" Gue minta ama lo sembunyiin dari semua orang tentang goresan gue."
- Bagas
= BAGASYARA=
Mengikat cepol rambutnya, Syara sedikit menaburkan bedak di wajah putihnya. Memandang sekilas bibirnya, Syara membiarkan bibirnya pucat begitu saja tanpa polesan sedikit pun.
Sekarang masih sangat pagi. Jam baru saja menunjukkan pukul 05.25 Wib. Memikirkan apa yang akan dirinya lakukan, Syara menghela napas. Sarapan, Masukin buku telah ia lakukan. Apa lagi yang akan ia lakukan selain menunggu jemputan.
Syara mengambil benda pipih putih diatas nakasnya lalu menyalakannya. Layar itu memunculkan sebuah notifikasi dari cowok yang terus dia pikirkan dari semalam.
Membuka notif itu, Syara mengerutkan keningnya sehabis membaca deratan huruf yang diketik Bagas. Cepat mengerti apa maksud pesan itu, Syara berlari keluar kamarnya.
" Bik, Syara berangkat. Ntar bibi bilang sama Agra kalau Syara udah berangkat. " jelas Syara seraya mengikat cepat tali sepatunya
" Loh, bukannya ini masih kepagian atuh non! " kaget Asisten rumah Syara itu. Tumben majikannya berangkat sepagi ini.
" Takut telat aja Bik. Soalx gak ada yang jemput. Syara berangkat ya, Assalamualaikum! " tubah mungil Syara berlari keluar gerbang.
.......................
Parkiran nampak sepi. Hanya ada satu motor, yang sudah Syara duga itu motor Bagas. Berlari cepat, Syara menyusuri koridor sepi walau rasa takut dan khawatir terpampang jelas diraut wajahnya.
Menaiki rentetan tangga, Syara tak menghiraukan peluh yang sudah meluncur deras diwajahnya.
Pintu rooftopp itu tertutup rapat. Sebelum membuka pintu itu, Syara mengambil tisu dari tasnya lalu menghapus keringat diwajahnya.
.....................
Erangan terus keluar dari bibir Bagas. Bekas luka itu sangat sensitif. Terkena saja sudah menyebabkan nyeri dipunggungnya. Bagas mencoba untuk bangun dari meja itu.
Menegakkan sedikit tubuhnya. " Arghh. " erangan keluar lagi dari mulut Bagas.
Decitan pintu rooftopp terbuka. Membuat Bagas mengalihkan tatapannya pada seorang gadis yang dengan menatapnya kaget.
Senyum Bagas tercetak. " Maaf gak bisa jemput. "
Syara berjalan dengan mendelikkan matanya. Respon yang diberikan Syara dapat menarik Bagas mengangkat kedua sudut bibirnya. Syara duduk disamping Bagas seraya memandang cowok itu.
" Kenapa? " Pertanyaan Syara membuat Bagas menaikkan sebelah keningnya.
" Kenapa Apanya? "
Syara memutar bola matanya. " Kenapa lo bisa kayak gini? "
" Tawuran. "
Syara memandang kearah lain. " Tawuran semalam? "
" Hm. Nih obatin gue. " kata Bagas sambil menyodorkan kotak P3K ditangannya.
Syara memandang sebentar kotak obat itu lalu mengambilnya. " Lo dapat darimana? "
" Tuh kotak emang ada terus disini. Sengaja buat jaga-jaga. " sahut Bagas dengan posisi sudah menghadapi kearah Syara.
Syara menuangkan sedikit demi sedikit obat merah itu pada kapas putih. Kemudian dia mulai mengobati cowok dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASYARA
Fiksi RemajaCerita ini murni hasil pemikiran penulis! PLAGIAT MINGGIR! "Mulai hari ini lo jadi pacar gue. Dan gue gak nerima penolakan." ucap cowok itu lalu melenggang pergi. Setelah ucapan permintaan berpacaran, atau lebih tepatnya sebuah pemaksaan...