~Happy Reading~
Dengan suhu badan yang sedikit panas, Andraa memaksakan untuk tetap berangkat ke Kampusnya. Setibanya di Kampus, Ketika Andraa menyusuri koridor Kampusnya ia tidak sengaja berpas-pasan dengan seorang laki-laki yang terlihat sangat familiar baginya, sorotan mata lelaki itu menatapnya dengan tajam.
'Shit! Julian? Bisa nggak sih itu tatapan nggak usah nyeremin begitu' batin Andraa.
"Andraa ... kamu baik-baik aja, 'kan?" tanya laki-laki itu melewati sosok yang tengah menatapnya dengan tajam.
"Kak Kevin?" jawab Andraa, dahinya sedikit mengernyit, ia heran mengapa Kevin tiba-tiba seolah perhatian terhadapnya.
"Aku baik-baik aja kok, emang kenapa?" tukas Andraa.
"Wajahmu terlihat sangat pucat," ucap Kevin sedikit mengkhawatirkan kondisi Andraa.
"Ah, iyakah?" ucap Andraa dengan kekehan kecilnya. Seolah jika ia baik-baik saja, padahal rasa pusing tengah menguasai kepalanya.
"Kamu yakin?" tanya Kevin.
'Aku-kamu? sejak kapan?' batin Andraa.
"Gu-gue yakin, Kak. Tumben lo bilang aku-kamu sama gue?" tanya Andraa sedikit keherenan dengan sikap Kevin yang tiba-tiba berubah seperti ini.
"Em ... sebab, gue su----"
"Kita ngantin yuk?" ujar laki-laki itu memotong ucapan Andraa dan dengan cepat ia menarik lengan Andraa. Ia tahu apa yang akan di ucapkan oleh Kevin. Sebab, sedaritadi ia berada di sekitar koridor yang tidak jauh dari posisi Andraa dan Kevin.
"Kamu belum sarapan, 'kan?" tanya laki-laki itu yang tidak lain adalah Julian, yang notabenya adalah mantan kekasih Andraa. Julian tahu kini ia dan Andraa sudah tidak memiliki hubungan apa pun, tapi kenapa ketika melihat Kevin memberikan perhatian kepada Andraa hatinya terasa sangat sakit?
"Gue lagi nggak mood," tolak Andraa.
"Sebentar aja ya?" Julian berusaha mengajaknya agar segera menghindar dari Kevin.
"Dia nggak mau! Jangan maksa!" pekik Kevin yang mulai geram dengan sikap Julian yang begitu plin plan.
"LO NGGAK PUNYA HAK BUAT LARANG GUE!" ketus Julian dengan nada tingginya.
"CK! KEMARIN-KEMARIN LO KEMANA, BRO?" ucap Kevin dengan senyuman yang sedikit meledek.
"Kalian kenapa sih? Kok malah ribut di sini?" ujar Andraa dengan suara lemasnya, rasa pusing sungguh semakin terasa, membuat penglihatannya menjadi samar-samar. Lalu menjadi gelap seketika.
Andraa pingsan!
"ANDRAA!" teriak Kevin, dengan cepat ia langsung membopong gadis itu.
"Gue aja!" ucap Julian, seraya mengambil tubuh Andraa yang tengah berada di pangkuan Kevin.
"Nggak usah, biar gue aja."
"GUE!" bentak Julian dengan tatapan yang semakin tajam untuk Kevin, dengan pasrah Kevin menyerahkannya. Tanpa basa-basi Julian bergegas membawanya ke ruang Uks.
'Gue tahu, lo masih sayang sama Andraa, tapi kenapa lo terus menyakitinya?' batin Kevin seraya mengepalkan tangannya.
***
"Suruh siapa ngampus?" tanya Julian, ketika ia melihat gadis yang tengah berbaring itu sudah sadarkan diri.
"Tidak ada yang melarangnya, 'kan?"
"Tapi, kamu lagi sakit, Dyan!" tegas Julian.
"Lalu? Apa hubungannya denganmu?" balas Andraa seraya membenarkan posisinya menjadi duduk. Sedangkan Julian hanya diam, memang benar apa yang dikatakan Andraa. Bahwa kini sosok Julian siapanya Andraa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Luka [Sudah Terbit]
Novela Juvenil"Harusnya kamu cari uang yang banyak, bukan malah menghambur-hamburkan uang, Andraa!" Suara serak itu menginterupsi. Gadis itu terdiam. Sulit, jika dihadapkan dengan seorang ayah yang memiliki sifat tempramental, sejauh ini dia diam bukan berarti t...