...
Youra duduk di samping ayahnya yang kini tengah terbaring lemah di sebuah ranjang rumah sakit. Ayah Youra mendadak tidak sadarkan diri setelah mengadakan rapat penting di perusahaannya. Semuanya panik, terlebih pria paruh baya itu tengah mengadakan sebuah proyek besar di China. Dan disinilah Youra saat ini, gadis itu tampak diam mendengarkan sekretaris ayahnya berbicara.
Maxime menatap Youra dengan sayu, dadanya tiba-tiba mendadak nyeri, pemuda itu memilih memutar kursi rodanya dan keluar dari ruangan itu. Maxime memandang langit cerah dari balik jendela rumah sakit lantai dua, seketika suara jeritan seorang anak mengalihkan atensinya, kedua maniknya menangkap anak-anak yang tengah asik bermain di taman bermain rumah sakit. Tanpa sadar Maxime tersenyum saat melihat anak itu tengah berebut sebuah permen, ada keinginan besar di hatinya untuk pergi kesana dan menenangkan anak-anak itu.
"Park Maxime? Kau disini?" ucap seorang pria berjas putih, pria itu mengenakan kacamata cukup tebal, dia adalah seorang dokter kenalan Maxime.
"Apa kabar dokter Jay," sapa Maxime kemudian mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, dan dokter itu menerima jabatan tangannya.
"Untuk apa kau kesini? Apa kau sedang menjalani perawatan?" tanya dokter itu.
Maxime menggeleng, ia tersenyum simpul menatap dokter itu."Aku menemani istriku, ayahnya sedang sakit," jawabnya.
Dokter Jay mengangguk mengerti."Aku kira terjadi sesuatu kepadamu," ujarnya. Dokter Jay lalu membenarkan kacamatanya."Bagaimana dengan saran dari dokter Javas? Apa kau akan pergi ke Singapura untuk menjalani operasi sesuai sarannya?" tanyanya penasaran.
Maxime terdiam sejenak, ia menatap pintu dimana ruangan ayah Youra di rawat."Sesuai yang dia katakan, jika aku ingin hidup lebih lama lagi, aku harus menjalani operasi itu. Terlebih, dia sudah berusaha keras mencari pendonor untukku," jawab Maxime dengan sayu seperti ada harapan lebih dari penuturannya.
Dokter Jay lagi-lagi mengangguk."Kapan kau akan berangkat kesana?" tanyanya lagi.
"Dua hari lagi," jawab Maxime.
Dokter Jay ingin bertanya lagi, namun saat ia ingin membuka suara, seseorang menghampirinya."Dokter dia sudah sadar," kata seoramg suster datang dengan tergesa-gesa. Dokter Jay mengangguk mengerti."Maaf Maxime, ada pasien yang harus aku tangani," katanya, kemudian pamit undur diri. Maxime mengangguk membiarkan dokter itu pergi menangani pasiennya.
Hingga lama pemuda itu menatap kepergian dokter Jay, Maxime memutuskan untuk kembali masuk kedalam ruangan ayah Youra. Namun, saat ia beranjak ingin masuk kedalam ruangan itu kedua sudut matanya tidak sengaja menangkap sesosok pemuda dengan rambut grey sedang memperhatikannya.
Maxime mencoba tidak acuh dan kembali ingin masuk ke dalam ruangannya. Namun, saat pemuda itu benar-benar berjalan mendekatinya, mau tidak mau Maxime mengurungkan niatnya.
"Apa kau Maxime Parker?" tanya pemuda itu.
Maxime terdiam sejenak, ia mengamati penampilan pemuda itu dari atas hingga bawah. Pemuda itu bermata sipit, kulitnya putih pucat, rambutnya di cat berwarna grey, ia memakai kaos polos berwarna hitam dan pemuda itu juga memakai celana jeans ketat dengan sebuah robekan di lututnya, Maxime tidak yakin pernah mengenalnya.
"Iya, aku Maxime Parker, kau siapa?" tanya Maxime tidak ingin berbasa-basi.
Pemuda itu manggut-manggut mendengar jawaban itu dari Maxime."Aku Mark Yoongi," ucap pemuda itu memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, dan Maxime menerima jabat tangan itu."Untungnya aku tidak lupa walau cuma sekali melihat fotomu," katanya setelah melepaskan jabat tangan Maxime.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal ✔️ [TERBIT]
FanficSekeras apapun Lee Youra menyakiti Maxime Parker, pria itu tetap mencintainya. Tak peduli bagaimana buruknya seorang Lee Youra, atau bahkan saat gadis itu sering berselingkuh darinya, Maxime akan tetap mencintainya. "Maxime Parker, kau itu bodoh ata...