Menjalani proses kehamilan nyatanya adalah sesuatu yang cukup sulit. Terlebih jika mendapati bahwa suamimu akan bertambah posesif dan sangat memiliki otoritas dalam banyak hal. Mungkin itulah yang kini dirasakan Anne.
Di usia kehamilannya yang menginjak bulan kelima, James nyatanya tak pernah menurunkan tensi posesif yang dimilikkinya. Pria itu dengan jelas membatasi jam Anne mengunjungi restonya dengan alasan menghindari lelah. Ia juga dengan sigap akan mengantar dan menjemput Anne di tempat yoga kehamilan yang sekarang lebih sering dilakukannya. Pria itu bahkan membatasi ruang gerak Anne di mansion mereka dengan memanggil Lorry untuk tinggal disana sebagai bentuk tambahan bantuan agar Anne tidak perlu menyibukkan dirinya di dapur.
Masalah jadi bertambah rumit saat James juga harus pergi ke luar kota dalam waktu beberapa hari. Antara tidak tega dan khawatir melepaskan Anne serta Anne yang menolak ikut karena tahu jelas pria itu hanya akan mengurungnya di hotel mereka sepanjang hari selama menunggu James melakukan meeting dengan partner bisnisnya.
Akhirnya setelah perbincangan tanpa akhir, James setuju jika Anne tinggal sementara waktu dengan Ibunya di mansion orang tuanya. Setidaknya Anne juga tidak akan merasa kesepian karena bisa bertemu Vannesha setiap hari. Hal itu dirasakan lebih baik juga karena Anne bisa ditemani oleh mertuanya dan mereka akan banyak berdiskusi soal masalah-masalah kehamilan.
Orang tua Anne sendiri sebenarnya ingin putrinya tersebut lebih banyak menghabiskan waktu bersama mereka. Tapi sayang, kedua orang tuanya masih berada di Macau karena mengurus beberapa hal terkait perusahaan keluarganya yang memang membutuhkan perhatian lebih. Mereka setuju Anne akan tinggal sementara bersama Yulita dan Wirawan setelah mengalami perbincangan yang cukup alot dengan James dan Anne sendiri.
Anne merasa semakin hari tingkah kedua orang tuanya semakin mirip dan sama seperti James. Perempuan dengan jiwa petualang itu seperti perlu membatasi banyak hal karena pemikiran suami dan orang tuanya yang selalu menekankan kata kehamilan dalam setiap perdebatan mereka.
Lalu masalah semakin menjadi rumit saat Anne secara tidak sengaja mengalami pusing yang cukup serius karena tensi darahnya yang cukup rendah. Perempuan itu bahkan terjatuh di ruang tamu saat hendak beranjak menuju kamarnya untuk beristirahat. Yulita dan Vannesha yang saat itu menemaninya dengan segera melarikan Anne ke rumah sakit. Jangan tanya bagaimana kejadian setelah itu, karena James yang mendengar kabar tersebut secara tiba-tiba langsung kembali dari pekerjaannya dan menyusul Anne ke rumah sakit.
Ini hari ketiga dimana Anne mendapatkan perawatan. Sebenarnya tidak ada sesuatu yang terlalu serius, hanya saja Yulita agak sedikit parno mengingat bagaimana sikap dominant putranya yang jelas akan semakin kalang kabut jika tahu sesuatu terjadi kepada Anne. Anne sendiri bahkan enggan mengabari James karena merasa ini bukanlah sesuatu yang perlu dibesar-besarkan. Dan lagi ia merasa baik-baik saja hingga tak perlu mengganggu pekerjaan pria itu.
Anne membuka matanya dengan perlahan dan mendapati jarum infus masih bertengger setia di lengan sebelah kanannya. Karen memasukkan beberapa vitamin melalui selang infusnya karena melihat Anne yang cukup lemah saat ini.
Matanya terbuka dan menatap perlahan pada pria yang kini duduk di sofa yang ada dalam ruangan tersebut. James... wajahnya tampak kusut. Ia juga sudah melepas jas kantornya dan menggulung lengan kemejanya hingga ke siku. Membuat Anne yakin bahwa pria itu pastilah terburu-buru untuk sampai datang kesini.
"Hey" Anne menyapa James yang sedari tadi hanya duduk terdiam di sofa tersebut.
"Come here" Anne mengulurkan tangannya. Mengisyaratkan agar James mendekat padanya.
James mendekatinya dan memeluknya erat. Tampak tidak berdaya melihat jarum infus itu masih menancap di lengan Anne.
"Its okay. I will be fine" Anne mengucapkan kalimat yang sepertinya mampu menjawab segala keraguan di wajah James.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gift Love (COMPLETE)
Romancemencintai atau dicintai ? mana yang akan jadi pilihan paling tepat dalam hidup ? jika mencintai adalah sebuah keinginan, maka dicintai bukankah sebuah kesediaan ? Adalah Annelise Rosalie Winathan menghabiskan sebagian hidup untuk bertaruh antara pil...