14.Raconteur

2.4K 316 60
                                    

...

Maxime masih sibuk membolak-balikkan lembar dokumen di ruang kerjanya. Ia akan memijit dahinya kala setiap kali menemukan suatu kesalahan dalam angka yang ia temukan dalam lembaran itu.

"Sedikit keterlambatan dari waktu yang sudah ditentukan Tuan. Rencana pembangunan resort di Singapura diperkirakan masih belum memenuhi target," jelas seorang gadis dengan rambut panjang coklat terang, Yerin. Gadis itu masih saja tak bisa tenang untuk sekedar bernafas. Sedikit saja kesalahan yang ia perbuat akan sangat fatal jika itu berhubungan dengan Maxime yang diduga atasannya.

Maxime itu perfeksionis dan ambisius. Apapun harus dilakukan dengan benar dan rapi. Dan Ia tak akan tanggung-tanggung memangkas hingga habis sampai keakarnya sekaligus jika itu sangat merugikannya.

Maxime mengangguk, ia masih membaca dengan teliti lembaran dokumen di tangannya."Aku ingin kau terus memantaunya. Cari tau permasalahannya. Dan terus laporkan perkembanganya kepadaku." perintah Maxime.

"Baik," jawab Yerin sedikit lega.

Maxime masih fokus menandatangani beberapa dokumen yang dibawa oleh Yerin di atas meja mahoninya. Sesekali ia akan memainkan bibirnya kala matanya masih teliti membaca kata demi kata pada lembaran dokumen itu."Dan ... " Maxime ingin bersuara hingga membuat Yerin kembali menegakkan punggungnya. Ia bersiap menunggu Maxime memberikan tugas tambahan kepadanya.

"Aku ingin kau mencari sekretaris baru untukku," Yerin mengeryit mencoba mencerna baik-baik keinginan pria berambut hitam itu.

"M-maksud anda tuan?" tanya Yerin dengan hati-hati.

Maxime menghentikan aktifitasnya. Kini ia beralih mendongkrak menatap seorang wanita yang tengah berdiri di depan meja kerjanya."Aku ingin kau mencari sekretaris baru untukku," Maxime menatap Yerin dengan intens, ada ketegasan di dalam sorot matanya. Ia tak suka jika harus mengulang lagi apa yang sudah ia ucapkan. Maxime kembali pada aktifitasnya. Ia kembali membolak-balikkan lembar dokumen itu.

"Maafkan aku tuan. Sekretaris untuk anda?" Yerin mencoba memastikannya lagi jika ia tak salah dengar."Apakah itu berarti anda akan memecat saya?" Yerin mencoba memberanikan diri dan memastikan jika Maxime tak benar-benar akan menggantikan posisinya.

Maxime menghela nafas samar, ia kembali menatap gadis dengan kulit pualam itu. Matanya begitu mengintimidasi. Maxime tak suka jika ia terlalu banyak ditanya."Apa aku mengatakan itu kepadamu?"

"Tapi ... "

"Aku hanya akan memindahkanmu ke cabang perusahaan ayahku di Daegu. Aku ingin kau membantu pak Ahn disana. Beliau membutuhkan sekretaris yang kompeten sepertimu. Kau sudah lama bekerja denganku. Dan aku bisa melihat kemampuanmu. Kau layak membantu wakil direktur di perusahaan ayahku," jelas Maxime, setelahnya ia kembali mencorat-coret lembaran kertas di tangannya.

Yerin tercekat, ia mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan Maxime. Hari mulai gelap, waktu menunjukan pukul delapan malam lebih. Seharusnya ia sudah mulai berkemas untuk pulang."Bolehkah aku memilih untuk bekerja denganmu saja," pinta Yerin pada akhirnya.

"Kau masih bisa bekerja denganku hingga dua bulan mendatang. Aku membutuhkanmu untuk memberikan arahan kepada sekeretaris baru yang nantinya akan ku pilih," ujar Maxime saat ia menutup dokumen ditangannya. Ia berikan lembar dokumen itu kembali kepada Yerin.

Yerin menerima dokumen itu. Tapi matanya tak lepas menatap pria yang sudah lama ia kagumi."Tapi kenapa tiba-tiba? Apa karena aku melakukan suatu kesalahan. Karena itu kau marah kepadaku?" Yerin bertanya, kali ini dengan keberaniannya. Ia tak lagi memperdulikan statusnya kini yang sebagai seorang bawahan dari Maxime. Ia ingin tau kejelasan maksud dari keinginan Maxime.

Sempiternal ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang