PART 27

2.6K 175 6
                                    


Oliv lebih terkejut saat melihat wanita yang bersama Dave di foto adalah Kenzi.

Dave bingung harus apa ,bila di jelaskan sekarang. Percuma saja, Oliv hanya akan menganggapnya salah, mungkin ia akan menjelaskan setelah emosi Oliv mereda.

"Gue minta maaf." ungkap Dave dengan perasaan yang tulus dan sangat dalam.

"Semudah itu ya lo minta maaf? Gue lega saat lo minta maaf ke gue, tapi lo buat goresan lagi di hati gue, lo ulangin lagi kesalahan lo. Mau sampai kapan kayak gini terus!?" nada suaranya menandakan bahwa wanita ini benar-benar sangat marah berpadu dengan kekecewaan.

"Lo mau dengerin penjelasan gue?" tanya Dave.

Oliv diam, tidak mengiyakan dan juga tidak menolak.

"Gue semalem cariin lo. Lo gak kasih gue kabar sedikitpun. Lo tau kakak kelas yang namanya Kenzi? Yang mukul lo waktu itu. Kemarin dia sama teman-temannya ajak gue nongkrong, gue udah nolak tapi mereka bener-bener maksa gue. Dia bilang, kalau gue gak mau, dia bakal terus ganggu lo bahkan lebih parah. Gue akhirnya ikut ,niat gue disana cuma duduk dan dengerin aja percakapan mereka. Gue gak ada niatan minum sedikitpun, tapi mereka semua pengaruhin gue untuk minum." terangnya sejujur-jujurnya. Sama sekali tak ada kebohongan saat Oliv menatap wajahnya.

Oliv tertunduk merasa bersalah, sebenarnya itu salah Oliv juga tidak mengabari Dave sama sekali. "Lo selalu ngecewain gue!"

"Dan lo selalu bikin gue khawatir!" balas Dave tak mau kalah. "Gue mau kita saling melengkapi, Liv. Gue emang salah, tapi lo juga harus ngerti.  Lo juga salah gak ngabarin gue dan gue berusaha sepositif mungkin untuk percaya sama lo."

Oliv bingung harus menjawab apa, keduanya memang di akui sama sama salah.

"Gue kemarin ketemu mamah." Oliv mengalihkan topiknya.

Sebenarnya ,penyebab dari emosi Oliv belakangan ini adalah karena ibunya. Ibunya terus terpikirkan olehnya, bahkan ia jadi susah tidur hanya karena itu.

"Mama udah punya calon suami baru."

"Bagus, kan? Harusnya lo seneng." ujar Dave.

"Enggak! Suaminya masih muda. Lo kira dia bakal bisa jagain ibu gue yang juga masih labil dalam berfikir?"

"Semua udah jadi keputusan ibu lo. Lo percaya gak? Ibu lo juga mengalami hal serupa kayak lo, hidupnya berat. Beliau butuh pasangan hidup yang bisa nemenin dia juga." ungkap Dave membuka jalan pikirnya.

***

Oliv telah rapih dengan seragamnya, siap bertarung dengan apapun yang terjadi hari ini.

"Liv. Lo di cariin sama kak Kenzi tuh di luar." lapor salah satu temannya.

"Dia sendiri?" sela Sandra ,ia tidak ingin kejadian waktu itu terulang kembali.

"Iya."

"Yaudah, samperin gih, Liv." ujar Sandra padanya.

Oliv menghadapi seorang Kenzi sendirian. Ia tidak merasa takut sedikitpun. Menurutnya, Kenzi hanyalah sampah masyarakat yang harusnya enyah dari kehidupan manusia.

"Kenapa?" ucap Oliv dengan ketus, sambil melipat kedua tangannya.

"Dave cerita sesuatu tentang gue?" ia mulai tersenyum licik bak pemain antagonis dalam serial drama ,entah tujuannya apa menanyakan hal seperti ini, yang pasti hanya mau memanaskan hatinya.

"Gue tahu semuanya. Inget ya! Gue pacar dia, lo gak usah macem macem." ancam Oliv.

"Setahu gue, lo sama dia cuma deket. Gak sampe pacaran. Dia pacaran sama Valerie, bukan lo. Lo kira gue bodoh?" pekiknya, Oliv diam sejenak memutar otak agar tidak kalah bicara.

Cupidity✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang