...
Entah sudah berapa lama Youra bergelut dengan berbagai tumpukan dress yang kini sudah berserakan di atas ranjang empuknya. Kurang lebih lima belas menit lagi Maxime dan ayahnya akan datang. Dan Youra masih belum juga menemukan baju terbaiknya.
Oh ... Ayolah. Ini hanya acara makan malam biasa. Hanya untuk saling mengenal kedua keluarga. Tapi Youra rasa ia harus berpenampilan sempurna. Dia adalah Lee Youra, kesempurnaan harus menjadi miliknya.
"Ya ampun ... Lee Youra. Mau sampai kapan kau berdiri di depan cermin seperti itu," nyonya Lee menggeleng, ia menghampiri Youra yang kini masih membandingkan tiga mini dress di depan cermin berbentuk oval besar. Warna merah, softpink, dan juga peach.
"Sebentar lagi Maxime dan Ayahnya akan datang. Dan kau masih saja belum menemukan apa yang ingin kau pakai?"
Youra melenggang, airmukanya berubah masam."Biarkan saja dia menungguku," celetuk Youra. Nyonya Lee memukul tengkuk leher Youra begitu keras hingga membuat Youra mengaduh kesakitan. Pukulan ibunya itu memang tidak tanggung-tanggung dilayangkan kepadanya. Wanita paruh baya dengan balutan long dress navy itu kini menghadap ke Youra. Ia tarik sisi bahu kanan Youra yang masih berbalut dengan handuk kimono bathrobe putih.
"Dia sudah terlalu lama menunggumu. Kau saja yang tak punya hati membiarkan pria sebaik Maxime menunggumu begitu lama,"
Youra memutar kedua bola matanya jengah."Bu ... kau tau jika aku tak menyukainya. Sebenarnya anak ibu itu siapa? Aku atau dirinya?"
Nyonya Lee berkacak pinggang, ia menatap lamat penampilan Youra dari atas hingga bawah."Kau bilang kau tidak menyukainya?" Nyonya Lee mengulang apa yang Youra katakan. Nyonya Lee sangat tau, Youra tak pernah sampai segila ini mempersiapkan dirinya hanya untuk sekedar makan malam. Sudah dari tadi pagi Youra melakukan berbagai perawatan di salon. Mulai dari wajah, rambut hingga tubuhnya.
Youra bahkan tak tanggung-tanggung mengecat rambut panjang hitamnya menjadi warna Mocca Light Brown. Sangat pas dengan kedua bola matanya yang berwarna coklat terang.
"Lihatlah penampilanmu. Sudah dari tadi pagi kau mempersiapkan dirimu hanya untuk acara makan malam ini,"
"Bu kau tau kan jika aku memang suka berdandan," ucap Youra lalu memasang anting perak panjang yang terlihat berkilauan di depan cermin dan ia kembali memunggungi ibunya. "Aku ... "
"Lee Youra ... Kau masih saja membohongi dirimu sendiri. Kau tak pernah seperti ini. Sekalipun kau pergi bersama dengan orang yang kau sukai, Aliaster?" tukas Nyonya Lee.
Youra tersentak, ia berbalik badan. Kini ia menatap ibunya yang ada di belakangnya. Mulutnya menganga, ingin sekali ia melayangkan sebuah umpatan kepada ibunya. Namun ia sadar, ia tak boleh durhaka. Lagi-lagi kenapa harus Aliaster yang menjadi permasalahannya? Oh tidak ... Sudah mati-matian Youra berusaha untuk melupakan Aliaster. Tapi ia rasa ia tak akan pernah berhasil.
Aliaster adalah orang pertama yang mengubah seorang Lee Youra yang pendiam menjadi sesosok Lee Youra yang ceria. Namun Aliaster pula yang telah berhasil membuat seorang Lee Youra menjadi terbodoh seperti ini dengan tidak mudah melupakannya.
"Bu ... Itu semua berbeda dengannya!"
"Apa yang membedakan Maxime dengan Aliaster?"
Youra terdiam sejenak, kedua bola matanya bergerak tak nyaman. Entah kenapa itu pertanyaan yang begitu sulit untuk ia jawab meski sebenarnya itu adalah hal yang begitu mudah.
Aliaster adalah orang yang ia sukai dari dulu namun Maxime? Mungkinkah Youra benar-benar tidak menyukai Maxime? Bohong!
"B-bukankah kau sudah tau jawabannya," ujar Youra terbata. Nyonya Lee menajamkan matanya, ia manatap Youra seakan-akan ingin menerkam bulat raganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal ✔️ [TERBIT]
أدب الهواةSekeras apapun Lee Youra menyakiti Maxime Parker, pria itu tetap mencintainya. Tak peduli bagaimana buruknya seorang Lee Youra, atau bahkan saat gadis itu sering berselingkuh darinya, Maxime akan tetap mencintainya. "Maxime Parker, kau itu bodoh ata...