Anne mengerjap pelan saat merasakan tangan besar James masih merengkuhnya dalam pelukan hangatnya. Suasana kamarnya yang dingin dan temaram membuatnya melirik sekilas ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul 5 pagi.
Lelah. Itu yang dirasakan Anne kali ini. Seluruh sendi tubuhnya terasa lelah dan jelas masih ada rasa nyeri di bagian pangkal pahanya. Jika mengingat kejadian semalam, Anne sadar ia baru 2 jam menghabiskan waktu tidurnya.
James, pria itu benar-benar memiliki stamina luar biasa saat menyentuhnya semalam. Tiga kali orgasmenya bahkan baru bisa membuat James mencapai klimaksnya dengan penuh kepuasan. Anne melihat pria itu bahkan masih menahan hasratnya saat Anne sudah hampir tertidur karena kelelahan.
Menyentuh sejenak rahang kokoh pria yang kini tertidur di sampingnya, Anne tidak pernah menyesali tindakanannya malam tadi. Mungkin terlalu jauh, tapi Anne tahu jelas bahwa ia melakukan ini karena ia mencintai pria dingin itu.
Berusaha lambat bergerak dan bangun meninggalkan James yang masih meringkuk seperti bayi besar yang tertidur, Anne memandang gaunny yang terjatuh di lantai.
Ia tersenyum, gaun favoritnya itu benar-benar menjadi saksi mengenai apa yang sudah terjadi semalam antara dirinya dan James. Mengambil selimut bathrobenya, Anne berjalan perlahan menuju kamar mandinya untuk membersihkan diri.
Berendam dengan air hangat dan sabun floral favoritnya sepertinya menjadi pilihan yang tepat. Selain menghilangkan rasa nyeri yang masih menyerangnya, Anne merasa selalu lebih baik setelah berendam air hangat.
Hampir 20 menit membiarkan dirinya nyaris terlelap di dalam bathub, Anne bangun dan keluar dari toilet untuk memakai pakaiannya. Berjalan menuju walking closetnya, ia melihat James masih tertidur meringkuk dengan guling di sebelahnya. Pemandangan yang manis.
Menarik selimut untuk menutupi tubuh pria itu, Anne mendekatkan wajahnya pada pria yang sudah pertama kali menyentuhnya itu.
"I love you more husband" Anne berucap kemudian mengecup pelan kening James dengan segenap perasaannya dan kembali melanjutkan kegiatannya berganti pakaian.
Berdiri di hadapan cermin besar, mata Anne agak kaget saat membuka bathrobenya. Ia melihat banyak sekali tanda merah ditubuhnya. Suaminya itu benar-benar pria ganas yang melakukan tugasnya dengan sangat baik.
Menyapukan beberapa foundation ke bagian tubuh dengan tanda merahnya, Anne berharap tanda merah itu bisa tersamarkan dengan sempurna.
Memilih menggunakan terusan bermotif flowers dengan bahan satin yang lembut, Anne berusaha menyempurnakan penampilannya. Mengepang rambut pangjangnya dalam satu kepangan panjang dan besar, Anne terlihat santai namun sangat cantik.
Pria itu akan kelaparan saat dia bangun. Anne memikirkan kemungkinan itu. Meskipun ini hari minggu, Anne tidak pernah melewatkan kegiatan memasaknya selama di rumah.
Sebenarnya pagi ini ia berencana akan pergi ke gereja untuk berdoa. Tapi mengingat kemungkinan jika James akan bangun dan mungkin saja akan pergi ke dapur karena kelaparan, maka Anne memutuskan untuk memasak terlebih dahulu sebelum ia pergi ke gereja.
Memutuskan untuk membuat roti panggang, Anne memasukkan adonan rotinya ke dalam oven dan mengatur timer hingga satu jam kedepan. Ia akan mengingatkan Grace untuk mengangkatkan jika ternyata ia pergi ke gereja lebih lama dari perkiraannya. Mushroom cream soup masih diletakkan di atas panci agar tetap hangat dan sebuah jus dingin ia simpan kembali di dalam kulkas. Sempurna.
Dengan perasaan cukup tenang, Anne berjalan ke halaman mansion dan bergegas mencari Hans untuk mengantarnya ke gereja. Pria itu selalu siap kapanpun saat Anne dan James membutuhkannya. Membuat Anne kadang berfikir, loyalitas apa yang membuatnya bertahan dan demikian setia kepada suaminya yang terkenal sangat dingin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gift Love (COMPLETE)
Romantiekmencintai atau dicintai ? mana yang akan jadi pilihan paling tepat dalam hidup ? jika mencintai adalah sebuah keinginan, maka dicintai bukankah sebuah kesediaan ? Adalah Annelise Rosalie Winathan menghabiskan sebagian hidup untuk bertaruh antara pil...