31. Dia kembali

3.1K 115 7
                                    


      Sebelum baca. Vote and coment dulu.

  "Ketika dia hadir kembali, apa diriku harus memperjuangkan seseorang yang ada di saat ini, atau malah pergi dan kembali bersama dia yang dulu dan hingga akhirnya jatuh kembali dipelukannya?.....entahlah...."

    
           -BAGASYARA-

      Dua minggu telah berlalu.Hubungan Bagas dan Syara berjalan baik layaknya sepasang kekasih pada umumnya. Hingga saat ini semua berjalan baik. Tak ada musuh yang datang menggangu. Mungkin, mereka ingin memberikan waktu untuk kedua remaja itu sebelum perang dimulai!

     Koridor sekolah itu, begitu sepi karna Syara meminta Bagas menjemputnya cepat. Karna tugas piketnya belum ia selesaikan. Oleh karna itu, disinilah Syara menyapu setiap sudut kelasnya dengan ditemani Bagas yang duduk di meja guru sambil memainkan ponselnya. Tak sama sekali ingin membantu Syara.

    Syara menghembuskan nafasnya lega. Saat semua sampah dikelasnya sudah ia singkirkan di tempat sampah. Menyeka keringatnya, Syara menatap ke gerbang sekolah. Perlahan beberapa siswa memasuki sekolah.

     Syara berbalik lalu memandang kelasnya yang sudah bersih. Jika tadi ia menunggu teman piketnya pasti sekarang belum selesai.Apalagi kalau temammya itu tidak datang. Mampus jelas ia dihukum seorang diri!

     "Mikirin apa? " tanya Bagas dan dapat membuyarkan lamunan Syara.

     " Gak. Lo balik gih, udah pada datang tuh teman-teman lo. Makasih udah nemenin gue nyapu."

      Bagas berdehem." Gue ke kelas dulu. Istrahat ntar bareng teman-teman lo dulu. Kayaknya gue gak bisa nemenin."

     Syara menganguk. Setelah itu, Bagas berjalan pergi menaiki tangga menuju kelasnya.

        ..............................

      Syara memandang jalanan sekolahnya. Dari 30 menit yang lalu bel pulang telah berbunyi. Sekolah sudah mulai sepi, hanya tersisa anak-anak yang mengikut eskul.

    Dan sedari tadi langit tak ada hentinya menurunkan buliran air hujan. Syara terdiam dengan memegang ponselnya yang lobet setelah menerima pesan dari Bagas saat jam istrahat kedua bahwa Bagas ada urusan mendadak hingga tak bisa mengantarkannya pulang.

     Syara terus memandang jalan dan langit yang sudah menghitam diatas sana. Tak ada satu pun kendaraan yang mau lewat di jalan sekolahnya. Handphone lobet. Apes semua hari ini Syara.

      Syara menarik napas dalam seraya menggosok kedua tangannya. Dirinya mulai merasakan dingin. Angin menusuk kulitnya yang hanya menggunakam seragam sekolah.Pasrah! Itulah yang dilakukan Syara dengan menundukkan kepalanya.

     Hingga sebuah klakson mobil terdengar dan secara otomatis Syara mengangkat kepalanya. Syara terkejut bukan main melihat siapa dihadapannya yang menggunakan setelan jas hitam rapi.

      Lelaki itu berlari cepat ke arah Syara yang berada di halte dengan sebuah payung ditangannya. " Kenapa gak pulang?"

     Syara masih memandang Bagas dalam diam.Kenapa Bagas memakai jas?

     Bagas mengibaskan sebelah tangannya yang tidak memegang payung di wajah Syara. " Hei! Kenapa bengong? "

     Syara tersadar dan langsung menggelengkan kepalanya. " Gak ada taksi yang lewat."

      " Kenapa gak telpon atau mesen taksi gitu?" tanya Bagas

      " lobet." ucap Syara seraya melihatkan ponselnya.

BAGASYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang