...
"Kau dimana Max?"
"Di kantor, kenapa?"
"Aku melihat tunanganmu tengah mabuk bersama dengan seorang pria di club. Kemarilah Max sebelum pria itu berbuat sesuatu kepadanya."
"Kau yakin jika itu dia?"
"Ya ... tentu saja. Aku yakin sekali jika dia Lee Youra, tunanganmu,"
"Aku akan segera kesana dan pastikan dia baik-baik saja,"
"Max?"
"Ya,"
"Aku pikir kau harus tau ini, aku mendengar dari salah satu langgananku. Jika unanganmu Lee Youra, dia bersama dengan sahabatnya juga sempat memesan beberapa obatan terlarang darinya,"
Maxime memijit pelipisnya setelah menerima telvon dari sahabatnya. Yang tak lain adalah pemilik club dimana Youra tengah mabuk saat ini. Rasa pening tiba-tiba menyerang Maxime. Ia memejam dengan menyandarkan punggung lelahnya di bantalan kursi kerjanya. Tak lama Maxime kembali membuka matanya dengan menatap kelangi-langit ruangannya.
Kali ini apalagi yang tengah Youra lakukan. Setau Maxime hubungan mereka tampak baik-baik saja sebelumnya. Bahkan untuk beberapa jam yang lalu Maxime sempat membalas pesan terakhir dari Youra. Sesibuk apapun Maxime, ia akan selalu meluangkan waktunya sejenak untuk menghibur Youra.
Maxime memandangi ponselnya. Ia membuka satu persatu pesan terakhir yang ia kirimkan kepada Youra. Ia mencoba mencerna dengan baik ucapan terakhirnya.
Maxime Parker :
Bagaimana dengan makan malam?
Apa kau bosan?
Kau ingin makan dimana? Aku akan reservasi restaurant yang kau suka.Lee Youra:
Tidak perlu.
Aku hanya ingin makan Ramyeon buatanmu
Aku tunggu kau di rumah.Maxime Parker :
Ramyeon?Lee Youra:
Ya.Maxime Parker :
Baiklah. Ramyeon dan sebuah kencan.
Deal....
Maxime menatap Youra dengan kilatan kecewa. Ia mengamati penampilan gadis itu dari atas hingga bawah. Youra memakai pakaian minim dengan kain tipis. Gadis itu nyaris saja bertelanjang saat dress tipis itu menampakkan lekuk tubuhnya yang hanya sebatas seatas paha.
"Brengsek! Berani sekali kau menyentak gadisku!" umpat Brandon dengan mendekati Maxime. Ia mencengkram kuat kemeja Maxime dengan tatapan nyalang.
Maxime menyentak kedua tangan Brandon dari kemejanya. Ia menatap Brandon dengan tatapan tidak suka."Gadis?" tanya Maxime memastikan jika ia tidak salah dengar.
"Ya, kami berkencan," tukas Brandon.
Dengan reflek Maxime mengepalkan kedua tangannya mendengar itu. Namun sekuat mungkin ia berusaha menyembunyikan amarahnya. Maxime lebih memilih tak menggubris pria itu. Ia bukan tipikal seorang pria yang mencari keributan di tempat umum. Ia lebih memilih menarik pergelangan tangan Youra dan membawa gadis nakal itu untuk pergi menjauh dari tempat terkutuk itu.
Namun, Brandon menahan tangan Youra. Ia tak kalah kuat menarik tangan Youra dari cekalan tangan Maxime. Hingga gadis itu menghadapnya dan cekalan tangan Maxime nyaris terlepas karenanya."Hey! Siapa kau? Urusan kita belum selesai. Berani sekali kau menarik gadisku," ujar Brandon lagi.
Sungguh Maxime sudah muak, kepalanya mendadak sangat panas mendengar pria itu berkali-kali mengatakan tunangannya adalah gadisnya. Sebenarnya siapa yang gadis siapa? Ia menatap Brandon tak kalah sengit kali ini."Dia tunanganku!" tukas Maxime mencoba mengontrol emosinya kali ini. Sungguh rasanya ia ingin sekali menghajar pria itu karena telah berani menghalanginya, juga menyentuh Youra di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal ✔️ [TERBIT]
Fiksi PenggemarSekeras apapun Lee Youra menyakiti Maxime Parker, pria itu tetap mencintainya. Tak peduli bagaimana buruknya seorang Lee Youra, atau bahkan saat gadis itu sering berselingkuh darinya, Maxime akan tetap mencintainya. "Maxime Parker, kau itu bodoh ata...