Pajak wajib vote dan komen ⚠️
...
Bunyi alarm menghantam keras gendang telinga Youra. Dengan mata yang masih terpejam, gadis itu mencoba meraih sebuah jam alarm di dekat nakas samping ranjang.
Oh shit,
Ini masih terlalu pagi untuk Youra terbangun. Gadis itu kemudian mengerjapkan matanya berulang kali. Sekilas dengan samar ia dapat mendengar suara rintik hujan dari luar. Hawa dingin dan rintikan yang menenangkan tak mampu membohongi kemalasannya di pagi hari ini.
Sesaat indera penciuman Youra ikut bereaksi mengenali aroma ruangan yang tampak asing untuknya. Aroma bunga rosemary?
"Sejak kapan aroma ruanganku berganti menjadi wangi rosemary, aku memang suka wanginya, tapi aku tidak ingat jika aku kembali ke rumah. Karena seingatku wangi ruangku adalah lavender," Youra bergumam dengan suara serak khas orang bangun tidur, gadis itu masih bermalas-malasan memeluk selimut hangat di tubuhnya.
Perlahan hembus angin menggelitik kulit wajahnya, meski tubuh mungilnya masih terbalut dengan selimut tebal lembut seperti sutra. Namun, kain tipis yang membalut tubuhnya tak mampu menahan dinginya angin dari jendela yang sedikit terbuka.
"Ah, Sial ... aku sudah menduganya. Aku pasti lupa mengunci jendela. Pantas saja aku bisa mendengar rintik hujan dan harum dari petrikor," rancau gadis itu mengabaikan aroma asing maskulin disekitarnya. Dengan mengumpulkan sedikit kesadaran, Youra mencoba terbangun meski rasa kantuk masih menguasai dirinya.
Namun, niat gadis itu seketika terhenti, saat sebuah lengan kekar melingkari perutnya saat ini. Seperti memeluk?"Mau kemana?"
Youra membuka kedua matanya lebar-lebar begitu mendengar suara berat dan serak dari seorang pria yang kini tengah memeluk tubuhnya dari belakang. Kesadaran dan rasa kantuk Youra seketika lenyap begitu saja. Siapa?
Youra bergumam di dalam hati, gadis itu mencoba memandangi langit-lagit ruangan. Meski cahaya ruangan begitu remang, namun Youra sadar jika saat ini ia tengah berada di kamar yang begitu asing untuknya. Sebuah kamar sederhana dengan sedikit furniture di dalamnya. Warna grey dengan sedikit ukiran kayu, kamar ini terlihat begitu luas dan berkelas mewah.
Youra terdiam terpaku dengan keadaan yang masih sama. Tubuhnya masih bertumpu ditepian ranjang, dengan seorang pria yang masih memeluk nya dari belakang tampak begitu nyaman. Debaran dan jantung Youra tiba-tiba ikut bereaksi, pasalnya baru kali ini ia membiarkan seorang pria memeluknya seperti ini.
"Lee Youra ... aku bertanya kepadamu, kau ingin pergi kemana?" lagi dan lagi, suara pria itu berhasil mengintrupsi lamunan Youra. Gadis itu kembali dibuat terkejut oleh lelaki itu yang juga mengenal namanya.
Dengan merapalkan beberapa kali sumpah. Youra mengutuk dirinya berkali-kali. Kenapa ia bisa seceroboh ini dengan membiarkan bermalam dengan seorang pria yang tak di kenalnya. Youra menyesal, karena ia telah mabuk semalam. "Bodoh, mampus, dia tau namaku? Siapa? Suaranya sangat asing?" Youra mencoba mencari cara untuk keluar dari situasi ini. Ia tak ingin merusak citra keluarga.
Sekalipun Youra nakal karena sering bergonta-ganti pacar, namun ia tak pernah sekalipun membiarkan mereka menyentuhnya seperti ini. Bisa apa jika ayahnya tau, mungkin pria paruh baya itu akan membunuhnya detik itu juga.
Karena tak ingin berlarut dengan kebodohan dan kecerobohanya, Youra kemudian melepaskan diri dari jerat lengan laki-laki itu. Youra ingin berlari dan berharap dewi fortuna berpihak kepadanya. Namun alih-alih beruntung melarikan diri, lengan pria itu justru semakin kuat memeluk dirinya dari belakang.
"Aku bukan Lee Youra, kau salah. Jadi lepaskan aku," Youra mencoba mengelak identitas aslinya, suara gadis itu terdengar begitu gugup dan ketakutan, hingga membuat pria di belakangnya itu kini terkekeh tak kuasa menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal ✔️ [TERBIT]
FanficSekeras apapun Lee Youra menyakiti Maxime Parker, pria itu tetap mencintainya. Tak peduli bagaimana buruknya seorang Lee Youra, atau bahkan saat gadis itu sering berselingkuh darinya, Maxime akan tetap mencintainya. "Maxime Parker, kau itu bodoh ata...