28. Sebagai permulaan

2.2K 114 5
                                    

                *Sebelum Baca budayakan voment! *

-Happy Reading-

" Mungkin bagi lo, itu gak ada apa-apanya. Tapi, bagi gue rasa itu tanda awal
untuk gue."

                    _Bagas Angkasa
           

         -BAGASYARA-

    Dingin Angin malam menembus kulit putih milik cewek diboncengan motor Bagas. Siapa lagi kalau bukan Syara. Kaos panjang  dan jeket rajut tak dapat menghindari angin malam.

     Bagas yang melirik kaca spionnya, dapat menyadari Syara kedinginan karena kedua tangan cewek itu saling bertautan dan sesekali mengelus kedua lengannya.

      " Makan mau, gak? " tanya Bagas.

      Syara mengaguk." Hm. Tapi gue mau minum chocolate aja. Lo aja yang makan, gue temenin."

      Bagas memakirkan motornya diparkiran restoran kalangan atas itu. Keduanya berhasil turun dari motor. Syara nelepaskan helmnya lalu memberikannya pada Bagas.

      Bagas melepas cepat jaketnya. " Kalau keluar malam itu, gak usah pake jaket yang kayak gini. Pake jaket itu yang kayak gini. Nih, lo pake."

     Syara cemberut." Kalau gak ikhlas, gak usah ngasih. "  kata Syara lalu menyerahkan kembali jaket milik Bagas.

      Bagas mengambil jaketnya, lalu bergerak maju didepan Syara. Kemudian memakaikan jaketnya pada tubuh Syara. " Gue tau lo, ngode gue." ucap Bagas lalu menarik tangan Syara memasuki Restoran. Sedangkan, Syara diam dengan rona merah dikedua pipinya.

       Meja dekat jendela adalah pilihan dua remaja itu. Hanya satu meja itulah yang kosong. Malam ini, Restoran itu sangat ramai. Entah karena lagi ada Diskon, atau Restoran favorit pengunjung sekarang.

      " Bener, lo gak mau makan? " tanya Bagas memastikan sebelum pelayan dihadapannya pergi.

     Syara mengangguk dan sama sekali tak melihat Bagas. Takut apabila rona itu masih membekas.

      " Yaudah. Itu aja."

     
      " Saya ulangi pessenannya. Dua chocolate dan satu nasi goreng."

     Bagas mengaguk.

      " Saya permisi. Mohon ditunggu." setelahnya penyaji tadi pergi meninggalkan meja dua remaja itu.

      Syara menatap Bagas. " Gue boleh nanya sesuatu? "

   " Hm. Lo mau nanya apa?" Bagas yang semula menatap seisi restoran itu, kini beralih menatap Syara.

    " Balapan tadi, balap liar?"

      Bagas mengangguk.

      Syara ber oh'ria." Buat? "

      Bagas menaikkan sebelah alisnya tanda tak mengerti. Sedangkan, Syara yang mendapati Bagas tak paham dengan pertanyaannya hanya bisa mendengus kesal.

BAGASYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang