31.Thantophobia

727 92 21
                                    

...

"Apa kau membutuhkan sesuatu?"

Aliaster menoleh, Pemuda itu kemudian menatap Yoongi yang kini datang dengan membawa beberapa kantung plastik di kedua tangannya.

"Tidak," jawab Aliaster singkat. Pemuda itu kembali menatap keluar jendela, bagaimana gumpalan awan hitam tengah berarak melewati bulan sabit di langit malam.

Yoongi menghela nafas cukup panjang mendengar jawaban singkat itu. Pemuda berambut grey itu kemudian meletakan beberapa barangnya diatas meja dan terduduk di bibir ranjang mendekati Aliaster."Kau harus menjalani beberapa perawatan lagi untuk lukamu, Kau harus sembuh Jeon. Karena itu, jangan sungkan untuk mengatakan kepadaku bagaimana keadaanmu saat ini," ucap Yoongi dengan tegas.

Pemuda itu baru saja mendengar kabar dari dokter yang merawat Aliaster. Dokter bilang, Aliaster menolak untuk melakukan beberapa terapi agar tidak terjadi infeksi dan kelumpuhan. Yoongi sendiri tidak mengerti kenapa Aliaster bertindak seperti ini.

Aliaster kembali menoleh menatap Yoongi."Kembalilah setelah itu. Kau harus kuat mempertahankan perusahaan yang sudah lama ayahmu bangun," tutur Yoongi menasehati.

Aliaster terdiam sejenak, kedua bola matanya menyiratkan banyak luka yang Yoongi sendiri tidak mampu menjabarkan bagaimana tersiksanya pemuda itu saat ini."Apa menurutmu pria cacat sepertiku pantas untuk kembali?" tanya Aliaster tiba-tiba. Pemuda itu menunduk dan meremat dengan kuat kedua lututnya yang di perban.

Tubuh Yoongi sendiripun ikut terguncang melihat bagaimana Aliaster kini meneteskan airmata. Pemuda itu juga tampak kesakitan meraba-raba kedua kakinya yang tidak lagi sempurna. Yoongi ikut merasakan kepedihannya.

Yoongi kemudian menepuk punggung Aliaster yang bergetar. Yoongi berusaha untuk menegarkan Aliaster agar pria itu tidak kembali berlarut dengan ketidakberdayaannya."Kau pantas. Itu milikmu, aku hanya khawatir pamanmu merencanakan hal buruk untuk merebut semuanya darimu," Yoongi melirih, ia menyesal karena tak mampu banyak membantu.

Yoongi tidak bisa menahan diri saat mendengar dari beberapa orang kepercayaan Aliaster jika paman Aliaster sedang bergerak mengambil alih posisi Aliaster di perusahaan ayahnya setelah tau keadaan Aliaster sekarat seperti ini. Laki-laki rakus itu memang sejak dulu tidak menyukai Aliaster. Jika saja pamannya itu tidak bekerja sebagai salah satu bawahan kepercayaan ayahnya dan memiliki sedikitnya saham disana, mungkin sudah sejak dulu Aliaster mendepaknya.

"Kak," Aliaster menahan diri. Pemuda itu tidak kembali berucap karena merasa tidak kuat untuk melanjutkan ucapannya.

Yoongi mengerti, pemuda itu tidak ingin berkata lagi atau ia akan semakin menyakiti Aliaster lebih banyak lagi oleh ucapannya. Akhirnya, Yoongi memilih menepuk pundak Aliaster dan berdiri."Aku akan memotong beberapa buah untukmu," tukas Yoongi. Pemuda itu kemudian mengambil beberapa buah di dalam kantung plastic yang tadi ia bawa.

"Aku telah menyuruh seseorang untuk mengurus hak warisku," ucapan dari Aliaster kembali mengejutkan Yoongi. Pemuda itu menghentikan aktifitasnya yang sedang memotong beberapa buah di atas meja. Pemuda itu kemudian meletakkan kembali pisau di genggamannya untuk menatap Aliaster.

"Aku memutuskan untuk memberikan segalanya kepada seseorang,"

Yoongi tidak berucap karena keputusan Aliaster terlalu mendadak baginya. Sedangkan Aliaster tersenyum simpul melihat keterkejutan Yoongi. Pemuda itu kini meluruskan punggungnya untuk kembali berbaring di ranjangnya.

Aliaster kemudian meraih ponselnya, pemuda itu kembali tersenyum saat menatap seorang gadis sedang tersenyum lebar di dalam rangkulannya yang sedang membawa sebuah kue ulang tahun. Dan tidak lama kemudian, Aliaster meneteskan airmatanya. Ada kerinduan yang membuncah di hatinya saat mengingat potret itu ia dapatkan di hari ulang tahunnya ke 19 tahun.

Sempiternal ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang