18. Kejujuran?

5.6K 224 6
                                    

~Happy Reading~

"Maunya apa, sih?" tanya Andraa menatap heran kepada laki-laki yang ada didepannya.

"Tidak ada," balasnya seraya menatap lekat wajah Andraa.

"Blushing." Tangan kekar laki-laki itu mengelus pipi lembut Andraa sontak membuat pipinya semakin memerah.

"Gausah kayak gini, gaenak diliatin orang." sanggahnya.

"15 menit lagi aku tunggu di parkiran."

"Ha?" Andraa tidak mengerti dengan penuturan laki-laki itu yang tak lain adalah Julian.

"Gg-gue gak nger---ti," Andraa memelankan kata terakhirnya. Sebab, kini lelaki itu sudah menjauh dari pandangannya.

Ah ... sudahlah, lebih baik ia melanjutkan lagi makannya yang sempat terhenti tadi. Perihal ucapan Julian ia bisa pikirkan nanti, pikirnya.

"Hai ...," sapa seorang laki-laki itu. "Gue boleh duduk disini?"

"Boleh kok, duduk aja." Jawab Andraa yang masih lahap menyantap makanannya.

"Lo manis juga ya." Empat kata yang keluar dari mulut laki-laki itu membuatnya tersedak.

"Pelan-pelan. Nih," ucap laki-laki itu seraya memberikan minuman.

"Eh, thanks," balas Andraa.

"Gue kayak pernah lihat lo deh,"

"Gue yang nabrak lo tadi pagi."

"Ah, gue inget lo Re-re." Andraa mengingat siapa nama laki-laki yang tengah menatapnya.

"Revan."

"Nah itu maksud gue," ujar Andraa dengan tawa kecilnya.

"Astaga, udah 15 menit, lagian buat apa sih, si Julian nunggu di parkiran," desis Andraa yang menyadari kini benda yang melingkar di lengannya sudau menunjukan tepat diangka 11 dimana ia sudah lebih dari 15 menit berada di kantin atau yang bisa dibilang surganya Kampus.

"Kenapa?" tanya Revan keherenan.

"Gue ada janji. Gue cabut duluan ya."

"Gue anterin."

"Gak usah, gue cuma pergi ke parkiran doang kok," sanggahnya.

"Yaudah, bareng aja."

"Emang lo nggak ada kelas gitu?"

"Dosennya nggak masuk."

Andraa hanya ber-oh ria dengan jawaban dari Revan. Lalu mereka pun beranjak dari mejanya untuk segera menuju ke parkiran kampusnya.

Diujung sana laki-laki menatap tajam kearah Andraa dan Revan yang kini tengah bercanda dengan tawa Andraa yang renyah. Betapa manisnya gadis itu.

"Gue duluan ya, bye ...," pamit Andraa, ketika dirinya sudah berada disekitar parkiran. Sedangkan Revan, hanya membalasnya dengan senyuman.

Gadis itu celingak-celinguk mencari seseorang di sana. Namun, batang hidungnya sama sekali tidak terlihat.

"Cih! Gak nepatin janji banget sih!"

Andraa tak henti-hentinya menggurutu tidak jelas. "Ngapain juga sih lo nyamperin dia kesini!" ketus Andraa kepada dirinya sendiri.

"Di sini." Tanpa Andraa sadari kedatangan Julian membuatnya kaget.

"Haishhhh, lo kayak setan aja sih. Kaget tau,"

Sedangkan Julian hanya tersenyum menanggapinya, membuat Andraa kesal ternyata menyenangkan pikirnya.

Aku dan Luka [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang