15.Seraphic

2.4K 321 53
                                    

...

Youra menutup pintu rumahnya segera, ia bersandar di balik pintu. Nafasnya naik turun. Ia meremat kuat dadanya. Sesuatu dirongga dadanya bertumbuk cepat. Entah. Ia tak pernah segugup ini selama hidupnya hanya karena rasa menggebu dari dalam hatinya untuk mencium Maxime.

Sesaat matanya mengedar ke penjuru ruangan. Begitu gelap dan sepi, Youra memilih berjalan dengan menggunakan instingnya. Ia tak berminat menyalakan penerangan untuk menuntun langkah kakinya.

"Kau memang sudah kembali tapi kau seperti tak pernah berada disini," ucap seorang pria dengan suara boritonya, bersamaan dengan cahaya lampu yang menyala dari dapur di bawah tangga.

Youra tak menggubris, ia tetap melangkahkan kakinya dan menaiki anak tangga.

"Aku senang kau sudah mulai dekat dengan Maxime. Untuk itu aku tidak akan khawatir saat harus mempercayakan perusahaanku kepadanya,"

Youra mengeryit saat kata-kata dari ayahnya sulit untuk ia cerna.

"Aku ingin pensiun dan menghabiskan waktuku ke luar negeri, tanpa ibumu," tukas Ayah Youra seraya kini ia mematikan kembali saklar lampu dari dapur. Ayah Youra kini menghilang dari balik pintu kamar tamu yang terletak di bawah anak tangga di dekat dapur.

Sesak, hanya itu yang Youra rasakan saat ini. Ia tau hubungan kedua orang tuanya tampak tak baik-baik saja saat Ayah Youra memutuskan tidur seorang diri di kamar tamu. Youra kembali berjalan masuk ke dalam kamarnya. Ia terlalu lelah untuk mengerti apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi nantinya. Sesaat setelah ia melemparkan tas kecil yang melingkar di tubuhnya ke sofa terdengar suara pintu dari luar kamarnya di ketuk.

"You ... Kau sudah pulang?" terdengar suara ibunya dari luar pintu kamarnya. Youra memilih tak menjawab, ia lebih memilih berjalan dan membuka pintu kamarnya.

Terlihat wajah sembab juga luka memar diarea mata, pipi dan juga rahang ibunya. Youra meringis, rasa tersayat kini menyengat rongga dadanya, tanpa sadar airmatanya terjatuh begitu saja saat melihat betapa kacaunya ibunya saat ini.

Nyonya Lee menggeleng, ia menghambur dan memeluk raga Youra dengan kuat."Aku merindukanmu Youra," ucap nyonya Lee dengan tangisannya, tubuhnya bergetar hebat dan itu semua berhasil mengguncang kemarahan dalam diri Youra.

Youra masih diam, ia giring tubuh ibunya ke ranjang. Dan ia kunci pintu kamarnya, setelah Youra berhasil merebahkan ibunya di ranjangnya."Aku ingin tidur disini bersamamu Youra,"

Youra mengangguk, ia ikut merebahkan dirinya di samping ibunya. Dan menghadapnya."Andai aku bisa mempertahankannya Youra," ucap nyonya Lee parau dan bergetar beriringan dengan airmatanya yang berlinangan. Jemari lembutnya membelai surai Youra, tatapan matanya begitu suram."Tapi ayahmu lebih memilih mengakhirinya. Maaf ... Maafkan aku Youra," nyonya Lee menangis dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Ia lebih memilih wanita lain. Dan wanita itu sedang mengandung darah dagingnya. Ia lebih memilih meninggalkan kita Youra," tangis nyonya Lee pecah.

Youra tercabik, ia hanya mampu menahan sekuat tenaga untuk tidak menangis saat mendengar itu dari ibunya, sekuat tenaga ia menggigit bibir bawahnya. Sungguh ia lelah hanya untuk sekedar bernafas. Karena sungguh itu sangat menyesakkannya. Bolehkah ia meminun racun saja? Dan mati dalam sekejap? Dari pada harus merasakan rasa sakit dan trauma untuk mengenal seorang pria.

"Aku bertengkar dengannya. Aku meminta hakku. Aku ingin kau menjadi pewaris satu-satunya diperusahaannya. Tapi perusahaan itu akan jatuh di tanganmu di saat kau berusia 25 tahun. Kau masih belun cukup umur," nyonya Lee menjeda, ada rasa sesak saat ia menjelaskan itu kepada Youra.

Sempiternal ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang