25. Bulan, Bintang dan Ketakutan

2.6K 122 5
                                    


        Jangan lupa vote and coment sebelum baca.

        Happy reading!!!!

       ~~~~~~~~~~~~~~~~~

      " Setiap orang mempunyai banyak sisi. Sisi itu akan ada saatnya untuk terlihat di mata orang banyak. Akan tetapi, hanya untuk orang tertentu. Tepatnya orang spesial."

           ~~~~~~~~~~~~~

            -BAGASYARA-

   

     Balapan malam ini, sangat menegangkan bagi semua orang di arena balapan itu. Namun, hanya saja salah satu dari dua cowok pembalap itu, merasa biasa saja seolah tak takut lintasan yang akan ia lewati. Pikiranya berbeda dengan apa yang ia lakukan. Bayangan suara ayah dan kakeknya tadi terus terekam jelas di kepalanya.

            Seorang cewek berpakaian kaos oblong dan celana diatas lutut berjalan ke depan dengan bendera kecil ditangannya.

      " Satu " hitungan pertama telah dibuka cewek itu.

     " Dua "

     " Tiga! " tepat bendera kecil itu terjatuh di garis start, dua motor itu mulai melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

      Seringai muncul dibibir, Ghekmar kala melihat Bagas agak jauh tertinggal dibelakangnya. " Gue pastiin lo kalah kali ini."

     Bukan menambah kecepatan laju motornya, Bagas malah terlihat santai seraya menatap lurus Ghekmar yang beberpa meter didepannya.

     Lima detik..

     Kecepatan berubah total saat sudut bibir itu terangakat. Melewati motor sport merah didepannya, Bagas membunyikan klakson sekali yang menambah kekesalan Ghekmar.

     Tepukan meriah disambut Bagas, saat memasuki garis finish. Bagas memasang wajah datar dengan senyum miring dibibirnya.

     Motor sport merah itu, tiba digaris finish dengan perbedaan tujuh detik dari Bagas. Ghekmar membuka helmnya lalu menatap Bagas sekilas dengan memutar bola matanya.

       Cewek tadi itu melangkah didekat Bagas lalu mengangkat sebelah tangan milik Bagas. " Pemenang untuk kali ini, jelas sudah pemain bertahan kita."

      Sekali lagi tepukan demi tepukan terdengar.

      " Tepukin aja sono. Dasar anggota gak tau diri." racau Ghekmar saat melihat beberapa anggotanya memberi tepuk tangan untuk Bagas yang notabenya sebagai musuh.

      Bagas mendekatkan bibirnya ketelinga Ghekmar." Jangan pikir, lo mau menang dari gue." Bagas kemudian menarik wajahnya, lalu menatap ke sekelilingnya. " Cabut. Gue ama anggota gue pamit! Ntar jumpa lagi balap selanjutnya."

       Kemudian, beberapa motor pergi meninggalkan arena Balapan itu. Tujuan mereka sekarang adalah Markas.

       
         .......................

      Syara melirik untuk kesekian kalinya, jam di dinding kamarnya. Syara menunggu Agra yang tidak tau akan pulang jam berapa. Tadinya, Syara pikir jam sebelas kakaknya itu akan pulang. Tapi, sekarang sudah menunjukkan pukul duabelas malam tepat dan pergantian hari telah dilalui Syara dengan kegelisahan.

     Syara sudah sangat mengantuk. Akan tetapi, ia tak bisa tidur jika sendirian di rumah. Mau menghubungi sahabat-sahabatnya jelas tidak mungkin. Pasti sekarang para sahabatnya tengah menikmati mimpi masing-masing.

BAGASYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang