24. Kejutan Malam

2.4K 124 11
                                    

        Vote dulu sebelum
   Baca, yah guys!!!!!!!

         ~~~~~~~~~~~~~~~

      " Menyembunyikan cara mereka selama ini. Namun, jangan ragukan tersembunyinya hal itu, tidak dapat membuat semuanya terbongkar. Karna bagaimana pun cara kalian menyembunyikan, hal itu akan terbongkar setelah saatnya tiba! "

          =BAGASYARA=

     

    
   Mobil Hitam itu melaju pelan saat sampai diparkiran hotel terbesar di ibu kota Indonesia itu. Cowok berpakain rapi keluar dari mobil itu dengan menyisir rambutnya dengan jari jemarinya.

    Senyum miring tercetak jelas saat pemandangan pertama yang ia lihat adalah beberapa kendaraan mewah terpakir jelas di halaman hotel itu.

     Cowok itu bergumam pelan lalu berjalan memasuki hotel itu. " Bisnis sialan. "

      Semua pasang mata mengarah pada cowok itu yang baru saja memasuki area hotel itu. Bisikan, demi bisikan selalu teraarah pada cowok itu. Cowok itu mendengus kesal.

      Lelaki paruhbaya berjalan menghampiri dirinya. " Papa pikir kamu tidak akan datang. "

     Bagas memasang wajah datarnya. " Kenapa, Anda mengajak saya kesini? "

    Alvian tersenyum, lalu berjalan pergi disusul Bagas dari belakang. " Kenalin ini anak saya."

      Satu persatu mereka menyalami tangan Bagas yang dibalas Bagas dengan senyuman ogah-ogahan.


   "  Sang pewaris besar. "kata seorang lelaki tua yang Bagas pikir seorang pimpinan besar perusahaan.

     Dua jam telah dilalui Bagas di hotel besar itu yang penuh dengan pembisnis-pembisnis besar. Berbagai pertanyaan, pujian selalu didapat Bagas. Bagas mengacak rambutnya lalu bangkit dari  duduknya kala melihat beberapa dari pembisnis itu berjalan keluar hotel besar itu.

     Bagas melirik sekilas jam tangannya. Pukul 21.15. Waktu yang sangat lama. Kapan acara ini akan sekali selesai?

     Bagas melangkah keluar untuk menyaksikan peresmian hotel yang dibangun oleh Ayahnya dan seorang pimpinan perusahaan terkenal yang Bagas tau  namanya Herman!    


     Kalau bukan permintaan Syara, Bagas mana mau datang di acara seperti ini, yang membuat dirinya bosan. Jam begini sudah waktunya ia duduk diatas motornya dengan sebatang rokok ditangannya sambil menonton aksi balapan liar didepannya. Namun, semua itu hanya bayangan belaka.

     Bisnis sialan! Peresmian kurang kerjaan! Makian itu berasal dari Bagas namun, hanya mampu diucapkan dalam hati.

          .....................

       Angin malam menerpa kulit Syara yang baru saja ingin menginjakkan kakinya diteras rumah setelah menutup pintu. Syara sangat bosan didalam rumahnya yang begitu sepi. Orang tuanya lagi di luar kota. Dan kakaknya yang tadi izin beli martabak sampai dua jam lebih Syara menunggu namun, tak ada tanda-tanda Agra akan pulang. Paling pulangnya jam sebelas malam.

    Jaket yang melapisi kaos pendek Syara, lebih dieratkan lagi. Syara nenolehkan kepalanya ke kanan dan kiri beberapa tetangganya masih ada yang duduk diteras rumah.

BAGASYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang