3.Caelum

4K 364 37
                                    

Pajak wajib vote dan koment ⚠️
Jangan lupa juga follow akun author 🥰
Selamat membaca 🩶

...

Chu?

Adalah nama panggilan yang Maxime berikan kepada seorang gadis kecil masa lalunya. Saat itu, ia masih berusia sembilan tahun. Dimulai saat Maxime memiliki seekor anjing kesayangan yang ia beri nama 'Monggu', seekor anjing sejenis poodle dengan bulu berwarna coklat dan mata yang besar. Anjing itu adalah anjing kesayangan Maxime.

Suatu itu, saat di malam dengan hujan deras tengah terjadi, Monggu menggong-gong tanpa henti hingga mengganggu kedamaian Maxime yang tengah asik bermain game di kamarnya. Maxime berlari dan mencari keberadaan Monggu yang saat itu tengah berputar-putar di depan pintu utama depan rumahnya.

Di tengah derasnya hujan dan banyaknya kilatan petir tengah menyambar, Maxime tampak khawatir mendapati anjing kesayangannya bertingkah tidak seperti biasanya.

"Hey ... hey ... ada apa denganmu?" Maxime mengusap bulu halus Monggu dan berusaha untuk menenangkannya. Namun, alih semakin tenang anjing tersebut malah menggigit lengan jaket Maxime hingga membuat pemuda itu bertanya-tanya apa yang tengah terjadi dengan anjing kesayangannya tersebut.

Maxime kemudian mengikuti kearah mana moncong Monggu menunjukan raungannya, hingga kedua netra Maxime meMincing untuk mengamati pergerakan aneh di luar pintu gerbang rumahnya. Dengan hati-hati, Maxime mengambil sebuah payung untuk memastikannya dari dekat. Dan betapa terkejutnya Maxime saat mengetahui jika ada seorang gadis kecil tengah menangis seorang diri di depan pagar pintu rumahnya.

Tak perlu menunggu lama, Maxime kemudian membuka pintu gerbang rumahnya, ia menghampiri gadis kecil itu seraya memayunginya."Siapa kau? Kenapa kau menangis di depan pintu rumahku?" Maxime mencoba bertanya, ia mencoba menyentuh lengan gadis itu untuk mengangkat wajahnya namun segera ditampik oleh gadis itu, gadis itu terduduk dengan memeluk kedua lututnya untuk melindungi tubuhnya.

"Hey ... bicaralah. Kenapa kau malah menangis disini? Dimana orang tuamu? Ini sudah larut malam dan kau ... " Maxime tak melanjutkan kalimatnya, ia panik saat menyadari sekejur tubuh gadis kecil itu tengah menggigil kedinginan karena basah diguyur oleh derasnya air hujan. Dengan sekuat tenaga, Maxime kemudian mencoba mengangkat tubuh gadis kecil itu dan membawanya masuk ke dalam rumahnya.

"Siapa dia bu?" tanya Maxime masih begitu penasaran, ia menatap ibunya yang kini tengah menyelimuti dan membersihkan tubuh gadis kecil itu dengan kain hangat. Gadis kecil itu tampak terlelap tidur pulas dikasurnya.

"Lee Youra, anak dari bibi Lee tetangga baru disebelah rumah kita sayang,"

Maxime menatap lekat-lekat wajah gadis itu. Ia langsung terpesona akan kepolosan gadis itu saat tertidur di ranjangnya. Gadis itu terlihat menggemaskan dimatanya. Pipinya kemerahan dan mengembul, dengan bulu mata lentik dan indah. Sedangkan bibir terlihat mungil dan tipis. Bibir itu sedikit terbuka dan hidungnya yang sedikit berwarna kemerahan. Menggambarkan gadis kecil itu tengah benar-benar kedinginan.

Sesekali gadis itu akan mengaduh dan menangis terisak entah karena apa. Maxime tidak tega, hingga nalurinya ikut merelakan satu lengan kecilnya sebagai sandaran agar gadis itu nayaman dari tidurnya."Bu ... ,"

"Ssstttt .... jangan berisik. Dia sudah tertidur. Untuk malam ini kau bisa tidur denganku atau ... kau ingin tidur disini menjaganya?" tanya ibunya begitu lembut dengan senyuman teduhnya.

"Dimana orang tuanya? Kenapa dia bisa sendirian? Dan ... Apa tidak sebaiknya kita mengantarnya pulang?" tanya Maxime penasaran.

Ibunya hanya menggeleng pelan, Maxime semakin tak mengerti, dengan begitu mudah gadis itu menguasai perhatian dari ibunya. Gadis itu langsung disambut penuh kasih oleh ibunya sendiri tanpa banyak bertanya. Maxime sadar, jika ibunya begitu menginginkan seorang anak perempuan hadir di dalam keluarga kecilnya.

Sempiternal ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang