10. Firts kiss

6.4K 279 8
                                    

~ Happy Reading~

Beberapa jam berlalu kini waktunya gadis itu untuk segera pulang, karna waktu sudah menunjukan jam sembilan lewat beberapa menit.

"Akhirnya pulang jugaaa, yuhuuuuu ...," ucapnya tak lupa dengan senyum manisnya.

Dengan tubuh yang lelah, namun gadis itu tetap semangat, gadis yang penuh keceriaan, bahkan disetiap perjalanan saja ia terus memberikan senyuman kepada setiap orang yang berlalu lalang.

"Semoga hari esok menjadi semakin lebih baik dari hari sebelumnya," gumamnya disela perjalanannya.

Bersama semilir angin, dan dinginnya malam kini Andraa menyusuri trotoar jalanan ibu kota. Sesekali ia bersenandung ria, menikmati setiap hembusan udara yang ia hirup.

Tin!

Suara mobil tepat disamping gadis itu, dengan sengaja seseorang itu menepikan mobilnya.

"Buset dah, ini orang bikin gue kaget aja!" Andraa berdecak kesal untung saja jantungnya tidak copot.

Tak berpikir lama Andraa segera melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, tetapi mobil tersebut terus mengikuti langkahnya dengan pelan, membuat Andraa merasa risih.

Tanpa mau menoleh. Kini, Andraa pun berjalan lebih cepat dari sebelumnya ia takut jika si pengendara mempunyai rencana yang buruk kepada dirinya semakin cepat langkahnya, semakin cepat mobil itu mengikutinya.

Namun, seling beberapa menit kemudian, Andraq merasa sudah tidak ada lagi yang mengikutinya, ia menatap ke arah sekekelilingnya, dan benar saja sudah tidak ada yang mengikutinya.

"Ahhh, akhirnya," gumam gadis itu, lalu ia kembali mebalikan badannya dan,

"Astaga! Kak Julian?!" sontak membuat Andraa terkaget ketika tubuh mungilnya menabrak tubuh kekar milik Julian.

"Lo setan apa manusia sih? bikin gue jantungan aja!" Andraa tak hentinya mendengus.

"Lo ngapain disini? jangan-jangan dugaan gue bener ya kalo lo itu-----"

"Vampire?" Julian memotong ucapan Andraa.

"Ih, lo kok tau sih? berarti lo beneran vampire dong," Andraa bergidik ngeri.

Julian menarik tangan Andraa yang kedua kalinya. "Lepasin ih," Andraa kembali berontak.

"Diem!" ucap Julian dengan dinginnya.

"Gue masih mau idup, Kak. jangan gigit gue," lirih Andraa mulai ngasal dengan ucapannya, sebab ia merasa ketakutan oleh genggaman Julian yang datang secara tiba-tiba.

"Masuk!" titah Julian kepada gadis itu agar segera memasuki mobilnya.

"Gue gak mau, gue mau balik kak jangan apa-apain gue,"

"Masuk!" bentak Julian sontak membuat Andraa diam dan menuruti perkataannya, sebenarnya apa masalah dia dengan lelaki itu, kenapa ia merasa ada yang aneh dari sikap lelaki itu.

Setelah Andraa masuk kedalam mobil milik Julian, kini hanya ada keheningan diantara mereka berdua, tidak ada suara, tidak ada Andraa yang cerewet, sepertinya keadaan sudah mencekam pikirnya.

Dengan penuh keberanian gadis itu membuka suara "Apa maksudnya sih? gue risih tau!" ujar Andraa namun lelaki itu hanya diam tak bersuara ia masih menatap fokus jalanan ibu kota.

"Bukannya lo itu terkenal dengan sikap dinginnya? awalnya gue akui itu memang benar! tapi kenapa makin kesini sikap lo makin aneh!" ucap Andraa dengan pelan namun masih terdengar oleh Julian.

Tidak ada jawaban.

"Astaga gue ngomong sama lo!"

"Woy?!" Julian menepikan mobilnya.

"Ngapain berhenti disini?"

"Di sini sepi tau! lo mau apa sih, Kak? jangan bikin gue takut."

"Kak Julian!"

"LO BUDEG YA!" teriak Andraa bergema didalam mobil Seniornya.

"Anjir bener-bener es!" Julian menciumnya membuat Andraa berontak. Namun, tangan Julian menahan tengkuknya, beberapa detik kemudian Andraa mendorongnya.

"Lo apa-apaan sih!"

"Lo tuh nggak ngotak apa gimana sih!"

Tanpa menggubris ocehan Andraa lelaki itu kembali menjalankan mobilnya.

"Turunin gue di sini!"

"Turunin gue!"

Lagi-lagi Julian tak memperdulikannya. "TURUNIN GUE DISINI!" teriak Andraa dengan isak tangisnya.

Sontak membuat Julian memberhentikannya dengan tiba-tiba. "Lebay!" ucap Julian dengan pelan.

"MENURUT LO LEBAY? CK! DENGAN MUDAHNYA LO BILANG KAYAK GITU?!"

Perasaan Julian nampak tersentuh dengan perkataan gadis itu, ia menatap iba gadis yang tengah meneteskan air matanya itu, sungguh ia tidak berpikir sejauh ini, ntah kenapa pikiran itu muncul tiba-tiba dipikannya, ada dengan perasaannya? bukan kah ia tak memperdulikan sama sekali tentang gadis ini?

"Maaf," ucapnya seraya mengusap air matanya, namun Andraa menepisnya.

"GUE GAK TAU MAKSUD LO APA , KENAPA LO BERSIKAP GINI SAMA GUE! GUE BENCI LO! GUE GAK MAU KETEMU LO LAGI!" Andraa dengan segera turun dari mobilnya, sungguh gadis itu merasa sakit hati, harga dirinya seperti jatuh bukan sepertinya lagi tapi memang sudah jatuh, meski itu hanya sekedar ciuman namun tetap saja bagian tubuhnya sudah ternodai.

"GUE BENCI LO! GUE BENCI JULIAN!" teriak Andraa diheningnya malam bersama gelapnya langit gadis itu menangis, mungkin ini hanyal hall sepele tapi tidak untuk gadis itu.

"AARGHHHHH!"

Hening malam membawa Andraa larut dalam sedihnya, perasaannya hancur, dengan langkah gontai gadis itu menyusuri ramainya kota Jakarta bersama air matanya yang masih setia membasahi kedua pipinya.

Setiba di rumahnya Andraa merebahkan tubuhnya seraya menatap langit-langit kamarnya, pikirannya kembali dihantui oleh wajah Julian.

"Lupakan Andraa! dia bukan cowok yang baik-baik stop mengaguminya!" Andraa berusaha menepis pikirannya. Namun, mengapa sosok lelaki itu begitu melekat di pikirannya?

TBC dinext chapter❤🎉

Aku dan Luka [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang