...
"Cobalah ... Ini sangat enak,"
Youra mendongkak menatap raga Aliaster yang kini tengah menjulang, pria itu menumpukan kedua lututnya di depan Youra. Ia mensejajarkan dirinya dengan wajah Youra yang kini tengah terduduk di bangku sofa mansionnya.
"Kenapa? Apa kau tak menyukainya lagi?" tanya pria itu lembut, kedua bola matanya memancarkan banyak pengharapam kepada Youra. Kenapa? Youra hampir saja menangis disaat pria itu melemparkan sebuah pertanyaan itu kepadanya.
Aliaster ... Mampukah ia melepaskan pria itu dengan mudah. Ia tak bisa melepaskan pria itu begitu saja. Aliaster sangat menyanyanginya, begitupun juga dengan Youra. Youra adalah satu-satunya tempat yang selalu Aliaster jadikan sebagai sebuah sandaran. Dan Youra pun melakukan hal yang sama selama ini.
Kedekatan mereka tak mampu di deskripsikan oleh sebuah kata-kata. Mereka begitu dekat, mereka saling menguatkan, mereka saling mengisi, saling menjaga, dan saling memprioritaskan jika salah satu dari mereka tersakiti selama ini. Hal inilah yang membuat Youra sangat sulit mengatakan.
"Please semuanya telah berubah. Pergilah .. dan berbahagialah bersama seseorang yang akan mencintaimu dengan sepenuh hati kelak," Namun Youra menahan. Ia tak mampu melihat Aliaster terluka saat ini.
"Ti.. tidak ... Aku hanya terkejut saja dengan kedatanganmu," jawab gadis itu. Ia memberikan sebuah senyuman tipis kepada pria bermata bulat itu.
"Jangan menjadi menggemaskan seperti itu. Kau hanya akan membuatku semakin jatuh cinta saja kepadamu. Bagaimana jika aku tidak bisa melepaskanmu?" kata Aliaster. Kedua sorot matanya menyiratkan sebuah kekecewaan yang teramat dalam. Aliaster tau Youra sedang berbohong kepadanya.
Youra tercabik, sungguh, ia tak kuasa menahan sesak di dadanya saat ini. Ia menatap jauh ke dalam mata Aliaster. Pria itu miliki bola mata kecoklatan yang berbinar. Sangat teduh jika lama dipandang. Kedua alisnya menukik, rahanganya begitu kokoh dengan sedikit bulu-bulu halus yang mulai tumbuh. Sedangkan rambutnya masih tetap sama dengan yang dulu. Rambut pria itu selalu gondrong dengan di kuncir ke belakang. Perpaduan maskulin dan juga menggemaskan kala pria itu tersenyum. Menampakkan gigi kelincinya dan jika kedua bola matanya menyipit terlihat crinkles di area matanya.
Waktu seakan cepat berlalu, ia tak mengira pria di depannya kini mencintainya selama ini. Aliaster hanya takut mengakuinya dan ia takut kehilangan Youra suatu saat nanti. Pikirnya kala itu, ketertarikan rasa suka tak akan bertahan lama. Dan ia takut jika rasa bosan menjelma perlahan rasa itu akan memudar dan memilih pergi untuk meninggalkan.
Tapi bukankah dengan itu semua mereka hanya akan saling menyakiti. Tanpa tau bagaimana perasaan mereka yang sesungguhnya selama ini. Tapi kini semuanya sudah terlambat.
"Makanlah, kau akan rugi jika tidak mencicipinya. Aku memesan pie ini langsung dari chef Joe tampanmu itu dari luar negeri," ujar Aliaster mencoba mencairkan suasana. Ia menjadi teringat jika Youra dulu pernah mengagumi sesosok chef tampan di dalam sebuah komik romance yang sering gadis itu baca. Gadis itu bahkan ikut menyukai apple pie seperti chef di dalam cerita itu.
Youra berdecak."Itu tidak lucu kak, aku jelas-jelas tau jika kau memesan apple pie ini di depan komplek mansionmu," protes gadis itu setelah tak sengaja melihat paperbag di atas meja dapur Aliaster.
Aliaster terkekeh, ia mengacak rambut gadis berkuncir kuda dengan poni tipis itu dengan gemas."Kau tidak berubah. Kau benar-benar masih menyukai chef Joe mu itu ya. Dia kan tidak nyata. Dia bahkan tidak lebih tampan dariku yang terlihat nyata untukmu," Aliaster berujar sembari mengerlingan sebelah matanya menggoda Youra.
"Ya ... ya ... ya ... kau memang selalu tampan dan paling tampan," ledek Youra dengan sebuah kekehan.
Aliaster mendengus, ia menarik hidung Youra dengan keras hingga gadis itu meringis kesakitan."Gadis nakal! Kau suka sekali ya meledekku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal ✔️ [TERBIT]
FanfictionSekeras apapun Lee Youra menyakiti Maxime Parker, pria itu tetap mencintainya. Tak peduli bagaimana buruknya seorang Lee Youra, atau bahkan saat gadis itu sering berselingkuh darinya, Maxime akan tetap mencintainya. "Maxime Parker, kau itu bodoh ata...