23. Prioritas?

2.6K 134 8
                                    

Sebelum baca budayakan Vote!!!!!!

Happy reading!!! 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

  "Dalam menjalani suatu hal atau berbagai hal, memerlukan usaha yang cukup besar. Dalam urusan cinta, hal itu menjadi tantangan yang harus dilewati sehingga semua tantangan itu tanpa terasa telah di lalui meskipun perjalanannya semakin rumit."

             _ BagaSyara _

   
         =BAGASYARA=

   
     Motor ninja itu berhenti tepat didepan gerbang rumah Syara. Pengendara motor itu menatap Syara yang baru saja turun dari motornya.

     Bagas tersenyum." Makasih udah ngobatin gue."

     Syara membalas senyum itu dengan tak kalah lebarnya yang seketika menjadikan Bagas terkekeh kecil seraya mengacak gemas rambut Syara.

    " Besok mau gue jemput? " tawar Bagas

     " Serah lo aja. Lagian lo udah jadi sopir gue. " balas Syara

      " Jadi selama ini lo nggep gue, sopir nih? Bukan pacar?" godaan kembali lagi dibibir Bagas

     " Gak tau gue. Malas banget. Udah sana lo pulang. Gak mau jemput juga, gak papa. Toh gue bisa naik taksi."gerutu Syara yang tiba-tiba sudah menjadi galak lagi.

     " Bener mau naik taksi? Gak takut telat? "

     Syara menggerutu kesal. " Telat juga urusan gue. Ya kali itu urusan lo. " kesal Syara lalu berjalan Memasuki gerbang rumahnya.

     " ASAL LO TAU, RA! URUSAN LO, URUSAN GUE JUGA. " teriak Bagas membuat Syara yang sudah di halaman rumahnya tersenyum dengan wajah merah.

       " Gue balik. Gak usah marah besok gue tetap jemput. " izin Bagas lalu berlalu pergi dengan motor ninja miliknya, dan meninggalkan Syara yang tengah dilanda rasa senang.

          .......................
  

    Dering ponsel yang telah berbunyi beberapa kali dapat mengeluarkan napas panjang dari seorang cowok yang sedang berdiri didepan samsak. Peluh membasahi wajah hingga dada cowok itu yang terekpos jelas. Cowok itu hanya mengenakan celana panjang.

   Melangkahkan kakinya, Bagas membuka satu persatu sarung tangan tinjunya.Mengangkat telpon itu, Bagas  mendekatkan ponselnya ketelinganya.

     " Apa? "

    "..........."

    " Rumah. "

     "..........."

     " Siapa? "

      "........."

      " Oke. "

      Setelah sambungan itu terputus, Bagas keluar dari ruangan latihannya, lalu mencuci ruangan itu agar tak ada seorang pun yang berani masuk selain dirinya.

       Langkah kaki yang mendekat, seketika menolehkan kepala Bagas melihat siapa yang berjalan kearahnya. Lelaki berjas hitam dengan celana panjang juga hitam mengkhaskan dirinya sebagai seorang kantoran.

BAGASYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang