28. Keluarga Wijaya

4.5K 187 2
                                    

~Happy Reading~

Setelah kejadian di restoran itu, kini gadis yang bernama Gysella itu mengikuti ke mana perginya Julian, dengan penuh kesal ia hanya mendengus kesal didalam mobilnya. Apalagi ketika ia melihat seorang gadis yang benar-benar mirip dengan dirinya.

Gysella yang terkenal dengan kematreannya. Bahkan ia rela jika harus berjalan dengan laki-laki yang lebih tua darinya atau bisa dibilang laki-laki hidung belang, padahal ia sudah mempunyai kehidupan yang terbilang cukup tapi aneh saja itu semua tidak membuat Gysella puas dengan apa yang ia punya.

"Gue nggak akan ngebiarin mereka bersama, gue masih cinta sama lo, Julian!" tukas Gysella yang tengah melihat Julian dan Andraa duduk disekitaran taman.

"Dan lo gadis kampung, kenapa bisa wajah lo sama kayak gue sih, Argggh!"

"Gue harus tanyain ke mama langsung soal ini, gue harus tau yang sebenarnya!"

Gysella langsung menancap gas mobilnya dan meninggalkan sekitaran taman tersebut. Tiga puluh menit berlalu gadis itu sudah sampai di rumah yang bernuansa abu-abu itu. Dengan cepat ia segera turun dari mobilnya.

"Pa, Ma?" ucap Gysella tanpa salam seraya menghampiri kedua orang tuanya.

"Biasakan ucapin salam, Sayang," ujar Vina ibunda Gysella.

"Bener apa kata mama, Nak," timpal Danu ayahanda Gysella.

"Iya-iya deh, Gysella minta maaf. Ada yang mau Gysella tanyain ke Papa sama Mama," ucap Gysella lalu duduk di samping keduanya.

"Ada apa, Nak? Sepertinya serius sekali,"

"Apa Gysella punya kembaran?"

Deg!

Vina dan Danu melebarkan kedua matanya, apa maksud dari pertanyaan Gysella, gadis remajanya tiba-tiba menanyakan hal yang paling menyakitkan bagi Vina dan Danu.

"Jawab Pa, Ma."

"Kenapa kamu menanyakan soal ini?"

"Aku tadi lihat seorang gadis seumuran denganku, dan wajahnya sama persis sepertiku, apakah aku mempunyai kembaran?"

"Kamu melihatnya di mana? Katakan," tanya Vina dengan air mata yang mulai membasahi kedua pipinya, sudah lama ia bersama sang suami mencari keberadaan anaknya. Namun, hasilnya selalu mengecewakan.

"Katakan Gysella, kau lihat dia di mana?" ujar Danu dengan penasaran. Mendengar kabar ini sangat tidak percaya, bahkan mereka sempat mengira jika anaknya sudah tiada. Sebab, keluarga yang mengadopsinya tidak ada kabar sama sekali.

"Di sekitaran taman nggak jauh dari sini."

Senyuman manis terlihat di ujung bibir Vina mau pun Danu, terlihat jelas di wajah mereka jika kabar ini adalah kabar yang sangat membahagiakan bagi mereka.

"Bawa Mama ke sana sekarang Gysell,"

"Ini apasih, aku nggak ngerti, jawab pertanyaanku!" pekik Gysella.

Vina dan Danu hanya diam, dari mana ia harus menjelaskan soal ini, ini adalah kesalahan terbesarnya.

"Jawab Ma, Pa ...!" sentak Gysella.

"Ya, kamu memang mempunyai kembaran,"

"Bagaimana mungkin? Ceritakan padaku."

"Sembilan belas tahun yang lalu, Mama tengah hamil besar, dulu keadaan keluarga kita sangat tidak menjamin, Papa yang hanya bekerja serabutan dan hasil kerja kerasnya tidak cukup untuk memebiayai kehidupan kita, apalagi ketika mama mengetahui jika kandungan mama akan melahirkan anak kembar, dari situ kami mulai kebingungan, harus mencari biaya tambahan ke mana." Vina menjeda ucapannya, kejadian itu menyeretnya kembali ke rasa bersalahnya. Derai air mata lagi-lagi menetes, sangat sakit ketika ia harus mengingat kembali pada masa itu.

Aku dan Luka [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang