13.Tacenda

3.1K 319 158
                                    

...

Youra tak dapat berkedip menumpu dagunya d iatas meja makan saat menatap betapa sexy nya pria yang kini tengah memasak untuknya di depan pantry dapur.

Maxime Parker

Sedikit peluh tengah mengalir dari keningnya. Kemeja putih sedikit transparant yang ia kenakan saat ini menampakkan pinggang rampingnya. Juga betapa kekarnya dada bidang Maxime yang tercetak dengan jelas dari balik kemejanya. Seorang pria memang terlihat begitu tampan bagi Youra saat tengah serius melakukan sesuatu. Terlebih saat bagaimana Maxime tengah memotong sebuah wortel begitu lincahnya. Otot vein di tangan Maxime benar-benar tercetak luar biasa.

Youra menjadi teringat ketika Maxime menolak untuk menyentuhnya. Apakah Maxime tidak menginginkannya? Selama ini siapapun pria yang mendekati Youra selalu mengatakan betapa indahnya tubuh Youra. Tak sedikit pula yang tergila-gila ingin bercinta dengannya. Sekalipun itu Aliaster. Aliaster bahkan pernah terang-terangan mengatakan menginginkan Youra berada diatas tubuhnya. Karena sungguh Youra begitu menggodanya. Tapi kenapa Maxime tidak?

"Kau ingin daging Medium atau Well done?" tanya Maxime saat ia memasukkan sebuah daging ke dalam teflon.

"Emm ... Medium saja," jawab Youra masih belum mengalihkan pandangannya dari sesosok pria di depannya saat ini.

Maxime tersenyun sekilas menatap Youra."Baiklah Tuan Putri," manis sekali, sungguh ingin rasanya Youra menggoda Maxime sekali lagi hingga membuat pria itu tak dapat berlari dari jeratan pesonanya. Ia ingin Maxime tergila-gila hingga memohon-mohon kepadanya betapa ia sangat menginginkan Youra.

Youra menggigit bibirnya. Ia berfikir keras bagaimana caranya pria itu terjatuh kedalam pesonanya. Ini suatu tantangan baru bagi Youra menghadapi pria seperti Maxime Parker.

Kini ide gila muncul tiba-tiba di dalam otaknya. Ia kembali menatap kebawah buah dadanya. Sudah Youra putuskan ia akan membuka satu lagi kancing kemeja putihnya. Hingga menampakkan garis indah buah dadanya juga bra merah maroon sedikit berenda dibawahnya.

Di tatapnya Maxime kembali yang kini masih fokus dengan masakannya. Kini Youra berjalan mendekati Maxime."Biar aku bantu,"

"Tidak perlu," tolak Maxime menatap sekilas kearah Youra. What? Maxime bahkan tak memperhatikan Youra dengan seksama betapa menggodanya Youra saat ini dengan kemeja yang sedikit terbuka. Youra geram, ia kembali berfikir. Ia menguncir rambutnya dengan asal keatas hingga menampakkan leher indahnya.

"Tidak apa-apa. Lagi pula aku sedang tidak melakukan apapun," paksa Youra dengan merebut sebuah pisau ditangan Maxime.

"Tidak usah You ... "

"Aaaghhhh ... " teriak Youra saat pisau itu tak sengaja mengenai tangannya. Maxime panik, ia segera mematikan kompornya dan meraih tangan Youra yang terluka untuk segera ia sesap kedalam mulutnya.

Youra gila. Seluruh tubuhnya berdesir saat lagi-lagi bibir tebal itu mengacaukan kewarasannya. Ia sungguh tergila-gila dengan Maxime. Ia ingin Maxime lebih lagi menyentuhnya. Youra menatap Maxime begitu intens danpun Maxime yang kini juga tengah menatapnya kedalam kedua iris mata Youra.

Maxime menyadari ada yang berbeda dari Youra. Saat tiba-tiba saja ia melihat dengan jelas garis buah dada Youra. Terlebih saat bagaimana satu tangan mungil Youra meremas pinggang rampingnya.

Youra puas, saat Maxime sudah masuk kedalam jeratannya. Namun, buru-buru Maxime membuang muka, ia membawa jemari tangan Youra ke wastafel di depannya dan ia bersihkan jemari itu dengan air yang mengalir. "Kau harus berhati-hati. Aku tidak ingin kau terluka. Duduklah dan tunggu sebentar lagi," perintah Maxime tanpa mau menatap Youra.

Sempiternal ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang