PART 21

2.5K 183 9
                                    

"Gue suami lo!"

"Lepas! Lo bahkan gak mikirin perasaan gue, dan dengan enaknya lo bilang kayak gitu. Lo jalan sama Valerie, gandengan, suap-suapan." terka Oliv murka. Kesabarannya benar-benar sudah habis.

"Gua suruh lo nunggu, Liv!" nada suara Dave kian meningkat.

"Kalau lo kayak gini terus, gue gak bisa! Gue nunggu, sementara lo? Lo bahkan bukan buka hati untuk gue, tapi orang lain kan!?" bantahnya.

"Lo bakal tau alesan kenapa gua deket sama Valerie, tapi semua ada waktunya. Lo gak bisa tau sekarang." terangnya.

"Jelasin ke gue?" Oliv berdecih. "Gka usah. Di mata lo, gue emang udah gak penting."

Oliv melepas kuat cengkramannya. Ia pasrah menahan Dave untuk tetap berada di sisinya dan tidak melirik gadis lain, nyatanya pria itu memang menyukai orang lain.

Dave memojokkan tubuh Oliv hingga punggung wanita itu terbentur cukup keras di dinding.

Dave mencium Oliv dengan beringas. Akal sehatnya sudah tidak berfungsi. Tidak ada cara lain untuk membuktikan padanya bahwa Dave benar benar mencintainya.

Oliv berhasil mendorong kuat tubuh Dave. Ia mengelap bibirnya. Kemudian pergi dengan perasaan meradang.

"Liv!!" panggil Dave.

Oliv menghentikan langkahnya, namun tidak menoleh sedikitpun.

"Lo pernah mikir gak sih, kenapa harus lo yang dikasih kehidupan penuh dengan kesengsaraan kayak gini? Kenapa gak orang lain aja? Jawabannya sederhana. Lo itu kuat." tutur Dave.

Oliv terdiam sejenak mencerna kata kata Dave.

Setelah mengetahui maksud Dave, Oliv melanjutkan langkahnya yang menuntunnya untuk pergi ke kelas.

Di persimpangan jalan, Oliv bertemu dengan Joshua. Joshua menatapnya dengan manik sayu. Wajahnya juga memucat.

"Lo kenapa?" tanya Oliv.

"Gapapa.."

Jawaban singkat itu membuktikan bahwa Joshua sedang tidak baik-baik saja. Oliv dengan segera menuntun Joshua ke UKS.

"Mau kemana?" tanya Joshua lemas.

"Ke Kutub! Ya ke UKS lah. Udah ya, Joshua, jangan banyak bicara." sahutnya acuh.

Setelah sampai membawa Joshua ke tujuan, Oliv segera melangkah pergi. Namun tangannya di cekal kuat oleh Joshua.

"Apa lagi?"

"Disini aja."

Disini aja Liv. Gue gak bisa liat lo sama Dave barusan. Kata Joshua dalam hatinya.

"Gabisa—"

"Gue gak enak badan."

Mengingat betapa baiknya Joshua saat Oliv sakit, membuat niatnya yang ingin pergi terurung. Oliv mengambil posisi duduk di samping matras Joshua.

"Kok bisa tiba-tiba sakit sih? Cowok kayak lo bukannya rentan sakit?" ungkap Oliv.

"Gue manusia kali."

Suasana mendadak sepi dan canggung. Oliv rasanya ingin keluar dari sini.

"Jo, gue keluar ya.." izin Oliv.

"Liv, kalau gue bilang gue suka sama lo gimana?" tanya Joshua.

Oliv terkekeh pelan. "Lo aja jahat sama gue, gak bakal suka lah lo ama gue. Lo sendiri, kan, yang bilang kalau gue itu jelek dan bodoh. Gak ada yang mau."

Cupidity✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang