi panas.
"Kalian bertengkar ?" Anthony bertanya, sadar jika putrinya kini yang menjadi akar dari masalah yang mereka hadapi.
James terdiam sambil memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi.
"Jika putraku diam saja, tandanya apa yang kamu tanyakan benar Anthony" Wirawan menggumamkan jawabannya singkat. Tampak menyeruput pelan cangkir kopi di hadapannya.
"Aku yang salah dan terlalu keras padanya Dad" James mengungkapkan perasaannya.
"Anne hamil dan sekarang pergi tanpa mengabari dan membawa apapun dari mansion kami"
Jawaban James membuat Anthony dan Wirawan terkesiap dalam sekejap. Mereka berpandangan sekilas namun lantas Anthony memasang kembali wajah dengan tenangnya.
"Putriku memang keras kepala James, aku yakin ini bukan kali pertama kalian bertengkar" Anthony berkata lagi. Tampak sekali ia mengenali watak Anne dengan sangat baik.
James bahkan merasa kagum dengan pria tua yang menjadi mertuanya tersebut. Ia masih mampu berfikiran tenang dan terbuka saat James menjelaskan masalah mereka.
"Kami bukan tidak tahu mengenai yang terjadi dengan rumah tanggamu. Dad bahkan tahu rencana busukmu saat menerima perjodohan ini" Wirawan kini bersuara dan tampak tenang menanggapi masalah yang terjadi.
Hal yang sebaliknya dirasakan oleh James. Tidak menyangka jika kedua orang tua mengetahui segalan hal yang dirahasiakannya dengan baik olehnya dan Anne selama ini.
"Kamu tidak berfikir Dad akan berfikir panjang saat tiba-tiba kamu menerima perjodohan dengan Anne padahal sebelum-sebelumnya mengabaikan permintaan Dad yang menjodohkanmu berkali-kali kan ? Sayang Anthony melihat ini sebagai lawan yang sepadan untuk putrinya" terkekeh Wirawan memandang Anthony yang kini sedang menikmati kopinya juga.
"Kalian berdua mengetahui ini dan lantas tetap menjalankan perjodohan ?" James bertanya nyaris tidak percaya.
"Aku mengenal putriku dengan sangat baik. Tidak banyak pria yang bisa menaklukan dan membuatnya patuh dalam sekejap. Dad fikir kamu adalah lawan yang cukup sepadan" Anthony akhirnya berkata lagi.
"Dan Dad jelas mengenal baik bagaimana karaktermu James, tiba-tiba menerima perjodohan bukan tanpa alasan apa-apa bukan ? Tapi Dad sudah melihat Anne lebih dulu. Dia perempuan tangguh yang mampu mengimbangimu kelak" Wirawan berbicara lagi dengan nadanya yang santai.
"Anne orang yang cukup berfikiran logis, dia tidak akan membahayakan dirinya sendiri James" Anthony berbicara dengan tegas.
"Aku yang mengkhawatirkannya Dad. Dia sedang mengandung anak kami dan kondisinya tidak sedang baik-baik saja" James berbicara dalam nada khawatir yang sangat kentara.
"Dia biasa pergi jika ada hal yang mengganggu fikirannya. Menenangkan diri lebih tepatnya. Dia akan kembali James" Anthony menenangkan kembali menantunya itu.
"Aku tidak bisa menunggu dalam ketidakpastian semacam ini" James mengungkapkan lagi kekhawatirannya.
"Hans dan Ron bagaimana ? Sudah menemukan titik terang ?" Wirawan bertanya. Ia sudah sangat mengenal karakter dua orang pria yang kini cukup lama bekerja dengan James.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gift Love (COMPLETE)
Romancemencintai atau dicintai ? mana yang akan jadi pilihan paling tepat dalam hidup ? jika mencintai adalah sebuah keinginan, maka dicintai bukankah sebuah kesediaan ? Adalah Annelise Rosalie Winathan menghabiskan sebagian hidup untuk bertaruh antara pil...