46. Kesempatan(1)

867 58 12
                                    

       

      Vote ya!
   Update pagi! Selamat pagi!
    

         Selamat membaca.

   
   "Opportunities are always sought.
However, he needs time to think about
getting back with you or not. She was quite
scared,afraid of being hurt again."

 
_Author

        

       Pagi itu suasana langit tak secerah kemarin, kini banyak gumpalan awan hitam menutupi langit biru itu. Disana, di sekolah menengah atas itu banyak siswa-siswi berlarian kala tetesan air hujan mulai jatuh menandakan bumi menumpahkan lagi air matanya. Mereka berlari cepat menuju area koridor sekolah dan ada juga yang anteng berjalan dibawah guyuran hujan dengan payung ditangannya. Sama halnya Syara, dia merupakan salah satu siswi yang berlarian dengan cepat menuju koridor. Cewek itu merutuki dirinya sendiri karna mengurungkan niatnya membawa payung. Kini, cewek itu telah berada di koridor dengan keadaan seragam sekolahnya yang sebagian terkena air. Cewek itu secepatnya memeluk tasnya kala ia menyadari baju bagian depannya terkena air hujan. Parahnya lagi, baju seragamnya itu berbahan tipis. Syara menghela napas panjang lalu melirik sekitarnya, ada beberapa orang menatapnya dan kebanyakan kaum adam.

     Menarik napas dalam, Syara akan kembali melanjutkan langkahnya.Namun, dua cowok yang dikenalinya berada beberapa langkah darinya akan melintas seraya menatap dirinya. Syara menatap manik mata salah satu cowok itu yang juga tengah menatapnya tajam. Syara perlahan menunduk, memutus kontak mata itu. Saat mereka akan melintas didepannya, Syara terkejut saat jaket denim berada di kedua bahunya. Syara mendongak, menatap siapa gerangan yang memberinya jaket itu. Cewek itu berharap kalau cowok yang ia sayangi yang memakaikannya. Namun, sepersekian detik harapan itu pupus kala dia menyadari siapa gerangan cowok yang berdiri didepannya dengan wajah dinginnya. Farik. Cowok itulah yang menyampirkan jaket itu di bahu Syara.

     "Pake, terus ke kelas."ucap Farik lalu berjalan menyusul Bagas yang sudah duluan.

     Syara tersenyum kecut, kala ia melihat Bagas berjalan menjauh tanpa menoleh sedikitpun. Sesak. Satu kata itu, kini mewakili keadaan cewek itu. Semua kejadian itu, terjadi disaksikan beberapa siswa-siswi yang kini mulai berbisik-bisik lagi. Ada yang kasian, dan jelas banyak yang senang akan hal itu. Syara yang mendengar semua itu hanya menghela napas seraya memakai jaket itu lalu segera beranjak dari tempat itu.

       Di anak tangga pertama, Bagas mendengus lalu menoleh untuk melihat cewek yang akhir-akhir ini terus melintas di kepalanya. Namun, di sana cewek itu sudah tak ada. Bagas menghela napas seraya tangannya mengepal kuat kala mengingat bagaimana tatapan para cowok di koridor tadi yang begitu menatap Syara intens. Memikirkannya, membuat Bagas menggeram kesal ingin menghajar semua cowok tadi. Cowok itu menarik napas guna meredam emosinya kemudian melanjutkan langkahnya disusul Farik yang tersenyum tipis melihat gelagat sahabatnya itu.

   "Kenapa lo?"Farik bertanya sekedar iseng untuk memancing cowok disebelahnya itu.

    Bagas menoleh."Apa?"

     Farik tersenyum tipis."Kabar hati lo gimana? Gak kasian?"

    Bagas mendengus."Berisik lo." ketus cowok itu lalu melangkah lebar meninggalkan Farik yang kini terkekeh pelan ditempatnya dan hal itu menarik beberapa siswi yang melintas seraya tersenyum dan memuji cowok itu. Farik yang menyadari ditatap beberapa siswi disekitarnya berdehem pelan dan kembali memasang wajah dinginnya lalu melangkah meninggalkan beberapa cewek yang histeris menatapnya.

BAGASYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang