28.Amy

3.2K 353 202
                                    

...

"Terjadi peradangan pada otot bagian kiri jantungnya. Tuan Parker menderita penyakit Kardiomiopati,"

"Apa?!" tubuh Youra terasa terguncang kala mendengar penuturan dari seorang pria berjas putih dengan sebuah kaca mata besar yang menggantung di hidungnya.

"Sebaiknya, biarkan dia mengistirahatkan tubuhnya. Jantungnya sangat lemah, itu tidak baik untuk kesehatannya ke depan. Jangan biarkan dia melakukan apapun tanpa bantuan darimu nyonya," tukas pria itu lagi.

Youra menggeleng, tidak. Ia berharap ini hanyalah sebuah mimpi buruk. Ia ingin segera terbangun dari mimpi buruk ini dan melupakannya."Jangan bercanda do, dia hanya demam biasa. Tidak mungkin ia sakit begitu saja seperti yang kau katakan tadi. Aku tau betul bagaimana dirinya selama ini. Dia terlihat sehat dan bugar, dia hanya kelelahan saat ini," Youra mencoba tak mempercayainya.

Bulir-bulir airmata Youra mulai luruh membasahi pipi. Ia menatap pria paruh baya di depannya kini lama. Dan berharap akan ada secercah jawaban lain yang menenangkannya. Namun nihil, pria itu terlihat pasrah dan menggelengkan kepalanya. Ia mengatur pernafasannya secara perlahan.

"Maaf kupikir kau harus tau yang sebenarnya nyonya. Tuan Parker sudah lama merasakan sesak di bagian dadanya. Tapi sudah lama pula ia mengabaikannya. Aku pikir alasan ia melakukan itu semua karena ia merasa keadaannya baik-baik saja. Sehingga ia menolak saran pengobatan lebih dariku," jelasnya lagi.

Youra merunduk, airmaranya mulai berlinangan, tubuhnya bergetar hebat. Ia mulai menangis terisak. Selama ini Maxime sakit? Rasanya seperti tidak nyata saja. Pria itu bahkan tidak pernah menunjukan tanda-tanda deritanya. Ia malah menyakiti dirinya sendiri dengan sibuk bekerja tanpa mengenal waktu.

"Maafkan aku karena harus memberitahumu. Aku harap kau selalu mendampinginya dan menerima saran dariku agar tetap melakukan pengobatan secara rutin demi kesehatan jantungnya,"

Youra mengangguk, ia tersenyum simpul menatap lelaki itu. Hingga pada akhirnya Youra beranjak pergi meninggalkan ruangan serba putih itu dengan lesu. Youra terduduk di sebuah kursi besi. Ia menenggelamkan wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Kenapa rasanya sesakit ini, tubuhnya masih menggigil ketakutan saat mengingat Maxime tak sadarkan diri setelah memeluk dirinya dan menangis. Maxime terus saja merancaukan kata maaf kepadanya. Youra panik saat itu, saat Maxime tak sadarkan diri. Youra memutuskan untuk membawa Maxime ke rumah sakit. Namun, ia tak mengira jika harus di hadapkan oleh kenyataan pahit yang selama ini tak sekalipun terbenam dipikirannya.

Youra memukul kepalanya berkali-kali. Kenapa ia begitu bodoh sekali. Maxime sakit, iya ... Maxime sedang sakit saat ini. Disaat hubungan ia dengan Maxime tak baik-baik saja. Youra sudah sejauh itu menyakiti Maxime. Masihkah Tuhan memaafkan dirinya atas perlakuan tidak pantas Youra selama ini kepada suaminya.

Seketika ponsel Youra bergetar. Youra mengambil ponselnya dari dalam saku celana jeansnya. Disana ia melihat nama Aliaster di notifikasi pesannya.

Jeon Aliaster :
Maafkan aku. Aku harus segera kembali ke LA. Ada urusan mendadak yang tidak bisa aku tinggalkan disana.
Jika kau berubah pikiran. Aku akan menunggumu. Aku menunggumu disini dan mewujudkan impian-impian kita dulu saat bersama.

Jemari tangan Youra bergerak ragu setelah membaca pesan itu. Ia tak juga kunjung membalasnya. Youra merutuki atas kelambanannya. Ia bingung harus mengatakan apa kepada Aliaster. Namun disaat ia mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk membalas pesan itu, seorang perawat datang menghampirinya.

"Nyonya Youra?" panggil perawat itu memastikan.

Youra mengangguk, ia memperhatikan gerakan tidak nyaman dari perawat tersebut."Tuan Maxime sudah sadar, beliau ingin bertemu dengan anda," katanya.

Sempiternal ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang