...
"Sekarang bagaimana You? Aku tak habis pikir jika dia akan mengatakan hal itu kepadamu," Mina duduk di depan Youra dengan membawa dua gelas jus strawberry di kedua tangannya. Kini mereka tengah terduduk di sebuah kantin kampus. Mereka datang ke kampus untuk mengurus berbagai berkas-berkas keperluan untuk wisuda mereka nantinya.
Mina memberikan satu gelas jus itu untuk Youra. Namun sepertinya Youra tak begitu tertarik meminumnya. Gadis itu menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan berbantalkan telapak tangannya.
"Dia memang salah paham. Tapi tak seharusnya dia menuduhmu seperti itu," tukas Mina lagi yang hanya akan membuat hati Youra kembali diremat saat mengingatnya.
Youra memejam, ia hampir saja menangis meski dua hari telah berlalu sejak saat pria itu benar-benar meninggalkannya bersama wanita lain, Yerin.
"Lalu sekarang apa rencanamu? Apa kau berniat akan menceraikannya?"
Youra tersentil oleh pertanyaan dari Mina. Menceraikan Maxime? Semudah itukah? Youra kembali menegakkan tubuhnya untuk menatap Mina."Kau pikir semudah itu? Kau pikir bagaimana tanggapan orang-orang jika aku menikah dan bercerai dalam waktu sesingkat itu?" Youra mengambil minumannya di atas meja dan ia menandaskan minuman itu hingga setengah.
"Lagi pula pernikahanmu tidak banyak yang mengetahuinya. Tak ada yang tau jika kau seorang janda nantinya,"
Youra menciut, benar, pernikahannya hanya disaksikan oleh kerabat dari Maxime saja di desa. Maxime belum memperkenalkannya di depan publik jika mereka sudah resmi menjadi pasangan suami istri.
"Kalian masih belum sah di mata negara," kata Mina lagi dan kian membuat dada Youra semakin memanas. Sial! Youra lupa, seharusnya ia memaki pria itu sepuasnya sebelum pria itu benar-benar pergi meninggalkannya seperti ini. Mereka belum sepenuhnya resmi di mata publik tapi Youra seperti sudah dihabisi pria itu habis-habisan dan sekarang ia ditinggalkan begitu saja bersama wanita lain.
Youra menatap Mina yang tampak tenang menyantap pasta carbonara di depannya. Tentu masalah tentang bagaimana perlakuan kasar Maxime saat menyetubuhinya tak ia ceritakan kepada Mina. Youra masih punya otak, ia tak mungkin menceritakan hal seprivasi itu kepada sahabatnya. Entah bagaimana reaksi Mina jika mengetahuinya. Mungkin saja gadis itu tak akan segan merontokkan gigi-gigi Maxime saat mereka bertemu.
"Kenapa kau bisa seceroboh itu sih You. Atau jangan-jangan kau memang benar-benar masih mencintai kak Aliaster. Karena itu kau tak menyadari isi hatimu sebenarnya?"
Youra kembali buyar saat nama Aliaster tiba-tiba masuk kembali ke dalam rungunya."Ttidak ... Mana mungkin aku .... " Youra ingin mengelak namun ia tak melanjutkan kalimatnya. Entahlah kata-kata Mina sedikit mengganggunya. Ia tampak berfikir sembari melemparkan pandangannya ke arah jendela dimana ia melihat beberapa orang tengah bermain basket di lapangan.
Youra termenung, bahkan sejak saat kesalah pahamannya itupun ia tak lagi menghubungi Aliaster dan menjelaskan kepada pria itu bagaimana keadaan yang sebenarnya. Entah apa yang saat ini Aliaster pikirkan tentang dirinya. Aliaster juga tak kembali menghubunginya.
"Aku hanya ingin mengatakan jika ia tak perlu mengkhawatirkanku. Aku menyanyanginya. Dan aku ingin mengatakan kepadanya jika aku mencintai laki-laki yang saat ini kunikahi," gumamnya, Youra menghembuskan nafas lelahnya.
"Apa kau yakin telah melupakan perasaanmu kepadanya?"
Youra kembali menoleh, ia menatap Mina yang saat ini tengah serius menatapnya. Gadis itu menatap dirinya penuh dengan selidik."Bagaimana jika ia juga memiliki perasaan yang sama kepadamu You. Bagaimana jika sebenarnya ia juga mencintaimu?"
Youra diam, lidahnya seperti tak mampu ia gerakan. Pikirannya begitu kosong dan tak terlintas sedikitpun sebuah pemikiran jika Aliaster juga memiliki perasaan kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal ✔️ [TERBIT]
FanfictionSekeras apapun Lee Youra menyakiti Maxime Parker, pria itu tetap mencintainya. Tak peduli bagaimana buruknya seorang Lee Youra, atau bahkan saat gadis itu sering berselingkuh darinya, Maxime akan tetap mencintainya. "Maxime Parker, kau itu bodoh ata...