~Happy Reading~POV Author
"Aaa, gawat ... gawat ... kok bisa sih gue telat gini," ujar Andraa yang masih sibuk dengan pakaiannya.
Siapa sangka? Gadis itu akan telat bangun seperti ini, padahal ia sudah tidur lebih awal dari jam biasanya.
Setelah siap dengan pakaian mau pun perlengkapan ospeknya gadis itu segera keluar dari kamarnya. Yang ia pertama kali lihat adalah ayahnya yang tengah meminum kopi.
Andraa menunduk. "Yah? hari ini adalah hari pertama Andraa ospek, doain ya. Semoga lancar," ucap Andraa seraya mencium punggung tangan ayahnya. Namun, lelaki paruh baya itu malah menepisnya.
"Kamu kuliah?" ketusnya dengan nada yang sedikit tinggi. Sedangkan Andraa mengangguk pertanda jawaban iya.
"Kuliah kuliah kuliah! uang dari mana!" bentak Dion yang notabenya ayah Andraa.
Braaakkkk!
Dengan emosi Dion menggebrak meja. Sontak membuat Andraa kaget lalu menundukan kepalanya.
"Kamu harusnya kerja cari duit yang banyak bukan malah buang-buang duit!"
"Tapi, Yaah ...," ucapnya Andraa terpotong.
"Sudahlah, memang anak tidak berguna!"
Kalimat itu mampu membuat air matanya menobrak pertahanannya, "Kuat Draa, kata-kata itu sudah biasakan?" gumamnya kepada diri sendiri.
Seperti itulah kehidupaan Andraa, penuh luka dan tangis. Tapi, gadis itu tidak mempermasalahkan semuanya, yang ia pikirkan bagaimana caranya agar keluar dari zona yang paling menyakitkan ini.
-----
" ... inilah yang dapat kami sampaikan semoga pembukaan ospek hari pertama ini dapat kalian pahami." Senior itu menjelaskan dengan rinci.
"Eehhh, liat itu ada yang telat!" pekik salah satu senior menunjuk kepada gadis itu yang tak lain adalah Andraa.
"Tuhkan telat! Aduh gimana, nih ...," gumamnya, seraya menghampiri acara tersebut, ospek pertama diadakan di lapangan. Dengan perasaan takut Andraa berjalan seraya menunduk.
"Kenapa kamu telat?" tanya sang senior yang bernama Clarie.
"Ma-ma-af, Kak. kesiangan," ucap Andraa dengan polosnya.
"Kesiangan? Alasan macam apa ini!"
Para senior itu hanya menggelengkan kepalanya. "Lihat Cley, mana pake sandal jepit lagi. Ck! Niat ospek nggak sih lo!" sentak Vinka.
"KAMU INI NIAT OSPEK NGGAK SIH!" bentak Clarie di hadapan semua mahasiswa yang tengah menjalankan acara ospek tersebut.
Dyandraa hanya mengangguk. Hatinya memang sudah geram, tapi mau gimana lagi ini salahnya sendiri. "Niat, Kak, tapi ta-"
"Kita nggak nerima alasan apa pun, keliling lapangan 10 putaran se-ka-rang!" ujarnya penuh dengan penekanan.
'Aku nggak salah masuk Universitas 'kan? Haduh, ini Universitas atau kandang singa sih, galak-galak amat deh!' batinnya.
"Kenapa diam?"
Andraa menggeleng cepat "Nggak, Kak ...." dengan pasrah Andraa pun menerima hukuman dari seniornya.
"Jauh banget sama ekspetasi," gerutu Andraa.
Tanpa ia sadari seorang lelaki tengah menatapnya dengan intents, dengan tatapan tajam yang tak bisa diartikan itu tidak hentinya lelaki itu memandang lekat dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Luka [Sudah Terbit]
Teen Fiction"Harusnya kamu cari uang yang banyak, bukan malah menghambur-hamburkan uang, Andraa!" Suara serak itu menginterupsi. Gadis itu terdiam. Sulit, jika dihadapkan dengan seorang ayah yang memiliki sifat tempramental, sejauh ini dia diam bukan berarti t...