"Gue daftar balap." ucap sang gadis bersurai panjang yang tengah menjepit rokoknya. Ia meletakkan selembar kertas di atas meja panitia yang bertugas.
Balap motor sudah rutinitas tahunan setiap sekolah di daerah tersebut. Tentunya ini ilegal tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Sekolah yang menang, akan diberi helm Arai MZ RC seharga 40 juta. Helm ini dikonstruksi dengan 11 lapisan karbon yang disatukan dengan jaring titanium khusus. Tak heran, banyak orang berlomba lomba untuk ini.
Orang yang ada di hadapannya malah tertawa garing. "L-lo yakin? Haha.. Dari tahun ke tahun cewek nggak ada yang daftar anjir! Dan ya, emang lo bisa ngalahin SMP Tirtayasa?" cemoohnya.
Wanita itu menggebrak mejanya. "Kalau gue sampe menang, gimana?"
"Liv, Liv! Gak usah ngada ngada. Ayo cabut. Gue tau kita demen motor, tapi ini masalahnya beda lagi, Liv. Ini pertaruhan harga diri sekolah!" ucap wanita yang baru saja mengejar ngejar gadis bernama Oliv yang hendak mendaftarkan diri ini.
Ya, ini memang sudah seperti pertarungan. Tidak peduli apa, setiap tahun semua sekolah menyiapkan pembalap pembalap terbaik untuk diadu. Kemudian yang kalah, akan menanggung malu. Bukan hanya satu orang atau dua yang menanggung malu, tapi semua seantero sekolah.
Biasanya akan seperti ini.
"Lo alumni sekolah mana?"
"Darma bangsa."
"Yang tahun kemarin kalah ya? Hahaha.."Seperti itu.
"Dia mau ikut, yaudah biarin aja. Coba sandingin dia sama yang lain dulu, kalau dia emang bisa melampaui kecepatan Rizky sama Vero, apa salahnya dia yang ngewakilin sekolah kita?" timpa seorang lelaki bernama Zafran.
Oliv dan Zafran sudah seperti adik kakak. Zafran memperlakukan Oliv lebih baik dari siapapun.
"Hm. Oke. Kita coba. Rizky, Vero! Sini!"
"Apa bang?" sahutnya.
"Lo berdua kan untuk sementara ini emang yang akan mewakili sekolah. Tapi tiba-tiba Oliv daftarin diri. Kalau misalnya lo bertiga di adu lagi, gimana?"
"Gak masalah sih. Asal dia yakin. Lo yakin, Liv? Ini bukan sekedar balap biasa lho—"
"Shuttt. Gue yakin, gue pertaruhin apapun untuk ini deh. Apapun." ujarnya penuh dengan penekanan.
Tiba-tiba datang seorang lelaki dengan ekspresi datar dan ia juga menyerahkan secarik kertas. "Gue mau daftar."
"Haha, Dave? Udah lo mah balapan biasa aja, gak usah sok sok daftar beginian." Oliv tertawa puas meremehkannya.
"Gue mau daftar. Gue pertaruhin apapun." balas Dave dengan tatapan intens.
"Oke. Dave dan Oliv, karena lo berdua pertaruhin apapun. Kalian bisa lolos tanpa harus diadu lagi sama Rizky sama Vero asal lo siap dengan tantangan yang gue kasih kalau lo berdua sampe kalah." ungkap Zafran.
"Apa?" jawab Oliv dan Dave bersamaan dengan semangat yang membara.
"Nikah."
"Gak usah gila." tutur Oliv memutar bola matanya malas.
Kalau tantangannya segila itu, lebih baik Oliv mundur. Daripada ia harus berurusan dengan manusia es dan irit bicara seperti Dave.
"Gue tepatin." kata Dave datar.
"Dave Simagara, ini nikah lho, nikah! Lo mau nikahin gue!?" Oliv memelototinya dengan tatapan tidak percaya. Ia mencoba menyadarkan akal sehat Dave.
"Salahnya dimana?"
Zafran beserta abang abang kelasnya itu tertohok mendengar jawaban Dave. "Gila gila."
"Deal?"
"Deal." gumam Dave tak banyak pikir.
Oliv bertolak pinggang. Mereka serius?
"Tunggu deh, lo pada serius gak sih? Maksud lo nikah nikahan doang boong boongan, kan?" kata Oliv.
"Nikah beneran." sahut Zafran.
Oliv menggigiti kukunya. Lagian, yang penting menang, tantangan ini tidak akan berlaku lagi. Oliv harus menang apapun itu kondisinya.
"Deal." putus Oliv.
***
Oliv menaiki motornya paling terakhir diantara semua peserta. Ia menyengir tidak bersalah ke arah Dave, dan lelaki itu memasang wajah beringas.
"Three.." sang pemandu memegang bendera hitam untuk aba aba.
"Two."
"One."
"Start!"
Bendera hitam pun diangkat.
Deru motor terdengar sangat bising. Oliv mempercepat motor di atas rata rata dan berhasil memimpin paling depan. Sementara Dave juga berjarak tidak terlalu jauh darinya.
Namun di pertengahan jalan... tiba-tiba Oliv merasakan perutnya yang kesakitan luar biasa. Tidak. Ia harus bertahan sampai akhir.
Oliv berusaha mengedarkan pandangannya dengan sempurna dibalik helmnya. Keringat sudah bercucuran semakin deras. Bahkan, tangannya ikut lemas. Kecepatannya semakin berkurang, dan disalip oleh pembalap lain.
"Liv, tolol!" umpat Dave yang melihat Oliv semakin melemah. Lelaki itu terus berfokus pada pertandingan ini dan tidak menggubris Oliv di belakang sana.
Oliv berakhir jatuh dengan lengan dan kaki yang terbentur keras ke aspal.
Tim penyelamat segera membopongnya untuk menjauh dari sana. Wanita itu dibawa dengan tandu.
Oliv meringis kesakitan memegangi perutnya. Keningnya sudah banjir keringat. "M-maaf bang.." lirih Oliv pada kakak kakak kelasnya itu. Oliv telah mengecewakan mereka semua.
"Sans sans."
"Bawa ke rumah sakit aja. Dia punya maagh akut." tutur Zafran pada tim penyelamat.
Mereka hanya bertumpu harapan pada Dave. Hanya dirinya yang kini tersisa. Mungkin masih ada harapan Dave akan menang.
Hasil telah di umumkan, Dave tidak menang.
Dan dengan ini, Dave dan Oliv harus menjalani hukumannya...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupidity✔
Teen Fictionrank #1 in sadgirl 26-10-20 rank #8 in brokenheart 23-02-21 rank #1 in anaksekolah 26-03-21 rank #1 in wattys 20-05-21 Clashinta Olivia terpaksa menikah dengan Dave Simagara karena sebuah sumpah yang mereka ucapkan. Saat Oliv berusaha untuk menjadi...