32.Avenoir

571 75 13
                                    

...

"Kami akan mengatur ulang jadwal operasi untuk anda, ada masalah dari pendonor anda sebelumnya, kami berharap anda bersabar, kami akan melakukan semaksimal mungkin untuk kesembuhan anda,"

Maxime meremat dengan kuat dadanya saat rasa nyeri tiba-tiba menyerangnya, pemuda itu menatap pilu gadis yang ia cintai memeluk raga pria lain di depan matanya.

Pemuda itu berusaha sekuat mungkin menahan isak tangisannya. Maxime merendahkan tubuhnya, saat rasa sesak terasa menggumpal di dadanya. Kini rasa sakit itu perrlahan menjalar hingga kerongkongannya. Maxime seperti tercekik, ia tidak sanggup lagi, namun ini adalah pilihannya, pemuda itupun kemudian mengedahkan wajahnya untuk menatap langit kosong di atas sana.

"Tuhan, jika memang ini waktunya, jika memang kau menginginkannya, kau berhak mengambilnya. Tapi, bisakah aku menukar rasa sakit ini dengan kebahagiaannya? Rasa bahagia yang aku miliki karena memilikinya, jangan biarkan dia menanggung lara dari apa yang ku derita, bisakah .... "

Maxime terguncang, saat rasa panas menyengat retina matanya, pandangan pemuda itupun perlahan mengabur, namun Maxime tidak mau menyerah, ia berusaha keras menengadahkan kedua telapak tangannya ke atas untuk berdoa.

"Kau menghapus namaku dari hatinya?"

Hingga akhirnya, satu hantaman kerasa memukul kencang tubuhnya. Pandangan Maxime menjadi kosong, pemuda itu kemudian terjatuh tak sadarkan diri, di sebuah tempat yang tidak pernah Youra ketahui.

DEG

"Aku mencintaimu ... Aku mencintaimu kak,"

...

"Apa kau bahagia?"

Aliaster tak langsung menjawab, satu bulir airmata merembes dari pelupuk matanya. Yoongi gugup, pemuda itu menggenggam tangan Aliaster kuat-kuat, ia hanya bisa menunduk dalam diam ketika melihat Aliaster terbaring lemah menatap lampu menyilaukan di atasnya.

"Apa kau ingat saat terakhir kali kita makan ayam goreng di kedai kecil dekat pantai bersama Youra dan Mina?"

Yoongi kembali menatap Aliaster saat pemuda itu tiba-tiba bersuara dan mengenang kisah mereka saat dulu bersama-sama.

"Saat itu aku melihat Youra menangis. Iyaa ... aku yakin dia menangis meski saat itu kita sedang menertawakan Mina yang dengan bodoh menaruh saus di minumannya," ucap Aliaster lagi, pemuda itu kini menatap Yoongi dengan linangan airmata.

"Saat itu aku tau. Youra sedang tidak baik-baik saja. Ada luka memar di pipinya, tapi dia menyangkal jika itu karena kelalaiannya," Aliaster kembali menatap lampu di atasnya, meski menyilaukan, tapi Aliaster menjadikan lampu itu sebagai pusat dari bayangannya di masa lalu.

"Kenapa dia suka sekali berbohong kepadaku jika dia baik-baik saja, padahal waktu itu aku tau semua itu adalah ulah dari ayahnya,"

Yoongi sendiripun sedikit terkejut ketika mendengar cerita itu dari Aliaster, meski ia tau hubungan Youra dan ayahnya tidak baik-baik saja, namun Aliaster lebih tau segala hal tentang Youra daripada dirinya.

"Kak," Aliaster menggantungkan kalimatnya saat kembali teringat akan panas tubuh Youra yang dengan erat memeluk tubuhnya. Gadis itu bahkan berbisik sesuatu ke telinganya.

"Aku mencintaimu, kak. Bertahanlah untukku ... Aku tidak ingin sendiri ... Aku tidak ingin kehilanganmu,"

Aliaster menangis, ia menutup wajahnya dengan satu lengan kanannya. Kata-kata Youra benar-benar menggetarkan hatinya, sakit sekali jika mengingat kata-kata itu ia dengarkan dari gadis yang sebenarnya paling ia inginkan di dunia ini. Namun, nyatanya kata-kata itu bukanlah untuk dirinya.

Sempiternal ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang