...
"Jika aku langsung mengatakan ... AKU MENCINTAIMU ... Apa kau akan langsung percaya?"
Masih terngiang dengan jelas beberapa jam yang lalu. Bagaimana seorang Maxime Parker dengan berani mendeklarasikan kata itu di depan semua orang. Lebih-lebih saat Maxime menciumnya. Ciuman pertama dari seorang pria yang bahkan tak pernah Youra duga.
"Menikahlah denganku, tak ada alasan lain untukku selain mencintaimu"
Youra mendesah, ia menjatuhkan dirinya di atas ranjang kecil apartementnya. Ia berbaring dengan menghadap kesamping. Dimana ia bisa melihat dengan jelas sebuah jendela yang masih terbuka dengan lebar dengan sebuah angin yang bertiup kencang menerbangkan korden putih tulangnya. Rasa lelah menguasai jiwanya. Kini batinya ditekan kuat oleh perasan samar dari seorang Maxime Parker.
Benarkah dia mencintaiku?
Benarkah dia seorang malaikat kecil yang telah datang dimasa lalu dan telah berhasil membuatku tersenyum dari rasa pahitnya trauma?
"Bagaimana aku bisa melupakan seseorang yang begitu penting dalam hidupku. Terlebih rasa trauma? Apa yang membuatku melupakan kenangan-kenangan itu?" Youra menekan kuat dadanya dengan kedua tangan. Ia memejam dan mencoba sekali lagi untuk mengingat kenangan masa lalunya.
Seketika terlihat gelap dan samar gambaran saat itu. Dengan sebuah kabut tebal beserta awan hitam yang menyelimuti kegelapan malam. Sebuah potongan kecil yang selama ini hanya bisa Youra ingat. Youra berusaha keras untuk mengingatnya sekali lagi dengan menekan kuat dadanya dan memejam agar menghantarkan rasa sakit traumanya untuk kembali mengingat kenangan yang pernah ia lupakan.
"Chu, jangan pernah meninggalkanku. Aku tak mau sendiri lagi. Aku ingin kau selalu bersamaku. Selamanya."
Youra membuka kedua matanya tepat saat ia menitikkan air matanya disudut mata. Perlahan rasa nyeri menjalar hingga ke organ perasanya.
"Akhhhhhhh .... !" Youra mengerang, ia memegang kepalanya dengan kedua tangan. Saat tiba-tiba rasa sakit menyerangnya. Kini tangisnya pecah. Entah kenapa itu semuanya menyiksanya. Meski ia tak mampu mengingat apapun. Namun rasa itu masih ada. Bersarang dan menyakiti hatinya. Rasa sakit yang sangat kuat hingga membuat Youra memeluk kuat diri sendiri. Dengan menenggelamkan dirinya kedalam tangisan yang memilukan. Rasa sakit yang bahkan Youra sendiri tak tau apa penyebabnya. Kini ia mencoba untuk geragap benda persegi pipih di atas meja di samping ranjangnya. Dan saat benda persegi itu ada digenggammannya. Ia mencoba mengatur dir, mengatur rasa sesak yang memungkinkan ia akan menangis lagi, ia men-dial panggilan cepat nomor satu.
"Bu ... Aku ingin pulang, maafkan aku," ujar Youra dengan suara serak tertahan.
...
Akhir pekan,
Tak banyak aktifitas yang dilakukan di luar jalanan. Seperti halnya kini, Lee Youra yang tengah menatap keluar jendela dari balik tempat duduk penumpang dibelakang. Pagi ini, ia berencana untuk pulang ke rumah yang sudah hampir satu bulan lamanya ia tinggalkan. Youra memutuskan untuk pulang ke rumah bukan berarti ia menyerah dengan perjodohan itu. Ia hanya ingin memastikan sendiri perasaannya kepada Maxime Parker.
Benarkah dia adalah seseorang yang begitu penting dimasa lalu? Mungkinkah kala itu Youra memiliki sebuah rasa terhadap sesosok Maxime Parker kecil? Kenapa hanya Maxime yang mampu membuatnya tersenyum kala itu?
Jika memang itu semua benar. Maka ia akan mencari tau, sejauh mana perasaan Maxime kepadanya? Kenapa dari bertahun-tahun lamanya Maxime baru muncul? Disaat perasaan Youra masih berada diambang kegalauan dengan Aliaster seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal ✔️ [TERBIT]
FanficSekeras apapun Lee Youra menyakiti Maxime Parker, pria itu tetap mencintainya. Tak peduli bagaimana buruknya seorang Lee Youra, atau bahkan saat gadis itu sering berselingkuh darinya, Maxime akan tetap mencintainya. "Maxime Parker, kau itu bodoh ata...