PART 7

2.8K 212 2
                                    



"JOSHUA LO TADI KENAPA HAH!? LO SETEGA ITU YA SAMA CEWE! LO MAU GUA ADUIN MOMMY ATAU DADDY, ATAU MENDING DI PENJARA AJA SEKALIAN !"  Theresa kini tengah menjewer telinga Joshua sekencang kencangnya. Sang kaka hanya mengaduh kesakitan.

"Aduh lepasin dong!" lirih Joshua.

"Kenapa gak lawan gua hah! Takut lo!?" bentak Theresa untuk kesekian kalinya.

"Lepasin dulu!" perlahan Theresa melepaskan tangannya dari kuping Joshua karena masih punya hati.

"Gini ya ade ku yang cantik, lo gak ngerti apa apa tentang apa yang gua rasakan. Jadi stop ceramahin gua, nanti gua juga bakal sadar sendiri." lanjut Joshua dengan nada sok lembut.

"Bajingan ya lo!" balas Theresa tidak tanggung tanggung, Joshua memang pantas mendapat hinaan seperti ini karena ulahnya.

"Nanti temen gua mau dateng ke sini. Siapin makanan sama minuman ya!" Joshua mengelus puncak kepala adiknya yang kala itu sedang berada di puncak kemarahan.

"Temen lo? Siapa ? Ada kak Rai?" gumamnya panik.

"Iyalah ada. Dia, kan, best friend gue! Kenapa lo tanya tanya? Demen?" tepat sasaran. Kata-kata Joshua sukses membuat Theresa salah tingkah.

"ENGGAK, APAAN SI LO!" umpatnya. Theresa memukul kakanya, kemudian pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman dan makanan seperti biasa.

Bel rumah mereka berbunyi, di sambut kedatangan 3 teman Joshua. Yakni Rai, Ryuga, dan Sergio. Mereka masuk ke dalam rumah Joshua tanpa izin. Memang biasanya seperti ini, mereka bertiga sudah dianggap seperti keluarga.

"Samlekom mamang!" ucap Ryuga berteriak di dalam rumah Joshua tanpa malu.

Yang menyambut mereka adalah Theresa.

"Joshua di atas. Kayaknya gak denger, lagi mandi." jelas Theresa.

Theresa sudah merapihkan penampilannya. Entah tujuannya untuk apa. Padahal, mereka sering main kerumahnya, tetapi kali ini Theresa tampak resmi menyambut mereka.

"Buset, tumben lo cakep amat . Biasanya lo make celana pendek doang hahaha.." sindir Sergio yang ditujukan pada Theresa.

"MESUM PERGI LOO!!" pekiknya dan menyuruh Sergio keluar.

Tak lama sang kaka turun dari tangga "Apaan nih, kdrt? Ser, lo jangan mau sama ade gua! Bawel banget anjir, mainnya fisik!" seru Joshua yang baru saja turun. 

Rai daritadi diam saja, kemudian ia beralih menatap Theresa dan menyungging senyuman.

"Udah yuk naik keatas, ntar ada setan ngamuk!" ajak Joshua meledek Theresa.

Mereka berempat asik berbincang di kamar Joshua.

"Btw Rai, kok lu diem aja, sih? Lo gak lagi mikirin cewe, kan?!" Sergio menyadarkan Rai dari lamunannya. Rai tidak pernah menyukai seseorang semenjak dulu berpacaran dengan wanita bernama Kenzi.

"Kalo ngomong aneh aja lo. Si Rai sekarang kayaknya gak bakal suka sama orang lagi." timpal Ryuga.

"Sok tau lu! Mending lo tanya noh si Joshua. Kenapa dia suka nyakitin cewe!" Rai menatap Joshua yang daritadi hanya mendengarkan obrolan mereka.

"Kenape si lo? Ada masalah idup? Atau hati lo bermasalah?" teguran keras dari Rai mampu membuat Joshua membetulkan posisinya, kemudian membalas tatapan Rai tajam.

"Mainin hati cewe gapapa sih, asal jangan main fisik. Kesian bro." tambah Sergio seraya menepuk pelan pundak Joshua.

"Enak aja nyiksa itu cewe. Udah jelek, belagu lagi." jawab Joshua yang disusul oleh kekehannya sendiri. Teman temannya kini menatapnya heran. Tidak lagi lucu bagi mereka, Joshua malah terlihat seperti psikopat

"Kenapa lo semua?" Joshua menghentikan tawanya saat ia sadar kalau ia tertawa sendiri.

"Lo bukan Joshua" Rai menambahkan kata-katanya.

"Udah deh jangan ngomongin itu, lo sama aja kayak Theresa kalau kayak gini, aneh."

"Yang aneh itu lo! Udah deh gua mau makan aja, idup lo emang gak jelas." tambah Ryuga yang kini mengambil biskuit dari toples.

"Malam ini lo semua nginep yee. Bokap sama nyokap gua masih belum balik ke indo, kesepian gua tuh . Minta tidur bareng ama Theresa malah di gebukin, heran punya adek gitu amat." gumam Joshua.

"Gua juga mau kali tidur sama Theresa, uwuuu.." ucap Sergio dengan ambigu.

"Bego lo!" balas Joshua. "Jadi gimana mau kan lo nginep?" 

"Mau dong." seru mereka bertiga dengan kompak.

Rumah Joshua memang tempat terpw bagi mereka. Fasilitasnya super lengkap. Wifi gratis, makanan dan minuman banyak, ada ps, ada cewe cantik juga yang kadang bisa di modusin alias Theresa. Walaupun kamar Joshua sangat berantakan tapi mereka tidak perduli, karena memang samanya semua mereka suka sekali berantakin barang.

***

Oliv berkumpul dengan teman teman tongkrongannya, rasanya menyenangkan, sudah lama ia tidak berjumpa dengan mereka.

"Hai semuanya, gua bawa makanan nih!" sapa Oliv pada mereka semua.

Semua kegiatan berhenti saat Oliv datang, yang sedang merokok, main catur, berbincang, dan segala macamnya langsung menatap Oliv seperti melihat kehadiran malaikat.

"Woyyy Oliv, kemana aja lo. Gila gua kangen banget." ucap salah satu orang yang menyambut Oliv dengan begitu antusias. Semua berdiri dan memeluk Oliv, tidak peduli baik perempuan ataupun lelaki, yang lebih penting adalah solidaritas.

Meskipun kebanyakan teman tongkrongannya adalah lelaki, tapi Oliv merasa nyaman saja dengan itu. Lagipula, mereka semua menjaga Oliv seperti berlian, jadi tidak ada alasan untuk menyakiti atau merusak Oliv.

"Gua banyak banget kerjaan." ujar Oliv sambil menaruh makanan nya di tempat mereka berkumpul.

Tiba-tiba seseorang memegang muka dan tangannya yang terluka "siapa yang buat lo kayak gini." tanya orang tersebut.

"Gua gapapa bang Zafran. Seperti biasa kayaknya, lo emang abang gua yang paling peduli gua." ujar Oliv pada lelaki tersebut, namanya Zafran Ramadhan. Keduanya sangat dekat seperti adek abang, tidak terpisahkan baik jarak maupun waktu.

"Kita percayain semua sama Dave, kita titip lo ke Dave, tapi gua liat keadaan sekarang lo kok makin parah?" sambung salah satu teman nya.

"Kalian jangan salah paham, gua gapapa kok." dengan nafas berat ,Oliv mengatakan dirinya baik baik saja.

"Yaudah kita duduk dulu, gimana sekolah lo?"

"Baik-baik aja. Gua dapet banyak temen, lo semua gimana?" Oliv membuat kebohongan kecil dibalik faktanya. Nyatanya ia tidak mendapatkan banyak teman, di hari pertama saja, ia sudah di permalukan.

Semuanya membentuk formasi lingkaran karena akan banyak cerita nantinya dari masing masing orang.

"Ohiyaa, si Sandra sama Dave udah gak pernah kesini lagi. Mereka kayaknya udah merasa pinter dan lupa diri." tambah Zafran.

"Dave katanya gak mau nongkrong lagi, dia jadi pendiem banget sekarang . Drastis! Kalau Sandra—dia sibuk nyari cogan." informasi Oliv membuat semuanya terheran-heran.

"Si Sandra nyari cogan? Untung mantan ya tuhan..." kata mantan Sandra.

"Baguslah, itu tandanya dia udah lupain lo. Gimana lo nya? Masih gagal move on terus? Ahahaha.." timpal yang lainnya.

Sore itu terasa sangat menyenangkan..

Cupidity✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang