8. Problema

5.9K 321 12
                                    

~Happy Reading~

"Kak, lepasin gue ih, please! Di hari ospek terakhir gue, jangan bikin gue kena hukuman lagi Kak ... wooy, Kak Juli!" tak hentinya Andraa berontak dan berteriak namun laki-laki itu tak juga melepaskannya.

"Kak ... please, gue di sini mau kuliah, lo tau sendiri 'kan hari pertama dan hari kedua ospek gue kena hukum terus." Suara Andraa memelan. Emang dasar Julian keras kepala ia lagi-lagi tak menggubrisnya.

Di sinilah, di sebuah taman yang tak jauh dari kampusnya mereka berada, ternyata lelaki itu membawanya kesini.

"Ngapain sih gue diajak ke sini, 10 menit lagi ospek mulai, Kak. Udah ya ... gue cabut," Andraa berdiri dari duduknya namun lengannya tetap ditahan oleh Julian.

"Astaga, Kak mau lo apa sih? Yamaap bukan maksud gue ghibahin lo tadi,"

"Lo daritadi cuma diem aja anjir, gue cape ngoceh gak jelas begini! Etdah," ketus Andraa.

"Gak nyuruh!" balasnya tak lupa dengan wajah datarnya, ingat wajah datarnya ya guys!

"Sikap lo yang bikin gue begini," sanggah Andraa. "Lepasin ahhhh!" Julian melepaskan genggamannya.

"Maaf!" Julian memulai percakapannya, ntah mengapa gadis yang tengah berada disamping kini, selalu membuat rasa penasarannya bergejolak seperti ada yang berbeda dari gadis itu.

"Buat apa?" Andraa mengernyitkan dahinya tak mengerti.

"Nasi goreng,"

"Haaaa?" Andraa berpikir sejenak sebelum kembali bersuara. "Oh itu, iya gak papa lagian lo 'kan gak tau kalo gue gak suka pedes," ucapnya seraya melirik ke arah jam tangannya.

"Astagaa! Gue telat lagi! Kak, gue duluan bye," pamit Andraa dengan cepat ia berlari menuju Aulaa yang di mana acara ospeknya berlangsung.

'Sial! kenapa gue lupa nanya namanya sih!' batin Julian

Setibanya di Aula kampusnya.

"Assalamualaikum," ucap Andraa dengan wajahnya yang ketakutan, ia tau jika hari ini ia akan mendapatkan sebuah hukuman lagi, dan dengan waktu yang bersamaan Julian sudah ada diruangan tersebut.

"KAMU TELAT LAGI? SIAPA PUN YANG SUDAH MEMASUKI CAMPUS DAROTHY WAJIB DISIPLIN DAN TAAT DALAM PERATURAN, JANGAN IKUTI MAHASISWA SATU INI!" tegas Senior bergema di ruangan itu. Andraa hanya menunduk, hatinya sakit mendengar ucapan seniornya.

Jika bukan karena Julian yang membawanya ke taman gadis itu tidak akan seperti ini, namun sekarang nasi sudah menjadi bubur apapun itu ia harus bertanggung jawab dengan kesalahannya.

"Alasan apa yang kamu siapkan atas masalah ini?" tanya Clarie dengan penuh penekanan.

'Aduhh, Andraa kenapa sih lo harus telat lagi' batin Larissa yang tengah menatap kearah sahabat dan seniornya.

Andraa menunduk ia bingung jawaban apa yang harus ia ucapkan.

"JAWAB!" bentak Vinka sahabat Clarie.

Di ruangan itu sudah ada Julian, Darren, Kevin, dan Senior lainnya termasuk Clarie dan Vinka.

"INI NIH, MAHASISWA YANG TIDAK BISA MENGIKUTI PERATURAN, TIDAK DISIPLIN, DAN TIDAK BERANI BERTANGGUNG JAWAB DENGAN KESALAHAN YANG DIPERBUATNYA!" lagi-lagi suara Clarie bergema di ruangan itu, sebagian calon mahasiswa/i ada yang menatap Andraa dengan iba ada juga yang menatapnya biasa saja.

Namun, tidak dengan Julian yang menatap Andraa dengan wajah tanpa dosanya, seakan-akan masalah ini tidak ada sangkut-paut dengan dirinya.

Cairan bening mulai berlinang dikedua pelupuk matanya, sungguh ini bukan keinginan dirinya untuk mendapatkan hukuman.

"KENAPA NANGIS? BIAR SEMUA IBA?" sentak Senior itu, yang bernama Gema.

"Tadi saya tidak datang terlambat, namun pas saya lagi sarapan dikantin tiba-tiba kak Julian menarik saya dan dibawanya kesebuah taman, Kak." Andraa bersuara dengan tatapan yang tak berani memandang wajah senior. Sebab, mereka seperti seekor singa yang ingin menerkam mangsanya.

Para Senior itu tertawa dengan penuturan kata Andraa, sedangkan gadis itu penuh keheranan, ia tidak sedang melawak, tetapi mengapa semua senior menertawakannya? termasuk Darren dan Kevin terkecuali Julian.

"Bangun udah siang! kalo mimpi gak usah ketinggian!" ujar Gema dengan tawa kecilnya yang penuh dengan ledekan.

"Lo gak tau malu banget yah udah salah malah nyeret orang lain ke dalam masalah lo," sambung Vinka.

"Lo gak tau siapa Julian? dia anak dari pemilik kampus ini, jadi kalo lo mau ngibul tau orang dan tau tempat!" ketus Clarie.

"Lagian gak mungkin juga Julian narik tangan lo, buat apa coba, lo tuh gak ada apa-apanya, gaya lo yang seperti ini emang Julian tertarik sama lo?" sambung Clarie.

Seseorang di pojokan sana menatap iba gadis yang tengah di permalukan oleh para seniornya, dirinya seperti merasakan bagaimana jika ia berada diposisi itu, Ya! gadis itu adalah Larissa.

Tak kuat ia menyaksikan Andraa yang tengah bediri seraya wajah yang ditekuk, tanpa basa-basi Larissa mengangkat tangannya.

"Iya kamu, yang dipojokan ada apa?" tanya Senior yang melihatnya.

"Jadi gini, bukan maksud gue ikut campur dalam masalah ini, tapi gak seharusnya kalian bersikap seperti ini apalagi sampai merendahkan harga diri orang lain, bukan kah senior itu adalah salah satu panutan untuk junior? lantas bagaimana kami bisa menjadikan kalian sebagai panutan jika sikap kalian saja seperti ini, gue emang mahasiswa baru disini. Tapi, gue juga punya pendapat untuk masalah ini." Larissa mengeluarkan semua unek-uneknya. Karena menurut dirinya perlakuan Clarie, Vinka dan Gema itu sudah terbilang tak wajar.

Larissa berdiri dari duduknya dan menghampiri Andraa yang masih terdiam disana. Tanpa basa-basi Larissa menarik tangan Andraa.

"Draa ... are you oke?" tanya Larissa kepada sahabatnya.

"Apa gue serendah itu ya, Ca?"

Larissa menggeleng cepat "No, apa yang mereka bilang tuh nol besar!"

"Apa gue gak pantas kuliah di sini?"

"Big no! Dyandraa Catline, lo pantas disini lo seharusnya bangga sama prestasi yang lo dapat, sedangkan mereka? hanya bisa menghabiskan uang orang tua nya, bahkan gue pribadi aja bangga sama lo," jelas Larissa menenangkan Andraa, bukan hanya sekedar untuk menenangkan tetapi apa yang Larissa katakan memang benar adanya.

"Makasih lo selalu ada buat gue Ca, gue gak tau gimana kalo semisalnya lo gak masuk kampus ini," lirih Andraa.

"No problem babe, inilah gunanya sahabat." Larissa tersenyum manis kepadanya.

Harta dan gelar tidak menjamin kebahagiaan yang sesungguhnya~ Dyandraa

TBC di next chapter❤🎉

Aku dan Luka [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang