Bintang menitikkan air matanya ketika ia berhasil mengubah Arjuna yang burik macam orang pecandu yang suka sarungan dan nongkrong di gubuk menjadi seorang pria muda sesungguhnya. Lengkap dengan model rambut kekinian dan pomet andalannya. Tak lupa jas mengkilap yang baru dibeli kemarin, tentu saja dengan diskon atas nama Xuhao.
Omong-omong soal Xuhao, Juna jadi nervous parah selepas kelancangannya kemarin. Mereka tidak bicara lagi setelah keluar dari ruang ganti, dan entah Hao menyadari atau tidak, Jun sedang mati-matian menghindarinya. Mungkin tidak sadar atau mungkin juga tidak peduli hahah.
Jonathan memberikan sentuhan terakhir dengan menyemprotkan minyak wangi di bagian tertentu yang katanya menjadi daya tarik.
"Hm... lumayan," kata Jon melihat tampilan Jun.
"Ini nggak lumayan Jonathan, ini adalah masterpis! Lihatlah hasil karya kita berdua ini, hoho, mari kita buka salon!" teriak Bintang.
Jon beringsut menjauh. "Sinting."
Juna mengatur pernafasannya yang agak terganggu. Kadang kalau teringat Xuhao dia mendadak sesak nafas dan mau mengubur diri. Sial, bodoh sekali kau Arjuna. Jon menepuk punggungnya.
"Tenang, bodoh itu sudah jadi hal yang lumrah," katanya.
"Hah?"
Tak mengatakan apapun, Arjuna digiring keluar rumah. Kali ini dia dandan di rumah Jon, karena tempatnya lebih luas dan punya halaman depan yang bisa dibuat cuci mobil. Mobil hitamnya sudah menunggu diluar, tentu saja sudah dalam kondisi kinclong, bersih bening seperti tanpa kaca. Bintang memberikan tepukan motivasi selagi Juna mengatur nafasnya lagi.
"Lo udah tau jalan rumahnya?" tanya Bintang.
Arjuna menggeleng. Kemarin Xuhao cuma memberinya secarik kartu kecil berisi alamat rumah yang tak pernah Jun dengar sebelumnya. Berbekal google map, dia akhirnya berangkat menuju rumah Xuhao sesungguhnya.
Jam sudah menunjuk pukul 7 lewat 5. Acara dimulai jam 8. Mungkin waktunya cukup untuk mencari keberadaan rumah Xuhao. Ia menempelkan hapenya di alat penyangga lantas fokus mendengarkan mbak-mbak si penunjuk jalan. Tak lama ada notif masuk.
Juna, jemput gue dong
Arjuna mengernyitkan dahinya. Siapa pula ini yang seenak jidat minta antar jemput? Emangnya Juna ojek apa?
Siapa ya
Sinta
"Eh? Sejak kapan dia punya nomer gue?"
Juna belok ke kiri, ke jalan gelap tanpa gang dan penunjuk jalan, sepenuhnya dikelilingi pepohonan rimbun. Kemudian ponselnya malah berdering. Sialan, kenapa lagi si Sinta ini.
"Hal-"
"Anjirlah, gue lagi nyetir nih!"
"Santuy dong, ga usah ngegas! Eh btw, jemput dong hehe..."
"Sejak kapan gue bisa santuy sama lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson To Learn | Junhao[✔]
Fanfiction"Sudah cukup? Sudah selesai menggurui saya? Nah sekarang, giliran saya yang akan mengajari kamu." "L-lo mau apa bangsat?" "Yang pertama. Belajar diam." "Woi woi wOI--" Arjuna bukan ingin jadi guru. Tapi karena tuntutan kehidupan, maka ia harus punya...