23 | SL

792 38 0
                                    

| S E Z A L E T T A |


Ini sudah jadwal Aletta kembali pada rumah sakit untuk mengecek keadaanya sekarang.

"Selamat pagi pacar." ucap Seza menoel hidung Aletta yg baru membuka pintu untuk Seza.

"Pagii jugaaa."

"Udah siap?"

"Harus banget ya ka?"

"Harus dong sayang."

"Ish tapi Aletta takut."

"Ko takut sih?"

"Aletta takut kondisi Aletta semakin parah."

"Kita temuin dokternya dulu apapun hasilnya jangan nyerah okee. Ayoo." Seza menggandeng tangan Aletta pergi.

Di rumah sakit.

"Bagimna Tan kondisi Aletta sekarang." tanya Seza pada dokter Dinda, Tante Seza.

"Gaush khawatir Za, alhamdulillah kondisi Aletta udh stabil dia ga perlu cek kondisinya lagi."

"Tuh kan Al apa aku bilang." Aletta hanya tersenyum.

"Bunda kemana Za?"

"Bunda ada urusan dibutiknya jadi ga bisa ikut tapi tadi titip salam buat Tante."

"Oh gitu. Maaf ya Aletta, Tante ga bisa liat kamu pas kamu mau pulang."

"Gapapa ko Tan. Kemarin kan yg nanganin aku juga bukan Tante."

"Kata siapa? Orang Tante Dinda yang rutin banget cek kamu pas lagi koma."

"Oh ya maaf ya tante Aletta gatau. Lagian yang muncul pas ngecek Aletta sadar dokternya cowo bukan tante."

"Iya tante disuruh sama bundanya Seza. Dia pengen tante yg tangani kamu yaudah deh tapi cuma sampe hari ke lima kamu koma soalnya tante langsung dipindah tempat ke Bandung tiga hari. Tapi syukurlah sekarang  kmu udah stabil alhamdulillah."

"Iya tan makasih ya."

"Iya Aletta ini kan udah tugas tante."

"Yaudah tan. Kita berdua pamit ya. Soalnya dari tadi Aletta pengen banget fultime bareng Seza hari ini."

"Ish boong." kata Aletta memukul pelan bahu Seza.

"Haha yaudah tan makasih ya,  kita pamit."

Aletta dan Seza meninggalkan ruangan dokter Dinda. Dan berjalan menuju parkiran.

"Ka Seza. Aletta rindu banget sama papa. Aletta pengen banget ketemu papa tapi males ketmu tante Amy."

"Ya udah kita jemput papa kamu terus  ngobrolnya di kafe atau ga ditaman aja jadi gaperlu ketemu tante Amy sama Alana juga kan." Aletta mengangguk.

Mereka berdua menghentikan jalannya karena mendengar ada yg memanggil Aletta.

"Ka letta! Ka!" panggil Alana, Aletta hanya menoleh.

"Lo ngapain disini?" tanya Seza.

"Ka papa dirawat dirumah sakit."

"Gausah drama deh."

"Aku ga drama ka serius. Papa di rawat dari kemarin dia nyebutin nama ka Letta terus tapi dia belum sadar ka." Alana menangis.

"Lo serius?"

"Aku serius ka. Ikut gue deh ka ayoo."

"Yaudah kita liat dulu ya siapa tau bener."

Ruangannya tidak jauh dari tempat mereka berbincang.

Aletta dan Seza memasuki ruang rawatnya begitupun dengan Alana dan benar saja papa nya sedang terbaring disana.

Amy yang melihat Aletta masuk refleks bangun dari duduknya dengan matanya yang sembab.

"Aletta." Aletta tersenyum singkat Amy mendekat "Aletta maafin mama ya sayang. Mama menyesal." Aletta hanya meliriknya dan langsung saja pergi mendekati papanya kayanya Aletta masih marah sama aku - batin Amy

"Papaaaa." Aletta menangis dan memeluk papanya benar saja papanya tertidur dengan memanggil nama Aletta.

"Aletta kamu dimana."

"Paa Aletta disini. Bangun paa Aletta janji ga akan pergi lagi" ucap Aletta menggenggam lengan papanya.

"Papa Aletta disini, Aletta rindu sama papa bangun pa Aletta mohon. Aletta baik baik aja paa bangun disini juga ada ka Seza." ucap Aletta dengan lembut. Tidak lama papa membuka matanya pelan pelan.

"Sayangg."

"Papa" Aletta kembali menangis dan memeluk papanya.

"Kamu disini beneran papa ga mimpi kan?"

"Ngga paa. Papa kenapa bisa sih sakit kaya gini Aletta khawatir."

"Papa cuma kurang istirahat aja sayang. Mikirin kamu, papa takut kamu kenapa kenapa."

"Aku gapapa pa. Aku baik baik aja ada ka Seza mbok Asmi sama bunda Zena yang jagain aku."

"Jangan pergi lagi ya Al."

"Iya paa. Papa jangan mikirin Aletta lagi ya. Aletta pasti baik baik aja."

"Kamu pulang ya kerumah, tinggal sama papa lagi Al."

"Maaf pa Aletta ga bisa."

"Terus kamu tinggal dimana Aletta?"

"Aletta tinggal di apartemen papa ko. Kalo papa kangen sama Aletta papa tinggal datang ke sana gitu juga sama aletta, Aletta pasti sering ketemu papa ko nanti Aletta temuin papa di kantor papa. Aletta ga akan kenapa kenapa. Aletta baik baik aja selama papa juga baik baik aja. Papa jaga diri ya karna Aletta ga ada lagi dirumah. Atur pola makan papa terus jangan cape cape kalo papa sakit lagi kaya gini, Aletta marah sama Papa."

"Iya bawelnya papaaaa."

"Om, Seza kira Aletta bawel cuma sma Seza aja."

"Ish ka Seza." Aletta menyikut lengan Seza.

"Dia mah emang gitu bawel banget." Prana tertawa singkat "Terima kasih ya Za kmu sudah jagain anak om." lanjutnya.

"Itu udah tugas Seza jagain Aletta kalo om lagi ga ada disisi Aletta."

"Entah gimana om balesnya Za."

"Seza tulus ko om. Seza sayang banget sama Aletta jadi Seza pasti jagain Aletta gimana pun caranya." ucap Seza membuat Aletta dan papanya tersenyum.

Aletta beruntung memiliki Seza yang sangat mencintainya. Beruntung Aletta ditakdirkan sebagai matahari Seza. Dan lebih beruntungnya lagi Aletta mendapatkan Seza sebagai pelanginya. Hidup Aletta yang dulu abu abu kini menjadi warna warni setelah Seza hadir sebagai pelangi dihidupnya. Kini hari hari Aletta berwarna begitupun dengan hari hari Seza. Mereka melewati hari dengan penuh warna berdua bersama.

Ngga seharusnya aku coba hadir dihubungan kalian yang udah saling mencintai - batin Alana.

Harusnya dlu aku dan Alana ga pernah datang dikehidupan kamu pa. Mungkin kamu akan lebih bahagia bersama Dyta Aletta dan Attala. Dan mungkin Dyta sama Attala masih ada disini sma kamu dan Aletta. Maafin aku ya Dyt, aku nyesel -batin Amy.


| V O T E A N D K O M E N |

Sezaletta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang