38. Cara Terbaik (mungkin)

2.6K 116 19
                                    

     Budayakan Voment!

         " Kebanyakan orang akan menyembunyikan suatu fakta demi orang lain baik-baik saja."
  
              BagaSyara_


                      -BAGASYARA-

        Bagas mengibaskan tangannya di wajah  cewek didepannya yang sedang berdiri dan menatap kosong.
Sekali kibasan belum membuat cewek didepannya bergeming. Hal itu membuat Bagas mengukir senyum tipis yang nyaris tak terlihat. Bagas kembali mengibaskan tangannya dan kali ini berhasil membuat cewek itu mengerjakan matanya lalu menatap dirinya penuh tanya!

      "Mikirin apa?" tanya Bagas seolah mengerti dengan raut wajah itu.

       Syara berdehem pelan guna menutupi kegugupannya yang datang tiba-tiba, lalu ia menggelengkan kepalanya dengan menatap Bagas. "Gak mikir apa-apa kok! Yuk, kita berangkat sekarang! Ntar keburu gerbang ditutup." ucap Syara seraya menaiki motor Bagas.

      Bagas berdehem, mengiyakan seraya memakai helm full face hitamnya itu. Bagas pun mulai menjalankan motor sportnya itu meninggalkan pekarangan rumah Syara. Sedangkan, Syara tanpa disuruh lagi, ia sudah melingkarkan tangannya di pinggang Bagas dengan kepala ia sandarkan di punggung kokoh itu. Aroma mint langsung menyeruak masuk di indra penciumannya. Aroma mint itu, sudah menjadi khas Bagas tersendiri dan sekaligus sudah menjadi aroma yang tak asing lagi di penciuman Syara. Baginya, aroma mint itu menenangkan!

       Bayangan aroma khas itu, buyar seketika di kepala Syara dan malah tergantikan dengan ingatannya dengan penelpon semalam. Rasa takut itu,kembali hadir. Syara bukannya takut akan kematian itu, yang dia takutkan hanya akan kehilangan! Tepatnya kehilangan cowok didepannya. Cowok yang sudah mengisi hati dan hari-harinya sekarang dan mungkin selamanya. Syara takut kehilangan untuk kedua kalinya!

     
       Bagas menatap kaca spion motornya guna memastikan keadaan cewek di boncengannya. Tumben, cewek itu lama menundukkan kepalanya dibalik punggung kokohnya. Biasanya cewek itu tak seperti itu. Terlebih lagi, pegangan di pinggangnya tak lagi erat seperti tadi. Bagas pun, menarik salah satu tangan Syara membuat siempu mengangkat kepalanya dan menatap dirinya bingung lewat kaca spion.

     " Kamu kenapa? Sakit?" tanya Bagas dengan menatap Syara khawatir lewat kaca spion.

     Syara menggeleng lemah. Memang separuh kesadarannya masih Memikirkan kejadian semalam. Dikepalanya  terus berputar apakah ia harus memberitahu Bagas, atau tidak? Dia bingung!

       Deheman keras milik Bagas, kembali membuat Syara menemukan kesadarannya sepenuhnya. "Pegangan. Gue mau ngebut." kata Bagas yang diangguki Syara sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggang Bagas.

       Dan setelahnya, Bagas benar-benar menaikkan kecepatan motornya, hingga membuat Syara semakin mempererat pegangannya!

.                   -BAGASYARA-


   
       Proses belajar hingga waktu istrahat tiba tidak bisa membuat bayangan semalam hilang dari pikiran Syara. Berbagai materi yang dijelaskan pun hampir tak ada yang bisa ia masukkan di otaknya. Menulis saja materi yang ada di papan tulis, harus Sandra memberi tahu nya dulu, baru ia akan menulis. Kalau tidak? Jangan harap dia akan tau kalau materi itu, disuruh tulis. Kelakuannya itu, mengundang berbagai pertanyaan di ketiga sahabatnya yang terus meminta jawaban walau pelajaran sedang berlangsung. Namun, setiap pertanyaan yang dilontarkan, Syara cukup menjawabnya dengan sebuah celengan. Tanda dirinya tak apa-apa!

       " Ra, lo kenapa sih? Dari tadi lo cuman diam dan gue perhatiin lo gak fokus sama penjelasan guru tadi. Lo mikirin apa?" tanya Sandra menggebu



BAGASYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang