16.Ardent

2.5K 319 44
                                    

...

Suara tepuk tangan terdengar riuh dari Ballroom hotel saat kedua pasangan yang sedang hangat diperbincangankan itu saling bertukar cincin.

Maxime Parker dan Lee Youra. Kini mereka resmi mengikat hubungan mereka dengan sebuah pertunangan. Youra masih mengamati bagaimana kini jemarinya tersemat sebuah cincin perak indah dengan kemerlap berlian di tengahnya. Tangannya masih berpaut dengan tangan Maxime yang kini dengan erat menggenggamnya.

Ditatapnya kini Maxime yang sedang tersenyum menyapa para rekan bisnisnya. Ada gelenyar aneh dari dalam diri Youra saat tangan Maxime masih menggengamnya dengan erat. Kemanapun Maxime pergi, Maxime tak akan melepaskan genggaman tangannya meski ia pergi hanya untuk sekedar menyapa para tamu undangan.

Pria itu benar-benar memiliki tamu udangan seakan sebanyak satu negara. Youra terheran sebanarnya Maxime itu manusia seperti apa. Dia terlihat tertutup namun sepertinya ia memiliki relasi hubungan bisnis yang luas. Lihat saja tamu undangan Maxime kebanyakan dari warga asing yang Youra sendiri tak mengerti bahasa dari mereka.

Maxime menguasai banyak bahasa. Jerman, Espanol, Jepang, Inggris maupun Cina. Youra sedikit kagum dan juga merasa sedikit menghindar darinya. Ia terlalu malu saat bertemu dengan para tamu undangan dari Maxime dari luar Negara. Youra hanya akan menanggapinya dengan sebuah senyuman dan anggukan saja saat mereka mencoba berkomunikasi dengan Youra.

"Ehmm," Youra berdehem saat Maxime tak juga peka dengan keadaan Youra. Saat ini Youra sangat lelah juga merasa bosan karena melayani tamu undangan dari Maxime yang tak kunjung ada habisnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Maxime khawatir.

Youra menggeleng, tangan kanannya terangkat dan memegangi perutnya. Bibir Youra mengerucut ke bawah menahan rasa kesal yang sedari tadi ia tahan. Maxime terkekeh melihat itu. Ia mengangkat wajah Youra untuk kembali menatapnya."Kau lapar?"

Youra tak menjawab ia membuang muka dengan wajah yang ditekuk dan terlihat masam. Maxime menghela nafas, ia membelai rambut Youra dengan lembut."Maafkan aku," ujar Maxime seraya menarik pergelangan tangan Youra."Kau ingin makan apa?Akan aku ambilkan," imbuh Maxime seraya menjauhi kerumunan.

"Jajangmyeon,"

Maxime menghentikan langkah kakinya, ia mengkerutkan keningnya dan menatap Youra yang kini tengah menggigit bibir bawahnya."Sekarang?

"Ya ... Sekarang, aku lapar sekarang bukan tahun depan," jawab Youra kesal, dengan angkuh ia bersedekap dan melepaskan cekalan tangan Maxime. Youra sengaja memilih makanan yang tidak ada di menu saat ini. Ia sengaja ingin mengerjai Maxime. Dan juga ia ingin tau bagaimana reaksi Maxime menanggapinya.

Maxime meraih ponselnya, lalu terlihat ia sedang berusaha untuk menelvon seseorang."Pesankan aku satu ... "

"Aku ingin kau yang mencarinya untukku. Aku takut bisa saja orang yang kau suruh itu memesan makanan yang tidak higienis untukku atau bisa saja ia akan meracuniku," sela Youra.

Maxime kembali menghembuskan nafasnya dengan pelan. Ia menatap Youra dengan dalam."You ... "

"Kenapa? Kau tidak mau?" Youra menyela lagi.

"Bukan begitu You,"

"Lalu?"

"Baiklah .... Aku yang akan mencarinya untukmu. Oke, jangan marah lagi," tutur Maxime mencoba merayu Youra selembut mungkin. Ia membelai sebelah kanan pipi Youra dengan jemarinya.

Youra menahan mati-matian untuk tidak tersenyum. Ada kepuasan tersendiri dari dalam hatinya setelah melakukan itu kepada Maxime. Ia tersenyum miring setelah berhasil sedikit mengerjai Maxime, hanya sedikit belum lebih."Cepatlah," jawab Youra sedikit ketus.

Sempiternal ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang