Jakarta yang basah merupakan pemandangan pertama yang kini didapati Anne setelah terbangun dari tidurnya. Weekend dan hujan seperti menjadi pilihan yang tepat menghabiskan waktu hanya dengan bermalas-malasan di kamar.
Melirik jam dinding, waktu menunjukkan pukul enam pagi. Pria yang semalam menemaninya dalam tidurnya kini sudah beranjak dari kamar mereka dan dipastikan sedang menjalankan kegiatan rutinnya berolah raga. Sebuah kebiasaan yang mulai difahami Anne.
Memutuskan turun dari ranjangnya, Anne mengenakan sandal bulu kesayangannya dan berjalan dengan sedikit tertatih. Sejak usia kehamilannya bertambah besar, perempuan itu juga mulai mengalami kesakitan saat harus berjalan setelah bangun di pagi hari.
Semalam, Anne meminta bantuan Lorry memesan beberapa box donuts favoritnya karena sejak beberapa hari kemarin ia terus memimpikan bagaimana enaknya mencicipi donuts seperti yang biasa lakukan jika sedang berjalan di area resto tempatnya bekerja atau area seputar kampus saat dulu menempuh pendidikannya di Singapore.
Berjalan perlahan ke arah balkon kamarnya yang kini memang sudah berubah menjadi teras kesayangannya, Lorry benar-benar mewujudkan impiannya. Ia menyimpan satu box berisikan donuts kesukaan Anne dan segelas teh hangat.
James belum kembali dan tidak ada salahnya jika dia menikmati makanan kesukaannya itu sekarang. Donuts dengan topping cokelat kini menjadi sasaran utamanya. Tidak perlu waktu lama, donuts itu bahkan habis hanya dalam lima kali gigitan.
Tak puas dengan sebuah donuts cokelat, Anne mengambil lagi sebuah donuts dengan rasa tiramisu yang cukup manis. Perempuan itu benar-benar memakannya seperti orang kelaparan. Bahkan kali ini donuts tersebut habis hanya dalam empat kali gigitan.
Beranjak mengambil donuts ketiga, aktifitas perempuan itu terhenti saat sadar ada pria yang kini memperhatikannya sambil tersenyum dan menghampirinya. Anne cepat-cepat menyingkirkan box donuts itu ke samping kirinya.
"Jangan mengingatkanku soal diet gula yang disarankan oleh Karen !!" Anne tampak tidak peduli dan justru melahap kembali donutsnya dengan kasar.
James hanya tersenyum dan mencubit pelan hidung perempuan itu. "Pelan-pelan saja makannya, tidak ada yang akan menghabiskan makananmu"
James memilih duduk di sebelah Anne dan mengambil sebuah donuts cokelat lainnya. Ia memakan donuts itu tanpa beban dan memilih menikmati donutsnya dengan cepat.
"Kamu sengaja memakan donuts cokelatku yaa ?" Anne tampak memeriksa box donuts miliknya dan memandang James dengan tajam.
Pria itu justru tersenyum mendapati kemarahan di wajah istrinya saat ini. "Itu rasa favoritku kan" James meledek dengan perkataannya.
Sebelumnya meski terbiasa membuat beraneka ragam makanan dan banyak mencicipi jenisnya, Anne adalah salah satu perempuan yang tidak terlalu menyukai cokelat. Bukan karena takut gemuk dan alasan diet seperti perempuan umum lainnya, tapi memang ia tak cukup menyukai rasanya.
Tapi semenjak hamil dan memasuki bulan ketujuh kehamilannya saat ini, ia justru menyukai segala hal yang dulu menjadi hal yang dihindarinya. Anne bahkan harus mendapatkan teguran keras dari Karen soal diet glutennya agar dapat melahirkan dengan kondisi lebih stabil.
Anne tidak menyukai perubahannya namun justru seperti menjadi kesenangan tersendiri untuk James. Beberapa hal yang diinginkan perempuan itu adalah jelas hal-hal yang amat disukai oleh James. Bahkan saat mengetahui bahwa calon anak mereka berjenis kelamin laki-laki, pria itu seperti berada di atas angin.
"Jadi siapa di rumah ini yang bersedia bekerja sama dengan istri nakalku pagi ini ?" James bertanya sambil terus memandangi Anne yang tampak masih asyik dengan donutsnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gift Love (COMPLETE)
Romantikmencintai atau dicintai ? mana yang akan jadi pilihan paling tepat dalam hidup ? jika mencintai adalah sebuah keinginan, maka dicintai bukankah sebuah kesediaan ? Adalah Annelise Rosalie Winathan menghabiskan sebagian hidup untuk bertaruh antara pil...